ineffable - 1

63 4 0
                                    

"Pagi pa.." ku geser kursi kosong didepan papa untuk duduk

"Pagi sayang dimakan sarapannya habis ini kita langsung berangkat. Jakarta selalu macet"
Aku hanya mengangguk

"Ehh udah ada kia. Nih susunya nanti diminum yaa"
ucap mama lalu kemudian duduk di depanku tepatnya disamping papa

Jangan tanyakan dimana kakak ku. Sudah jelas jawabannya Dia pasti enggan untuk makan bersamaku.

Umurku dan kakak hanya berbeda 4 tahun. Saat ini dia sedang berkuliah disalah satu universitas di Jakarta

Sebelum kami memutuskan pindah ke Jakarta karena pekerjaan ayah, Kakak biasanya ngekos bersama temannya di dekat kampus. Berhubung kami membeli rumah di Jakarta dan letak rumah tidak terlalu jauh dengan kampus kakak, Dia akhirnya tinggal dirumah dan sudah tidak ngekos lagi.

Tapi tetap saja aku dan dia tidak pernah terlihat akur. Bahkan kemarin ia tak menyambutku dirumah ini. Entah apa salah ku kepadanya. Bahkan aku sudah sangat terbiasa tanpa ada kakak ku dan merasa aku hanya anak tunggal

Sebenernya aku bisa saja menanyakan kepadanya mengapa ia begitu enggan bahkan hanya untuk berbicara kepada adiknya. Tapi aku selalu ciut saat melihat tatapan matanya yang begitu menusuk.

××××××

"Tama ga sarapan dulu?" tanya mama kepada kakak yang saat itu terlihat melewati meja makan begitu saja

Aku yang mendengar perkataan mama itu reflek memutar badan ku. Untuk beberapa saat aku dan kak Tama saling berpandangan hanya sekitar 3 detik setelah itu aku memutuskan kontak dengannya

Aku terlalu takut melihat matanya yang selalu menatap tajam itu

"Tama hampir telat ma" jawabnya dengan begitu ketus

Padahal aku tau ia tidak pernah berbicara ketus begitu kepada mama. mungkin itu karena ada aku

"Tapi tam.." belum sempat mama melanjutkan ucapannya kak Tama sudah tak terlihat dibalik pintu rumah

"Sudah biarkan saja dia pasti makan bersama temannya nanti" kali ini papa yang berbicara untuk menenangkan mama

××××××

Ini adalah hari kedua aku dan mama di rumah ini. Aku baru dateng kemarin kerumah ini setelah mengurus kepindahan ku bersama mama di Bandung. Sementara pendaftaran sekolah baru dan lainnya sudah papa atur seminggu yang lalu

Setelah menyelesaikan sarapan aku dan papa berpamitan kepada mama dan meminta do'a nya agar aku cepat mendapatkan teman baru

Selama perjalanan aku melihat banyak sekali kendaraan bahkan beberapa saat mobil yang kita gunakan harus terhenti karena macet.

Jam masuk ku itu sekitar jam 7.15 sebenarnya ada waktu kurang lebih 20 menit untuk sampai sebelum bel masuk tapi tetap saja aku merasa tak tenang

🍃🍃🍃🍃

"Kia udah sampe nih" ucapan papa membuyarkan lamunanku

akupun melihat kearah gerbang yang diatasnya bertuliskan Elsity high school

"Kok Kia deg-degan yaa pa"

"Ayoo sayang semangat dong papa udah pilihin sekolah terbaik disini. Sekarang kamu masuk lalu tanya ruangan pak Rizal dimana oke?"

Aku mengangguk dan tersenyum kemudian menyalimi tangan papa dan keluar dari mobil

Akhirnya aku memasuki gerbang dan aku melihat pak satpam disamping kanan gerbang tepatnya di tempat pos satpam berada.

Ku hampiri pak satpam itu lalu kutanyakan ruangan pak rizal. Bapak itu pun mengantarkan aku ke ruangan pak Rizal

Tak lama setelah aku sampai di ruangan pak Rizal bel pun berbunyi. Aku mengobrol sebentar bersama beliau dan saat itu aku tau bahwa ia adalah wali kelas ku.

Aku masuk di pertengahan kelas 10 semester dua. Setelah beberapa saat berjalan melewati koridor kami tiba di ruangan kelas yang bertuliskan X-IPA1

Pak Rizal pun masuk terlebih dahulu lalu aku masih menunggu di ambang pintu

"Pagi anak-anak hari ini kita punya teman baru. Dia pindahan dari Bandung"
Saat pak Rizal berkata seperti itu tidak ada respon apapun dari penghuni kelas. Mereka hanya menyimak ucapan Bapak guru tersebut

"Kemari nak perkenalkan diri mu"

Aku langkahkan kaki ku memasuki ruangan kelas itu. Sebelum aku mengeluarkan sepatah kata, aku menghela nafas ku karena aku merasa sangat gugup.

"Hallo perkenalkan nama saya Azkia Citrani Meisha. Saya pindahan dari Bandung" ucapku sambil mencoba tersenyum

"Baik. kalian sudah tau namanya sekarang. Ada yang ingin di tanyakan?"

"Saya pak" seorang murid lelaki yang berada di pojokan kiri paling belakang mengangkat tangannya

"Iyaa kenapa sandi?"

"Nama panggilan kamu apa? Azki, Citra atau apa? Emm kalo terlalu rumit aku boleh panggil sayang aja?"

Huuuuu...

Seketika seisi ruangan X-IPA1 ricuh

"Ada-ada saja kamu"

"Bisma" tunjuk pak Rizal kepada salah satu murid lelaki yang sedang fokus membaca bukunya

"Saya pak?"

"kamu sebagai ketua kelas bantu perkenalkan tempat-tempat di sekolah ini saat istirahat nanti"

"Iya pak"

"Oke Azkia baiklah sekarang kamu duduk disampingnya Aura" tunjuk pak Rizal kepada salah satu tempat duduk kosong yang ada di baris ketiga pojok kiri ruangan

Akupun mengangguk lalu kemudian melangkahkan kakiku ke tempat yang telah disebutkan tadi

"Baiklah bapak akan kembali keruangan bapak. Sebentar lagi guru bahasa Indonesia akan datang. Jangan lupa literasi kalian lanjutkan"
Pak Rizal pun berjalan keluar dari ruangan kelas X-IPA1

"Iyah pak.." jawab semua murid serempak

Saat aku bersiap untuk membuka tas ku. Tiba-tiba ada seseorang yang menjulurkan tangannya didepan ku

"Hi.. Aku Aura"

Ku balas uluran tangan tersebut

"Ahh iyaa Azkia salam kenal" ku jawab sapaan nya dan tersenyum

"Semoga betah di sini yaa" balas nya

"Iyah aura terimakasih"

Tak lama setelah itu guru mata pelajaran bahasa Indonesia pun masuk. Dan pembelajaran pun segera dimulai

Tobecontinue..

Terimakasih sudah membaca
Kalo kalian suka sama cerita ini
Jangan lupa kasih bintangnya yaa

See you..

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang