Latihan

2.3K 78 29
                                    

Tawaran Fano yang kemarin pasti diterima sama Yasmine. Cewe mana yang berani nolak ajakan nya Fano.

Fano mengajak Yasmine untuk latihan dengannya di rumah Fano. Di bonceng pakai motor, di pakaikan helm sama Fano, dan disuruh pegangan di pinggang Fano. Itulah keuntungan Yasmine tadi.

Sekarang mereka berdua sudah ada di kamarnya Fano. Kenapa? Karena mereka mau latihan.

"Ini beneran kamar Fano?" Sudah berapa kali pertanyaan itu keluar dari mulut Yasmine.

Fano mengambil gitar yang sedari tadi di senderkan di temboknya. "Mau lagu apa?" Tanya Fano seraya duduk di pinggir ranjang.

Yasmine menengok ke arah Fano. "Fano mau nyanyi buat Yasmine?" Tanyanya antusias.

"Gak"

Yasmine duduk di sebelah Fano dengan jarak yang dekat. "Gak usah dekat-dekat" Ucap Fano.

Yasmine mundur lagi. "Fano beneran mau tampil bareng Yasmine?"

Jari-jari Fano mulai memetikkan senar gitar. "Hm" angguknya.

"Berarti.....Fano udah suka sama Yasmine?"

Fano menghentikan kegiatannya dan menatap ke arah Yasmine. "Lo mau gue suka sama Lo?" Tanya Fano yang langsung di jawab oleh anggukan Yasmine.

"Tampil bareng gue"




























"Bima" panggilan Anggika.

Bima menengok ke arahnya. "Iya?"

"Fano gimana? Gak marah?"

Kini mereka sedang mengistirahatkan diri dari latihannya.

"Kenapa lo nanyain dia?! Lo mau ikut-ikutan keluar dari band ini?!" Bukan Bima, melainkan Kenan yang berbicara ah tidak,lebih tepatnya membentak.

Bima dan Anggika langsung menatap ke arah suara itu. "Lo bisa gak, gak kasar sama cewek?!" Bima berdiri dan langsung mendorong bahu Kenan.

Kenan menatap Bima. "Lo temen gue kan Bim? Kenapa Lo belain dia?" Katanya nunjuk ke arah Anggika.

Bima mengatur nafas. "Karena lo udah kasar sama cewek gue" ucapan itu membuat Anggika terkejut.

Kenan tertawa miris melihat Bima. "Sinetron. Pertemanan kita hancur cuma gara-gara cewek"

Bima melangkah kan kakinya ke arah Kenan. "Gini ya bro, Jangan selalu nyalahin cewek, disini Lo yang salah, bukan gue apalagi cewek..." Bima meraih tangan Anggika. "...ayok pergi" mereka pun keluar dari aula dan meninggalkan Kenan.

Kenan meremas rambutnya karena frustasi. "Ah sial"

"Kalian mau ikut-ikutan keluar dari band hah?!" Mata Kenan melotot ke arah anggota band.

Semuanya langsung pada sibuk masing-masing, gak ada yang berani keluar dari ekskul band, karena susah untuk bergabung.



















Pernahkah kau merasa~
Jarak antara kita~

"Stop stop stop" Fano dengan cepat menghentikan Yasmine bernyanyi.

Yasmine menatap Fano bingung. "Kenapa? Suara Yasmine Kebagusan ya?"

"Suara Lo kok cempreng banget sih?!" Kata Fano sejujur jujurnya.

"Suara Yasmine bagus kok, buktinya aja Anggika sama Nathalia muji Yasmine"

Fano kembali mengalihkan pandangannya ke gitar. "Ganti lagu" suruhnya.

"Fano mau Yasmine nyanyi lagu apa?" Tanyanya.

Tiba-tiba Fano mulai memainkan gitarnya dan,

Aku yang minta maaf walau kau yang salah~
Aku yang menahan walau kau ingin pisah~
Karena kamu penting, lebih penting~
Dari semua yang ku punya~

Fano nyanyi? Di depan Yasmine?

Yasmine dari tadi menatap lekat wajah Fano yang sedang bernyanyi sambil memainkan gitarnya.

"Fano bisa nyanyi?" Tanya Yasmine setelah Fano berhenti memetikkan senar gitar.

Tok tok tok

Mereka berdua menengok ke arah pintu.

"Istirahat dulu sebentar, Tante bawain mie sama air putih" Tante Fiona masuk sambil membawa nampan yang berdiri 2 mangkok mie dan 2 gelas air putih.

"Iya Tante, makasih" ucap Yasmine.

Tante Fiona tersenyum. "Sama-sama, Tante pergi dulu ya" katanya lalu pergi keluar dari kamar Fano.

"Makan dulu" Fano menyingkirkan gitarnya.

"Yasmine gak laper" jawabnya.

"Ntar Lo sakit..." Fano mengambil mangkok mie. "...nih makan" suruhnya sambil menyodorkan mangkok tersebut ke Yasmine.

Yasmine mengambil mangkoknya dari tangan Fano. "Makasih Fano" katanya sambil smile eyes.

"Hm" dehemnya Sebagai jawaban iya untuk Yasmine.

Yasmine mulai memakan mienya, "Fano, ada saos gak?" Tanya Yasmine.

Wajah Fano terkejut mendengarnya. "Hah"

Yasmine mengerucut kan bibirnya. "Mie nya gak pedes, Yasmine kurang suka" katanya.

"Gue ambilin" Fano langsung beranjak dari duduknya dan langsung menuju ke dapur untuk mencari saos yang Yasmine minta.

Entah kenapa, kali ini Fano gak terusik sama perbuatan ataupun ucapannya Yasmine. Biasanya Fano risih sama Yasmine, tapi kali ini aura Yasmine hari ini berbeda menurut Fano.

Tak berapa lama, Fano kembali dengan saos di tangannya.

"Jangan banyak-banyak" katanya sambil menyodorkan saosnya.

Yasmine mengambil saos dari tangan Fano. "Fano khawatir kalo Yasmine sakit perut ya?" Tebaknya dengan senyuman lebar.

"Saosnya mahal" jawab Fano.

Yasmine mulai menaruh saos di atas mie dan mengaduknya dengan garpu. "Fano kok baik banget sama Yasmine?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Yasmine yang sedang di penuhi oleh mie.

Bukannya menjawab pertanyaan dari Yasmine, Fano malah membahas latihan nya. "Kalo udah habis, lanjut latihan"

"Fano gak makan?" Tanya Yasmine.

Tatapan Fano masih lurus ke depan. Gak nengok sama sekali ke arah Yasmine. "Udah kenyang"

"Beneran? Mau Yasmine suapin?" Yasmine menyodorkan garpunya yang berisi mie.

"Buat Lo aja"

Yasmine memakan mie nya lagi. "Fano kenapa gak suka sama Yasmine?" Tanyanya.

"Gue gak kenal sama Lo"

"Makanya ayok kenalan..." Yasmine menaruh mangkoknya di meja, lalu mengulurkan tangannya. "...Yasmine Irene, umur 18tahun, punya cita-cita jadi pacarnya Fano"

Fano tidak membalas nya, melainkan hanya menatap lekat Yasmine.













Segini aja ya:)

Babay

See you next chapter.....

VOMENT YA JANLUP!

My crazy girl [Revisi✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang