tiga.

91 16 4
                                    

Adria membuka benda tipis berwana silver itu di atas mejanya, jemarinya dengan lincah menekan huruf yang berada di atasnya

Bulan Purnama
Super Moon
Pink Moon
7 April 2020

Adria mengecek kalender yang terdapat di mejanya; 7 April. Malam ini.
Adria bergegas keluar menuju balkon kamarnya dan menatap langit. Tampak sebuah lingkaran sempurna yang begitu terang ditemani beberapa bintang di sekitarnya. Merasa cukup memandangi bulan tersebut, Adria pun masuk dan bersiap untuk tidur. Namun tentu saja ia tidak bisa tidur, memikirkan siapa yang akan menjadi penyelamatnya. Tentu Adria berharap itu adalah Yeri atau June, kedua teman dekatnya, dengan begitu tidak akan menjadi hal sulit baginya untuk selalu berada di dekat mereka.

***

Pagi itu Adria berangkat ke kampus, rencananya sudah ia pikirkan dengan matang semalam. Ia akan duduk di kelas seperti biasa, menunggu Yeri atau June untuk datang dan menatap mata mereka. Selesai. Hah rencana yang mudah, pikir Adria.

Adria duduk di barisan depan seperti yang biasa ia lakukan, ia menghindari kontak mata dengan teman-teman sekelasnya, matanya tertuju pada layar ponsel sambil terus mengirim pesan ke dalam grupnya. Meminta kedua temannya untuk cepat datang.

"Iya gue udah di depan kelas nih"
Satu pesan yang dikirimkan oleh June membuat Adria merasa lega dan segera mengarahkan pandangannya ke arah pintu. Ia dapat mendengar langkah kaki semakin mendekat

Satu...
Dua...
Tiga!

Adria mengangkat wajahnya, manik matanya bertemu dengan mata coklat yang begitu dalam. Hanya sekilas, namun bagi Adria terasa waktu berhenti berputar. Adria mengerjapkan matanya, ia baru tahu ada mata seindah itu, atau mungkin ini efek karena terlalu lama memandangi bulan?

 Adria mengerjapkan matanya, ia baru tahu ada mata seindah itu, atau mungkin ini efek karena terlalu lama memandangi bulan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adria disadarkan oleh suara yang berasal dari depan pintu kelas
"Woy dri. Nih gue udah sampe. Kenapa sih lo tumben amat pagi-pagi nanyain gue di mana"
Adria yakin betul bahwa itu adalah suara June. Tanpa menanggapi temannya itu, Adria segera berputar dan tatapannya mengikuti seseorang yang sekarang sedang duduk di barisan belakang sambil melepas masker hitamnya. Jung  Chanwoo. Adria mengacak rambutnya, kenapa harus Jung Chanwoo????? Jangankan dekat, berbicara dalam kelas saja tidak pernah. Adria mengutuk dirinya dalam hati,

Kenapa sih rencana gini aja bisa gagal?

"Adria halooooo" June melambaikan tangannya di depan wajah Adria

"Eh gapapa Jun, nanti Yeri dateng kita ke kantin ya gue laper" jawab Adria

"Tumben" gumam June

Sambil menunggu Yeri datang, Adria tidak berhenti berpikir bagaimana caranya dia bisa selalu dekat dengan Chanu? Satu, ia belum pernah berbicara dengannya. Dua, Jung Chanwoo adalah penyiar radio kampus yang tentu saja mahasiswa populer dan memiliki banyak penggemar. Tiga, bagaimana caranya agar kedua temannya ini tidak curiga dengan usaha Adria untuk mendekati Chanu.

Lamunannya terpecah oleh suara June
"Tuh Yeri udah dateng, ayo ke kantin. 15 menit lagi masuk nih jangan sampe telat"
dengan begitu mereka bertiga menuju ke kantin.

Adria berdehem untuk melegakan tenggorokannya
"Guys, gue mau ngomong sesuatu"

"Apaan dri? Serius amat pagi-pagi" balas Yeri

"Lo gabawa duit ya dri?" jawab June sambil mengunyah sarapannya

"Gue...... suka sama Chanu" gumam Adria pelan.
June hampir saja menyemburkan makanan yang ada di dalam mulutnya, sementara roti yang sedang dipegang oleh Yeri pun terjatuh.

"Chanu Jung Chanwoo yang penyiar itu?!" tanya Yeri kaget.

Adria mengangguk
"Gue mau nyatain perasaan gue hari ini"

timelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang