1

67 8 4
                                    

Seorang gadis berkulit putih pucat sedang berjalan sembari menjinjing sesuatu di tangannya. Sebuah keranjang berisikan bunga-bunga cantik yang ia petik dari kebun bunga milik seorang Lady di London. Tapi bukan hanya bunga saja yang ada di keranjang tersebut, melainkan terdapat beberapa roti disana.

Pangeran Nicholas segera membuyarkan pandangannya saat sang ajudan memanggilnya.

Sang ajudan dengan kudanya mendekati pangeran, "apa terjadi sesuatu pangeran?"

"Tidak, tidak ada apa-apa. Ayo lanjutkan." Ucap sang pangeran dan dengan begitu ia beserta pasukannya kembali meneruskan perjalanan menuju istana.

Kini pangeran beserta pasukannya sampai di kastil. Pangeran Nicholas sedang menghadap sang ratu, Ratu Charlotte Mountbatten.

"Your Majesty, aku sudah mengunjungi kota." Ucap pangeran Nicholas.

Terlihat ratu dengan ujung bibirnya yang berkedut, "anakku, yang berhadapan denganmu ini adalah ibumu sendiri. Pun disini hanya ada kita berdua, kau tidak perlu memanggilku seperti itu."

Pangeran Nicholas terkekeh,"ah iya aku lupa, kupikir Tuan Dashwood si penasihat, ada disini."

"Baiklah, lalu apa kau sudah mendatangi butik Bovary?" tanya ratu.

"Sudah, dia bilang gaun milik Beth dan yang lainnya akan di kirim dua
hari lagi." Papar pangeran Nicholas.

Tiga hari lagi akan digelar pesta dansa di kastil kerajaan London. Pesta dansa kali ini dipastikan akan di hadiri oleh banyak bangsawan serta para ton. Sebenarnya Sang raja dan ratu ingin menggelar pesta tersebut semeriah mungkin, sebab putra mahkota beserta adik perempuannya yang belum juga menemukan pasangan. Bahkan beberapa hari ini, raja terlalu sibuk mengurusi beberapa urusan kerajaan agar sudah selesai sebelum pesta dansa digelar.

Putri kerajaan London sudah melewati masa debutnya. Maka sudah seharusnya kakak beradik itu menemukan pasangan sekali seumur hidupnya.

***

"Nicholas! Buka pintunya,ini aku." Seseorang menggedor pintu kamarnya dengan kasar, seseorang adalah adiknya sendiri, Bethsheba Mountbatten.

Membuka pintu kamarnya, sang putri pun langsung memasuki kamar kakaknya dan duduk di tepi ranjang.

"Apa kau berniat untuk kabur di pesta dansa tahun ini?" tanya Beth dengan ceplas-ceplos.

"Kau memang putri yang nakal. Jika benar kau kabur pada tahun ini, maka raja dan ratu akan tak segan mengurungmu hingga ada yang sudi untuk mempersuntingmu." Ledek pangeran Nicholas pada adik semata wayangnya.

Beth membuat ekspresi muka mencemooh, "oh ayolah, aku tahu kau juga tidak ingin dinikahkan oleh para putri atau bangsawan secara paksa, bukan?"

"Aku tahu aku akan membuat ayah dan ibu kecewa sebab aku belum juga memiliki pasangan," Sang pangeran merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Tapi setidaknya untuk hadir disana nantinya akan  membuat citra kerajaan kita semakin baik. Kau tahu sendiri, kita sudah cukup banyak mengacau." Papar Nicholas.

Beth berdiri dari duduknya menatap kakaknya sebentar dan berjalan menghampiri meja kerja pangeran. Mengambil sebuah kertas kosong dan juga pena. Ia mulai menuliskan sesuatu diatasnya.

"Kau sedang menulis apa?" tanya pangeran yang kini menghampiri putri Beth.

"Aku ingin membuat surat untuk Laurie. Kau tahu, sekarang aku berpikir tidak ada salahnya untuk menuruti kemauan orang tua kita. Pesta dansa?" Alisnya menukik naik. "Baiklah sepertinya aku akan menginjak salah satu kaki pangeran nantinya." Sambungnya.

Ucapan Beth yang berhasil membuat pangeran terkejut dengan dua alasan, satu karena ia terlalu mendramatisir ucapannya dan kedua, kali ini Beth akan menghadiri pesta itu. Mengingat sudah berapa banyak Beth kabur dari pesta dalam setahun ini.

"Kau yakin? Dan untuk apa kau menulis surat untuknya?"

"Tentu saja, dan aku memberitahu nya bahwa aku tidak akan ikut serta kabur juga ia harus datang menggunakan pakaian seharusnya. " Ucap Sang putri sambil tersenyum.

"Itu bagus. Tetap menjadi putri yang taat aturan maka kau akan lebih sering diberi kebebasan berjalan-jalan keluar dari istana." Ucap Nicholas dengan mengedipkan sebelah matanya

"Begitukah?" Beth memiringkan tubuhnya menghadap Nicholas.

Dan Nicholas hanya membalasnya dengan anggukan.

***

Maaf ya ini aku gabut cz self quarantine gone wrong for me. Coba-coba bikin historical romance ☺️

Timothée Chalamet as Prince Nicholas on multimedia

-Tbc-

Two Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang