1. Awal Pertemuan Menyebalkan

28 5 0
                                    

Assalamu'alaikum wr.wb

Hai semuanya, ini cerita baruku. Semoga menikmatinya.

Selamat membaca❤️

Tatapan yang meneduhkan itu, membuatku enggan
mengalihkan pandangan pada
sekitar.

~Zeline Zakeisha

Alunan suara yang menggema syahdu, mengucap lantunan adzan Isya dengan merdu. Menghentikan langkah gontai gadis yang saat ini sedang dalam keadaan kacau. Ia meratapi sebuah masjid, yang selama ini enggan untuk di tapaki.

Mengendap-endap seolah maling yang ingin mencuri kotak amal, padahal ia hanya ingin melihat siapakah sang pemilik suara syahdu itu? Baru, baru kali ini, ia penasaran akan sebuah hal yang tak penting. Tersentuh dan tergerak lah hatinya, ketika alunan suara syahdu itu telah berakhir.

Zeline Zakeisha, gadis yang kerap disapa Eline dengan sejuta pesonanya membuat laki-laki manapun terpikat dengan auranya. Namun sayang, ia memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan wajah ayunya. Karena sebuah insiden masa lalunya yang membuat Zeline enggan untuk merubah dirinya.

Kini, Zeline duduk termenung di luar teras masjid. Menunggu keluarnya seseorang yang melantunkan suara indahnya ketika adzan tiba. Tanpa sadar, ia memejamkan matanya bersamaan dengan semilir angin yang berhembus kencang. Menenangkan seluruh raga dan jiwanya untuk beristirahat dengan sebentar, melepas semua beban dan penatnya yang ia rasakan.

Sebuah tepukan kecil dibahunya membuatnya mengerang kecil. Melanjutkan tidur nikmatnya, seolah-olah ia menganggap itu sebuah nyamuk yang lewat. Tepukan kali ini, semakin mengencang dan berkali-kali. Mengganggu waktu tidur nya yang amat nyeyak ini.

Tak ada pilihan lain, Zeline membuka sedikit matanya. Membulatkan matanya terkejut,
tak percaya melihat apa yang ada dihadapannya saat ini. Sebuah wajah tampan dengan tinggi semampai dan peci hitam yang melekat di kepalanya.

Hmm, seperti tukang marbot masjid kah ia?
Ah tidak, dia orang yang tadi ia lihat, ketika melantunkan suara syahdunya saat adzan. Ya, di ingat peci hitam itu.

Bagai pucuk dicinta ulam pun tiba, begitulah kata pepatah. Seperti ada sengatan magnet, mata Zeline tak mau lepas, menikmati wajah tampan nan teduh itu.

Sebuah tangan mengibas-ngibas di depan matanya, seketika membuyarkan fokusnya.
"Mba, mba ini udah engga waras? Saya panggil dari tadi kenapa melamun?" Tanya laki-laki itu datar.

Zeline mengerjap pelan, mengalihkan pandangannya pada arah lain. Berdiri untuk menyamakannya. Menetralisir detak jantung yang sedari tadi berdegup dengan kencang.

"Enak aja, saya masih waras kok. Saya kaget aja, lagi enaknya tidur dibangunin."

"Maaf sebelumnya mba, masjid kan untuk tempat beribadah bukan untuk tidur," ujar laki-laki itu dengan suara tegas.

"Iya, saya salah, maaf. Saya masih sekolah kelas tiga SMA loh mas, jangan panggil saya mba-mba," ujar Zeline dengan ketus.

"Loh, kalau begitu kita seumuran. Terus kenapa kamu bisa tidur dimasjid?"

Zeline bisu seketika. Masa iya, dia harus menjawab menunggu keluar nya, sang pemilik suara adzan syahdu. Bisa kepedean kan, dia.
"Tuh kan, kamu bener-bener udah ga waras. Dari tadi saya tanya melamun terus."

Love HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang