Kim Taehyung

48 11 12
                                    

Orang-orang terdekatku tahu bahwa aku akan betah berlama-lama duduk dan menarikan jemari di atas tuts piano ketika emosiku sedang menyala. Jangan mengartikan emosi sebagai hal yang negatif, aku benar-benar tidak suka. Emosi adalah penggambaran perasaan yang dimiliki oleh manusia dan aku juga memiliki hal itu.

Aku akan memainkan nada-nada bertempo cepat ketika sedang kesal. Namun, tempo itu akan berubah mellow ketika aku sedang bahagia. Lain halnya ketika aku sedang bersemangat, maka tempo yang akan kumainkan lebih ceria. Dan tolong, jangan tanya tempo apa yang akan kumainkan jika sedang marah. Karena aku bukan manusia bodoh yang akan menghancurkan alat musik kesayangan hadiah dari Kim Namjoon—kakakku ini. Aku lebih ingin memukuli Jeon Jungkook, teman satu popok yang melihatnya saja kadang aku sudah kesal setengah mati.

Ah, maaf. Aku berbohong. Tidak ada yang tega memukul wajah baby face miliknya karena Jungkook terlalu menggemaskan. Semua orang tahu itu. Masa mudaku dibilang sangat bahagia. Bersama Jeon Jungkook dan Yoon Yerim, kami menghabiskan masa remaja dengan sangat sempurna.

Jeon Jungkook ahli dalam pelajaran seni, apalagi menggambar. Oleh karena itu, kami sering bertukar pekerjaan rumah. Aku dan Yerim akan menyerahkan buku gambar pada Jungkook dan sebagai ganti, aku akan mengerjakan seluruh pekerjaan matematika miliknya. Jangan tanya apa kemampuan Yerim. Sebagai satu-satunya gadis di antara kami, ia bahkan terlihat paling malas berangkat sekolah. Yoon Yerim termasuk temanku paling kaya. Ia sering melimpahkan pekerjaan rumahnya pada kami dan membayar dengan roti isi dengan topping yang kami pilih sendiri. Gadis bodoh yang baik hati, bukan? Akan tetapi, bukan karena simbiosis mutualisme Yerim mau berteman dengan kami, melainkan sesuatu yang disebut Erstwhile atau masa lalu—yang pedih—menurut kami.

Mari lupakan sejenak sejarah pertemanan kami, karena ada hal yang ingin aku sampaikan sebelum kalian membaca kisah-kisah ini.

Namaku Kim Taehyung, dan nada yang sedang kumainkan ini adalah nada paling sedih dan sangat terpaksa. Nada-nada dengan tempo yang tidak pernah kusukai, hadiah dariku untuk dua orang yang akan berdiri mengucap janji suci pernikahan mereka. Ya, aku dan nadaku yang harus mengiringi langkah awal mereka sebagai pasangan di hadapan pendeta.

***

Cek Ombak!

Ini FF BTS gue pertama.
Ada yang baca syukur, ngga ada juga gak papa, hiksss.

Btw, cerita ini mengusuk seluk beluk kehidupan remaja. Mulai dari membangkang, egois, dan lain2. Bumbu2 cerita cinta sudah jelas akan tersaji di sini.

Jadi, jika kamu menemukan cerita ini, jangan lupa tambahkan dalam daftar bacaanmu, ya. Klik bintang dan support gue dengan komen dan likes.

Gomawooo.

*Emaknya Jungkook dan Taehyung.

ErstwhileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang