Part 1. Laki-laki tampan

13.6K 1.3K 504
                                    

BLlove8

###

Oni. Siapa yang tidak mengenal dengan nama itu. Nama legendaris yang melegenda. Apalagi di dalam kisah perjalanan cinta teman-temannya. Berkat keberanian dan kepintarannya, semuanya mendapatkan cinta.

Kita tau Oni ini wanita yang memiliki gaya layaknya seorang laki-laki. Sebenernya Oni ini manis, tapi kemanisannya tertutupi oleh tingkahnya yang cuek dan ceroboh.

Ia masih seorang pelajar STM, dan masih memiliki kepribadian yang labil.

Cerita ini berlayar di tahun yang sama dengan MASA REMAJA KITA, 2006. Kala itu sekolahnya baru memasuki ajaran tahun ke dua.

Suatu pagi yang indah di hari yang cerah....

Oni berjalan seorang diri di jalan yang masih sepi kendaraan.

Pagi ini, ia harus mengikuti upacara bendera di sekolahnya. Namun waktu sudah menunjukkan pukul 7 lebih, sedangkan ia masih setengah perjalanan menuju sekolah. Dan jika itu siswa lain mungkin sudah lari bagikan dikejar guru matematika. Sedangkan ia? Masih berjalan santai, menikmati pagi yang indah nan cerah. Menghirup udara pagi bagikan sedang menghisap energi yang akan membuat tubuhnya kuat bak Power Ranger merah.

Padahal, di sekolahnya upacara sedang berlangsung dan bahkan kawan-kawannya yang memiliki tugas sebagai penjaga gerbang sekolah pun, sudah melaksanakan tugasnya. Sedangkan ia? Hanya Tuhan yang tau kapan ia akan tiba.

"Setdah. Sepi amat ni jalan, kek perasaan gue aja, sepi", Gumamnya seorang diri, berjalan santai. Bahkan jalan seekor sifut yang terkena asma pun lebih cepat dari langkahnya. Memang selambat itu dia membuat langkah.

Oni sudah terbiasa datang terlambat. Dan jikapun datang lebih awal, ia tetap akan memperlambat jalannya, agar datang terlambat.

Biar apa coba?

Katanya sih, biar keren.

Menurut pemikiran Oni; datang terlambat ke sekolah itu keren. Kenapa? Karena tidak semua orang mau melakukannya.

Itulah dia.

Setelah sampai sekolah, waktu sudah menunjukkan pukul 8.30.

Sudah tidak bisa lagi dijelaskan, bagaimana kondisi sekolah saat ia tiba.

Upacara bendera sudah lama usai dan bahkan sang penjaga gerbangpun sudah memasuki kelas, sedangkan dia? Dia baru saja datang.

Biar apa coba?

Biar keren

Hingga sang wali kelasnya, Pak Budi menyuruhnya untuk menemuinya di Ruang Guru.

Ia tidak menolaknya ataupun mengiyakan. Iya hanya melakukan apapun yang ia inginkan saja. Dan sekarang ia ingin datang ke ruang guru.

Biar apa coba?

Ia sudah sampai di depan ruang guru, namun pada saat sampai sana, ia malah melihat seorang laki-laki berdiri di depan ruang guru yang terlihat bingung.

Laki-laki itu terlihat tampan, tinggi, kulit putih dan ia memiliki mata yang inda, hitam, tajam dan pastinya tipe idaman wanita dengan segala jenis tipe.

Bahkan Oni sang raja jomblo, terpesona dengan ketampanan yang dimiliki oleh laki-laki itu.

Siapa tuh? Gretak dalam hatinya saat melihat laki-laki itu yang diperkirakannya masih sama dengan dirinya, seorang pelajar. Akan tetapi laki-laki itu tidak memakai seragam sekolah melainkan kemeja biasa.

Oni yang biasanya tidak peduli dengan laki-laki tampan. Karena baginya laki-laki tampan itu, kalo gak homo, ya berengsek. Itulah prinsip hidupnya. Namun kali ini ia bertolak belakang dengan prinsipnya.

Ia benar-benar mengaggumi laki-laki itu. Hingga ia melupakan bahwa, saat ini wajahnya terlihat bodoh. Mematung, menatap laki-laki itu dengan ekspresi bodoh.

Laki-laki itu yang menyadari kehadiran nya, menyapa nya. Namun Oni yang seperti sedang tenggelam dalam kebodohannya, tidak mendengar sapaannya.

Sayang sekali

Hingga tiba saatnya Pak Budi keluar ruangan, dan melihat anak didiknya sedang bengong, dengan keusialan seorang guru, menyentil kening Oni. Dan pada saat itu lah Oni terbangun dari sikap bodohnya.

"Pas giliran ada cowok ganteng, semangat banget disuruh ke ruang guru. Biasanya juga harus Bapak sendiri yang nyamperin kamu", celetuk Pak Budi sudah pasrah dengan perilaku murid didiknya yang satu ini, sambil menggiring kedua orang itu untuk masuk ke dalam ruangan, ke meja kerjanya di ruang guru.

Oni yang mendengar ucapan dari pak Budi hanya menanggapinya dengan tawa garing bagikan peyek yang penuh dengan taburan kacang, ditambah bumbu yang pas menambah cita rasa peyek.

"Hehe..."

Tapi jangan salah, tawa garingnya adalah barang langka yang ia jarang tunjukkan. Karna tawa garingnya adalah simbol rasa malu yang ia keluarkan akibat hal bodoh yang ia lakukan seperti barusan.

Bagaimana bisa dia begitu tertarik nya dengan laki-laki yang ada di depan matanya itu. Lantas, apa keistimewaan dari laki-laki itu di matanya?

"Kenapa baru dateng? Kamu tau kan, masuk kelas jam berapan?!," tanya Pak Budi mengintrogasi dirinya akan keterlambatannya masuk sekolah, hingga tidak mengikuti ucapara bendera, setelah duduk di mejanya, sedangkan ia dan laki-laki itu berdiri dengan hormat di depan mejanya.

"Tau Pak, jam 8 kan", Jawab Oni yang yang masih menujukkan ekspresi tenang, bahkan ia sempat melirik ke arah pria tampan yang tengah menunduk.

Mungkin bagi orang dewasa bersikap tenang saat diintrogasi seperti itu disebut keren. Tapi bagi seorang pelajar, bukanlah hal yang baik. Apalagi dia berbuat salah. Akan tetapi tidak semua pelajar menyadari dan mengakui kesalahannya. Jiwanya masih jiwa muda yang penuh dengan pemberontakan dan penuh rasa penasaran, intinya jangan ditiru gaes.... nanti digampar Emak.

"Terus sekarang jam berapa?," tanya Pak Budi, meski sedang memberinya sanksi, tapi sikapnya masih santai dan penuh dengan aura ramah.

"Jam setengah sembilan," jawab Oni tanpa ragu, karena sejujurnya ini bukan kali pertamanya. Ini sudah menjadi rutin hariannya ditanya dengan pertanyaan yang sama disetiap harinya. Tak heran jika ia bisa bersikap tenang.

"Kamu telat 30 menit," ujar Pak Budi sambil memijat-mijat pelipis matanya, terlihat bingung harus diapakan lagi anak didiknya yang satu ini.

"Elah Pak, bisa dinego lah. Passin ajalah," Jawab Oni yang rasanya sudah candu untuk melihat ke arah laki-laki itu, tapi kali ini, ia menemukan laki-laki itu tengah tersenyum.

Ia yang melihat laki-laki itu tersenyum, kembali terpesona.

Sumpeh demi apa, manis banget senyumannya. Gue awetin juga luh! Ah, sayang banget senyumnya benturan doang, bantinya berkata ketika melihat senyuman dari laki-laki itu.

Keterpesonaannya bersamaan dengan perkataan Pak Budi akan cara ia menjawab ucapan dari Pak Budi, hingga membuatnya harus kembali terfokus ke arah Pak Budi.

"Emang kamu pikir jualan bisa dinego!!! Sana sikat wc!!," Bentak Pak Budi karena ia sudah hafal sekali dengan sifat Oni yang suka bikin sakit kepala. Sampe-sampe Pak Budi pernah pake koyo 7 lapis, saking puyengnya punyak anak didik seperti Oni.

"Bi...," Perkataan Oni dipotong oleh Pak Budi yang menginginkan negosiasi dari pak Badi 

"Gak pake nego!," pungkas Pak Budi secara tegas yang membuat Oni tidak bisa melawannya, dan patuh terhadap ucapannya.

"Iya Pak," Ucap Oni pasrah. Sejujurnya ia masih ingin bernegosiasi dengan pak Budi, akan tetapi dengan secara ajaibnya laki-laki itu membuatnya merasa malu untuk kembali bernegosiasi.

Lalu, ia meninggalkan ruangan dengan pikiran yang masih tertuju ke arah laki-laki tersebut. Tapi kakinya seolah-olah tau, kemana harus melangkah.

Siapa sih namanya? Boleh suka gak sih?
••••••••••••••
9/4/20

ONI Dan Kisah Cintanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang