"SA!!"
.
.
.Yuda menggendong Sasa, lalu menatap Reihan yang masih tergeletak tak berdaya dilantai dengan tatapan yang sangat tajam kemudian Yuda beranjak dari kantin tersebut.
"Bangsat" ucap Reihan dalam hati.
📍UKS
"ANJING SEKOLAH ELIT GINI GAADA YANG JAGA UKS?!" teriak Yuda murka melihat ruang UKS tak ada yang menjaga.
Yuda menoleh pada gadis yang sepertinya ia kenal.
Tapi?
Entahlah ia tak bisa menjelaskannya.
"Yud udah jangan lagi" perkataan itu terus saja berputar dibenak Yuda.
'Lagi' Mengapa ada kata 'lagi'?
Kata itu menunjukkan bahwa Sasa sepertinya mengenal dirinya sudah lama.Bukankah begitu?
"Ah ehm" ringis Sasa
"Sa?"
Sasa sadar, lalu mengangkat tubuhnya agar terduduk diatas ranjang.
"Gue bantu""Gimana?" tanya Yuda datar.
"Hah? Apanya?" tanya Sasa tak mengerti ucapan Yuda.
"Sakit" jelas Yuda singkat nan datar.
"Ngomong yang jelas!" kesal Sasa menatap tajam Yuda.
"Ada gak?" tanya Yuda singkat membuat Sasa memutar bola matanya malas.
"Gaada" jawab Sasa singkat.
"Sini" perintah Yuda pada Sasa seraya membawa kotak P3K ditangannya.
Sasa mengangguk lalu mendekatkan dirinya pada Yuda. Dengan telaten Yuda mengobati luka yang ada diwajah cantik milik Sasa.
Ia mengobati Sasa dengan penuh konsentrasi.
Sasa hanya mampu terdiam dan menatap Yuda yang begitu dekat dengan dirinya.
Saat Sasa memerhatikan wajah Yuda dengan detail, Sasa seakan tak asing dengan wajah yang dilihatnya sekarang.Flashback on (Pikiran Sasa)
"Sa tolongin aku sa!" ucap anak berusia 11 tahun
Sontak Sasa dengan tubuh penuh luka mengambil Besi yang seukuran tangannya di pojok gedung yang gelap.Flashback off.
"Akhh!!!" ringis Sasa karena kepalanya begitu sakit setelah memori Sasa terlintas dipikirannya.
"Kenapa?!" tanya Yuda cemas.
"Lo? Yuda kan?" tanya Sasa
Atas ucapan Sasa, Yuda heran dengan pertanyaan Sasa tersebut."Iya" Jawab Yuda mengernyit bingung.
"Yuda Davino?"
"Emm iya" Jawab Yuda dengan heran, dikarenakan mereka belum berkenalan secara resmi.
"Anaknya om Davi sama tante Nola kan? Makanya nama belakang lo Davino?" Tanya Sasa sekali lagi
Ucapan Sasa membuat Yuda terkejut.
"Lo tau?" ucap Yuda yang kini berbalik menanyakan kepada Sasa."Lo inget gue?" Tanya Sasa
Yuda memiringkan kepalanya dengan tanda bahwa ia sedang mengingat, lalu menggelengkan kepalanya."Gue Sasa, Temen waktu lo kecil, gainget?"
"APA?!" ucap Yuda dengan terkejut, dan kali ini ia berteriak.
Sasa lalu mengingat bahwa Yuda mengalami Amnesia setelah kejadian yang kelam itu.
"Oh mungkin lo lupa aja" Sasa mencari alasan agar Yuda tak kembali menanyakan hal itu.
"Sok ganteng lo, judes amat" gerutu Sasa pelan namun masih bisa terdengar oleh Yuda.
"Rumah?" Tanya Yuda.
"Hah?" tanya Sasa bingung.
"Rumah lo" jelas Yuda dengan raut datar.
"Jalan Kaswari no 21" jawab Sasa yang dihadiahi pelototan Yuda
"Deket" kata Yuda singkat.
"Maksud?" tanya Sasa tak mengerti lagi.
"Rumah gue" jelas Yuda singkat.
"Yakan gue bilang tadi kalo gue temen lo pas kecil ogeb" sarkas Sasa kesal.
"Kayaknya tu orang gapernah diajarin ngomong yang bener sama Om Davi" batin Sasa.***
Bel sekolah pun berbunyi, kini Sasa sedang berjalan di koridor menuju gerbang sekolah.
"Hai Yuda" sapa Pelita.
Yuda hanya menoleh ke arah suara, setelah itu ia langsung kembali berjalan menuju parkiran.
"Yud! Aku ngomong lho ini" Ucap Pelita lagi.
"Yang bilang lo menggonggong siapa?" ucap Yuda dengan tatapan masih melihat arah depan.
Pelita mendengus saat ia mendengar ucapan Yuda amat Judes itu, Pelita sangat kesal, lalu meninggalkan tempat itu dan berjalan menuju gerbang sekolah.
"Bangsat, masa gue dibilang menggonggong coba? Emang dia ngira gue anjing napa? Tubuh seksi, belahan gede gini, ish" ucap Pelita yang kini tengah berada di gerbang sekolah bersama sahabatnya yaitu Lani.
"Belahan Dada gede aja sombong, gue belah pakai pisau mau?" batin Sasa yang mendengar obrolan Pelita dengan temannya.
"Sa!"
Sasa yang mendengar suara tersebut langsung mengalihkan pandangannya ke arah suara."Sa!" ucap Yuda
"Pulang!" ucap Yuda singkat lagi dan lagi.Sasa mendengus kasar, tak bisakah Yuda berbicara dengan benar?
"Jelas dong ngomongnya!" kesal Sasa."Sama gue" ucap Yuda yang kembali menjelaskan secara singkat.
"Naik taksi!" jawab Sasa tak kalah judesnya.
Kalau Yuda bisa, kenapa dia engga?
Pelita yang mendengar obrolan Sasa dan Yuda pun mendongak terkejut.
"Hai abang Yuda, mau anterin aku pulang ya? Makasi deh" ucap Pelita yang kini berjalan ke arah Yuda dengan tangannya memegang Dada besarnya.
Yuda yang melihat kejadian tersebut lalu menarik tangan Sasa untuk duduk di belakangnya.
Sedangkan Sasa yang ditarik hanya bisa pasrah."Lonte " ucap Yuda sinis lalu pergi melakukan motornya membelah ibu kota.
"BANGSAAATTTTT!!!!" Teriak Pelita tanpa menghiraukan yang ada disekitarnya..
Bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
PBD✔️ [ SUDAH TERBIT VERSI NOVEL ]
RomanceSeorang gadis cantik yang memiliki segalanya. Semua orang mengira, apapun yang ia ingin, pasti ia dapatkan. Namun itu salah besar! Ia kesepian saat orang tuanya meninggal karena tragedi kecelakaan. Gadis yang dikenal dengan sebutan Sasa Afifah pun m...