"Adria, lo yakin?"
Yeri memicingkan matanya sambil menatap temannya itu dengan tatapan tidak percaya. Kepalanya pusing lantaran temannya, Adria, nekat ingin menyatakan perasaannya pada lelaki yang ia taksir."Yakin lah! kalo ga dicoba gimana mau tau hasilnya?"
Adria berbicara dengan yakin sambil mengangguk. Yeri hanya menggelengkan kepalanya, berharap temannya ini hanya bercanda."Jun kasih tau nih temen lo" lanjut Yeri
June hanya tertawa,
"Ya biarin lah temen lo lagi kasmaran, jangan aja ntar patah hati terus nyalahin kita. Yaudah sana samperin, kalo ada apa-apa telpon aja ya gue nongkrong dulu di tempat biasa""Lah kalo Adria cabut, lo nongkrong, terus gue balik sama siapa?"
"Sama abang aja neng sini nongkrong dulu" goda June dengan tatapan genitnya
"idih ogah!" Yeri memukul tangan June, tapi nyatanya gadis itu mengikuti June ke tempat togkrongannya.
***
"Bro, ada yang nungguin lo tuh di depan"
"Siapa bang?"
"Ya mana gue tau, udah nungguin dari tadi pas masih siaran. Cewe baru?"
"Yaelah kaga bang, emangnya gue playboy?"
Jung Chanwoo, atau biasa dipanggil Chanu oleh teman-teman dekatnya, melangkah keluar studio untuk menemui gadis tersebut. Dalam hati ia bertanya-tanya, rasanya ia tidak memiliki janji dengan siapa pun, atau jangan-jangan gadis ini salah satu fans militannya? Tidak bisa dipungkiri, seorang penyiar radio kampus seperti Jung Chanwoo tentu saja memiliki banyak penggemar kan?
"Maaf, cari siapa ya?" Chanu bertanya pada gadis yang sedang duduk di ruang tunggu studio.
"Eh iya, anu. Nyariin lo" gadis itu menjawab sambil menggaruk kepalanya yang tentu saja sebenarnya tidak gatal.
"Siapa ya? Kayaknya gue gaada janji deh, kita kenal?"
"Oiya kenalin, gue Adria. Kita sekelas kok" gadis itu mengulurkan tangannya untuk bersalaman
"Adria??? Maaf ya gue ga inget. Ada apa ya? kita ada pairing tugas matkul apa gimana nih?" dengan canggung Chanu menjabat tangan Adria.
"Gaada kok, gini..... gue suka sama lo"
Mata Chanu membulat, terkejut. Memang bukan kali pertama ada wanita yang menyatakan perasaannya tapi tetap saja ini bukan hal yang biasa.
"Hah? Gimana maksudnya?"
"Iya. Gue mau deket sama lo, boleh?"
Chanu semakin bingung, ditambah lagi skarang Adria menatapnya dengan tatapan penuh harapan.
"Yaaaa.... gimana ya--"
"Atau gini aja, kalo kita setiap hari pulang bareng boleh? Kan jadwal kuliah kita sama"
"Gue kan ada siaran? Lagipula daripada lo buang-buang waktu mending lo lupain aja hari ini pernah terjadi"
"Gue tunggu lo sampe selesai siaran. Kayak hari ini"
Kalimat terahir dari Adria menyadarkan Chanu, membuatnya mengecek jam yang ada di layar ponselnya.
17:00
Tentu saja ini masih sore, tapi kelas mereka sudah selesai dari jam 1 siang tadi. Apakah gadis ini benar-benar menunggunya sampai selesai siaran? Aneh. Namun sebagai seorang lelaki yang memiliki sopan santun, akhirnya ia pun mengiyakan ajakan Adria untuk pulang bersama at least untuk hari ini.
"Yaudah yuk, gue anter balik" kata Chanu sambil mengenakan jaketnya dan berjalan menuju parkiran motor.
Chanu mengulurkan tangannya, memberikan helm untuk Adria.
"Nih pake, nanti arahin aja ya jalannya ke rumah lo. Gue gatau"Adria menggeleng dan tersenyum
"Gausah, sampe sini aja. Rumah kita ga searah"Chanu semakin bingung, kalo ga searah terus ngapain ngajak pulang bareng?
"10 menit" kata Adria
Chanu menatap Adria dengan penuh tanya
"Dari studio ke sini, 10 menit. Berarti gue punya waktu 10 menit setiap harinya untuk ngobrol sama lo. Makasih ya, gue pulang. Sampai ketemu besok" kata Adria sambil berlalu meninggalkan Chanu yang terpaku kebingungan.
"Aneh" batin Chanu