9.

436 31 10
                                    

"Tuh. Si ikan buntel ngape?" Tanya Bryan pada angga. Angga mengangkat bahunya tak tau.

"Woe. Gila lu yah. Senyam senyum sendiri" Ujar Bryan pada rakha.

"Apaansi. Gue tuh lagi chattan sama cewe" Balas rakha yang masih berkutat dengan ponselnya.

"Nggak salah tuh. Kemaren aja nembak si natasya cuma bertahan 1 menit, terus ini bertahan berapa lama?" Remeh Bryan.

"Sedetik bry" Sahut angga sambil terkekeh.

"Awas aja kalo sampe gue jadian dan hubungan gue bertahan sampe sebulan. lo, lo harus traktir gue" Ujar rakha menantang.

"Ogah, mending uangnya gue pake buat traktir bebep vania" Timpal bryan.

"Uuu. Bilang aja lo takut" Cibir rakha.

"Eh. Gue mah yang pasti pasti aja nggak kayak lo hobinya ngayal" Ujar Bryan.

"Semerdeka lu bry" Balas rakha malas.

----

"Hai van" Sapa Bryan saat sudah berada didepan kelas vania.

Vania pun tersenyum "Hai"

"Yuk ke kantin" Ajak Bryan menggandeng tangan vania. Vania menurut lalu mengikuti Bryan.

"Heran gue, kalo nggak Arnold, Bryan yang kesini" Ujar Gita geleng-geleng kepala.

"Wajar kali git. Kan mereka pacarnya emang lu jomblo lumutan" Sahut alvi.

"Etdah. Gue jomblo juga karena author nya belum kasih gue pasangan" Kesal Gita.

"Sabar" Ceketuk Sofia, alvi terkekeh.

Sesampainya dikantin vania dan Bryan sengaja memilih meja terpisah dari kawan kawannya.

"Kamu tunggu sini. Aku pesen dulu" Ujar Bryan lalu pergi memesan makanan.

"Oh. Ini. Cewek baru seorang Bryan" Cibir seorang perempuan dari arah samping dengan gaya meremehkan dan masih bisa didengar oleh vania.

"Nggak nyangka tipe Bryan kayak begitu" Sahut temannya.

"Jauh banget dari lu ra" Timpal temannya lagi. Perempuan itu menyunggingkan bibirnya. Lalu mereka tertawa meremehkan.

Bryan pun datang membawa dua mangkok bakso dan dua es teh manis.

"Kamu kenapa van?" Tanya Bryan lembut melihat raut wajah vania kini terlihat masam.

"Nggak papa" Sahut vania cepat sambil menggelengkan kepalanya. Bryan mengangguk lalu mereka makan.

Bryan terkekeh membuat vania yang sedang makan mendongak kearahnya.  Vania mengerutkan keningnya bingung.

"Kalo makan tuh pelan pelan" Ujar Bryan seraya mengelap pipi vania yang terdapat saos menggunakan ibu jarinya. Membuat rona merah dipipi vania muncul dan jadi salah tingkah.

Bryan pun tersenyum simpul melihat salah tingkah vania yang tampak menggemaskan.

Setelah selesai makan mereka pun kembali ke kelas karena belum masuk akan segera berbunyi.

"Belajar yang bener yah" Pesan Bryan pada vania sambil mengacak acak rambut vania dengan gemas.

Membuat yang empunya kesal sekaligus senang. Vania mengangguk sambil masuk kedalam kelas. Menyembunyikan semburat merah di pipinya.

"Ekhem" Dehem Gita.

"Ekhem.. Khem" Dehem Sofia menggoda.

"Apaan si kalian" Ujar vania salah tingkah.

Kisah Cinta Arnold - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang