Be My Mom [WonKyu]

[6]~Perasaan

⚠tidak baik untuk bocil

Nafas dulu

Oke lanjut

.

.

.

Wonjin langsung melepas ciuman dan sedikit berlari ke arah Chaemin. Sedangkan Minkyu menatap tajam sang anak.

"Chaem sudah bangun"

"Emm Chaem mau susu"

"Baiklah, ayo mama buatkan"

Mereka meninggalkan Minkyu sendirian. Ia mengacak rambutnya kasar. Kemudian ia berjalan ke kamar mandi untuk menyelesaikan sesuatu(͡° ͜ʖ ͡°)

Wonjin menatap Chaemin yang sedang meminum susunya.

'Apa yang akan terjadi jika Chaemin tidak datang tadi?'

Pipi Wonjin memerah mengingat kejadian tadi.

"Mama tadi ngapain sama papa?" Wonjin menoleh kemudian tersenyum manis.

"Nggak kok," tangannya bergerak mengelus rambut Chaemin. Chaemin hanya mengangguk.

"Chaem hari ini sekolah. Chaem mau mandi"

"Hmm ayo" Wonjin hendak menggandeng tangan Chaemin.

"Chaem mau mandi sendiri"

"Baiklah" Chaemin berlari kecil menuju kamar. Wonjin terkekeh melihat nya. Lalu Wonjin beranjak dari tempat duduk. Ia akan memasak untuk sarapan. Tapi bahan dapur sudah habis jadi Wonjin hanya memasak makanan seadanya.

Wonjin berjengit kaget saat sebuah tangan melingkari pinggangnya. Pipinya mendadak memerah.

"H-hyung"

"Hmm"

"Duduk d-dulu"

"Gak mau"

Wonjin melanjutkan memasak dengan Minkyu yang memeluknya. Minkyu menciumi lehernya sedangkan Wonjin ia menutup rapat mulutnya menahan desahan. Tangannya bergetar saat memegang sendok.

"Kenapa hmm?"

Nah loh pake hmm segala kek nisa sabyan.

Tangan Minkyu masuk kedalam kaus Wonjin dan mengelus perut rata itu.

"Eungh"

Minkyu membalikkan tubuh Wonjin agar menghadapnya. Menatap wajah manis dan imut itu ditambah pipi tembam Wonjin yang sudah seperti tomat.

Minkyu mengelus pipi Wonjin lembut. Ia mendekatkan wajahnya dan mempertemukan bibir mereka. Hanya menempel sebentar lalu melepasnya.

"Maaf sebelumnya karena membuatmu kaget. Tapi aku hanya ingin jujur. Sebenarnya sejak pertama kita bertemu aku sudah jatuh cinta. Mungkin bisa dibilang cinta pada pandangan pertama. Aku tertarik untuk mendekati mu dan juga Chaemin yang sepertinya sangat nyaman denganmu. Kau membuatku tidak fokus karena selalu memikirkan mu. Ah mungkin ini terlalu cepat tapi, maukah kau menjadi istriku Wonjinie?"