Pesan

46 3 5
                                    

Kenapa kau memilihku, untuk kau jadikan boneka percobaanmu, Naff?

Tidak-tidak. Berhenti berprasangka buruk tentangnya.

Makanya, kenapa tidak kau beritahu saja aku, maksud dan tujuan datang beserta pergimu. Biar aku nggak menduga-duga lagi. Biar aku tahu keadilan rasa itu ada.

Pada hari itu, entah tanggal berapa aku lupa mencatatnya, aku melihat lebih dari sosok Naff. Yang awalnya adalah teman kelasku, pada hari itu sedikit label baru untuknya; "Naff, yang menyukaiku." Lucu. Aku yang nggak tahu apa-apa akan selalu menyangkal tentangnya.

Seiring waktu berlalu, Ia mulai berani menggangguku. Melempar apapun yang dia punya, supaya aku melihatnya. Iya, dia memang selalu lucu. Mulai berani mengirim pesan yang bukan tentang pelajaran. Ini mengejutkan, aku jadi dibuat deg-degan.

Tapi sekarang sudah lupa rasa deg-deg an karena dia itu gimana.

Sampai berjalan lebih dari 4 bulan, dia tetap menggangguku. Bedanya, aku memberi respon baik untuknya. Ku rasa aku jatuh cinta lagi. Dengan seseorang yang selalu menggangguku setiap hari. Aku jadi merasa punya pacar. Padahal kami bukan siapa-siapa. Berlebihan banget, ya? Haha, maaf.

Mungkin ini awal mulanya. Rasa baru yang buat semuanya jadi ribet. Harusnya aku nggak perlu merasa memiliki. Harusnya aku nggak perlu merasa se-terbiasa itu. Biar pas dia nggak ganggu lagi, aku jadi nggak merasa aneh.

24 maret 2019. Hari terakhir dia menggangguku. Seharusnya aku merasa bebas, kan? Tapi enggak. Karena aku udah merasa terbiasa, yang aku rasakan lebih ke sedih.

Aku nggak punya pacar lagi. Padahal emang dia bukan pacarku. Aku jadi nggak ada yang ganggu lagi, padahal ganggunya dia moodbooster sekali.

sampai 24 maret 2020 pun, aku masih menganggap bahwa aku kehilangannya. Namanya akan selalu ada dalam kepala, pun dengan bentuk wajah hingga cara dia melangkah.

Sudah berjalan satu tahun. Harusnya aku bisa lupa. Tapi nggak gampang, karena setiap hari pun masih jumpa. Bedanya aku bukan siapa-siapanya lagi.

Dengan begini, aku akan berusaha mengubah pandanganku tentangnya. Dia adalah temanku, bukan apa-apa yang berhubungan buruk dengan masa laluku. Kita adalah teman lama yang tak perlu lagi betatap muka untuk sekedar bertegur sapa.

Semoga dengan ini juga, aku dibuat sadar. Kalau sesuatu yang memang harus dilepaskan itu tidak bisa ditahan-tahan lagi. Sesuatu yang justru akan menyesakkan dan menjadi beban.

Semoga ini cerita terakhir yang melibatkanmu, Naff. Maafkan aku sudah selalu lancang menyertakanmu dalam setiap apa yang ku tulis.

(1/2)

Pesan SingkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang