Beberapa pria berjas hitam berjalan memasuki area pekarangan milik keluarga kecil. Dengan sebuah pistol yang mereka kantongi di sebelah pinggang mereka masing-masing.
" hey harry! Ayo bayar hutang mu kawan!" teriak salah satu dari mereka. Seorang pria paruh baya membuka pintu tersebut dan terkejut melihat kehadiran teman lamanya.
" ini sudah lebih dari 5 bulan, harry. Jangan buat aku menunggu lebih lama lagi. Cepat bayar hutang mu atau kubunuh keluarga mu satu persatu" ancam pria dengan cincin batu akik yang tersemat di beberapa jari tangannya.
" Aku tau tujuan mu datang kesini bukan hanya untuk menagih hutang" sanggah pria bernama harry tersebut.
" ternyata kau tau. Bayar hutang mu dan berikan aku kalung itu, atau kubunuh keluarga tercinta mu." ancam pria itu lagi. Raut wajah harry mendadak berubah menjadi masam.
" ayah? Kenapa tamunya nggak diajak masuk?" suara lembut seorang wanita paruh baya yang baru saja kembali dari pasar mengalihkan fokus mereka. Pria yang di cap teman lama harry itu memberi kode kepada anak buahnya untuk menangkap wanita itu.
" hey, lepasin! Apa-apaan kalian ini?!" amuk wanita itu kepada dua orang pria yang memegang tangan nya. Ia terus memberontak karena kedua pria itu mencengkeram tangannya terlalu kuat. Harry tak bisa apa-apa saat melihat istrinya diperlakukan seperti itu.
"jangan ganggu istriku, jigar!" pinta harry kepada temannya yang bernama jigar itu. "kalau begitu berikan kalung itu harry!" jigar dan harry saling melemparkan tatapan tajam. Tersirat raut tak sabar dari masing-masing pria tersebut.
" lepaskan istriku terlebih dahulu. Baru ku ambilkan kalung itu" final harry. Jigar pun setuju lalu memberikan kode kepada anak buahnya untuk melepaskan cengkeraman mereka pada istri temannya itu. Terlepas dari dua pria berbadan besar, wanita itu pun berlari ke arah suaminya dan bersembunyi dibalik punggung kekar itu.
" ayo kita masuk ke dalam" harry menarik tangan istrinya lembut kedalam rumah lalu menutup pintu tersebut. "kuberikan waktu 2 menit kawan. Kalau kalung itu tidak sampai ke tanganku dalam 2 menit, akan ku bunuh keluargamu itu"
harry tak menggubris kalimat itu. ia menarik tangan istrinya menuju dapur dan menatap wajah indah itu dengan ketakutan.
" kamu, pergi lah sama anak-anak. aku bakal nyusul nanti" namun kata-kata itu dibalas gelengan oleh istrinya. tak sanggup melihat air mata yang mengalir, ia pun memeluk sang istri.
" aku janji bakal nyusul nanti. kamu bawa anak-anak pergi dari sini oke. jangan sampai kalung itu lepas dari key. ya sayang" wajah memelas dari harry membuat dunia Azra berputar. ia bingung dan ketakutan.
" ayah?"
kedua pasangan itu menoleh kearah sepasang anak mereka yang sudah tumbuh menjadi remaja yang cantik dan tampan.
" arkan, kamu bawa bunda, naura, sama key pergi dari sini oke. jangan sampe kalung yang di pake key jatuh ke tangan yang salah. ayah mohon"
" ayah, sebenarnya siapa orang-orang itu? ada apa sama kalung yang di pakai key? kenapa ayah suruh arkan bawa bunda dan adek?" dengan semua kebingungan arkan ia sedikit membentak ayahnya. 5 bulan lalu juga orang-orang itu datang ke rumah.
" ayah ngga bisa jelasin sekarang. yang penting kamu sama yang lain pergi dulu. nanti ayah nyusul"
" ngga"
arkan berjalan meninggal dapur dan menghampiri pria-pria yang sudah mengganggu ketenangan belajar nya.
" om ada perlu apa ya dengan keluarga saya?" tanya lelaki itu dingin.
sang ayah segera menyusul arkan dan menarik tangan anak sulung nya itu.
" anak yang berani. seperti ayahnya. hey nak! bilang sama ayahmu untuk bayar hutang nya! dan juga kalung yang dia curi dari kami"