🌷Pertentangan Kedua Orang Tua🌷

10.4K 81 0
                                    

Affry menatap Naoki, tampak dari raut wajahnya bahwa dia tidak senang. "Kenapa?" tanya Naoki sedikit mengalihkan pandangannya, dia takut kalau Affry akan memarahinya karena bersama dengan wanita lain tadi.

"Honoka!" Naoki menaikkan alisnya, apa yang salah dengan Honoka? Apa Honoka sudah tahu kalau Natsu tadi dicium oleh wanita lain? Tapi dari mana mereka bisa tahu? Mereka kan tadi pergi.

"Di-dia kenapa, apa yang salah dengannya?" tanyanya terbata-bata mengalihkan pandangan bersalah.

"Dia bohong samaku, katanya kalau aku berhasil isap permen dengan cara yang dia ajarkan dia bakal kasih aku permen yang gak bakal bisa habis, tapi dia malah suruh aku masukkan permenmu ke dalam lubangku seperti yang ada dalam film itu. Aku tengok waktu si cowok masukkan permennya ke lubang ceweknya, ceweknya kesakitan dan terus berteriak. Tapi si cowok mala terus masukkan permennya terus dikeluar masukkan dengan cepat," jelas Affry.

Dikeluar masukkan? Sama seperti yang dipraktiki Natsu tadi? Apa yang dikatakan Natsu memang benar, harus dikeluar masukkan di dalam lubang Affry? Naoki terus menyimak perkataan Affry.

"Jadi, apa kamu katakan padanya?"

"Aku bilang gak mau, rasannya pasti sakit. Kamu gak mau masukkan permenmu kan? Kamu gak bakal masukkan itu?" tanyanya takut.

"Kalau kamu tidak mau aku tidak akan memasukkannya," balas Naoki santai.

Saat mereka berbincang ponsel Naoki berbunyi, diambilnya benda berbunyi itu dari dalam kantong celananya lalu diperhatikan siapa yang meneleponnya, sontak dia kaget saat nama yang tertera di ponsel itu adalah ibu.

Dia memandang Affry, Affry hanya mengangkat bahunya. "Apa yang akan kita katakan kalau ibu tanya masalah anak?" tanya Naoki dan Affry hanya tertunduk tidak tahu menjawab apa.

Naoki kemudian mengangkat ponselnya lalu mengucapkan. "Halo Ibu," panggilnya sambil sedikit takut menatap Affry yang hanya tertunduk.

"Apa kabar kalian baik saja?" tanya sang ibu.

"Iya Bu, Ibu bagaimana?"

"Baik, gimana apa sudah ada perkembangan?" Naoki kembali menatap Affry yang hanya menundukkan kepalanya, disenggolnya sedikit lalu dia memberikan isyarat atas pertanyaan ibunya.

Affry diam, apa yang harus mereka katakan, tidak mungkin mereka berbohong kan? Tapi jika mereka bilang kalau tidak ada perkembangan sama sekali pasti sang ibu akan marah.

"Itu, kami akan berusaha, Ibu," jawab Naoki memejamkan matanya sebentar.

Tidak ada sahutan dari sang ibu, dia semakin takut kalau ibunya marah. "Ibu, kami janji akan segera mencari tahunya. Jadi, jangan marah ya," ucapnya lagi.

"Datanglah ke sini sekarang juga," balas sang ibu lalu mematikan ponselnya.

"Kita pasti bakal dimarahi habis-habisan, kayak mana nih? Ini semua salahmu si!" protes Affry ketakutan.

"Kok aku, sih. Mau bagaimana lagi kalau gak tahu caranya," jawab Naoki.

"Akh, pokoknya kamu yang harus jawab pertanyaan ibu." Mata Naoki melotot memandang Affry yang cuek terhadapnya. Bagaimana dia harus menjawab itu, apa yang harus dia katakan? Bagaimana nanti jika jawabannya salah dan mereka akan dimarahi habis-habisan atau mereka bakal dipisahkan.

"Tapi, kamu bisa bantu aku kan? Aku gak mau kalau salah jawab nanti, kita jadi ... Aku gak mau pisah," rayu Naoki

"Makanya cari jawabannya, aku juga gak mau jauh dari kamu. Cepat pikirkan jawabannya!" paksa Affry merapikan barang-barangnya hendak pergi ke rumah ibu Naoki.

⚘Polos⚘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang