.
.
.
.
.Malam ini malam minggu.
Aku dan renjun sedang duduk di sebuah kursi panjang yang cukup untuk di duduki dua orang saja. duduk di bawah pepohonan dengan semilir angin yang lewat, suara jangkrik pun bahkan ikut menyauti sang angin. seolah sang angin sedang berbicara kepadanya, kepada si jangkrik.aku menggosok-gosok kedua telapak tanganku. malam ini sangat dingin dan aku lupa tidak membawa jaket.
renjun menghela nafas dengan lembut, lalu dia melepaskan jaketnya dan memasangkannya padaku. dia tau bahwa aku kedinginan, bahkan dari tadi dia slalu memperhatikanku. aku tau itu, tapi aku pura-pura tidak mengetahuinya.
"kenapa kamu pake baju tipis sih ning, udah tau ini malam hari"
"aku gatau kalo malem ini bakal sedingin ini. kalo aku tau juga pasti aku sudah membawa jaket ko"
aku melepaskan jaket renjun dan berniat mengembalikannya. karena aku tau dia juga pasti kedinginan, dia hanya memakai kaos pendek tipis. tapi dia menahannya dan malah menyuruhku memakainya kembali.
"pake aja. aku gpp ko aku cowo, kalo dingin sedikit gini doang mah gamasalah. yang terpenting sekarang cuma kamu. aku gamau kamu sakit gara-gara kedinginan, apalagi pas lg sama aku kedinginannya. cowo macem apa yg tega ngebiarin cewe nya kedinginan. aku bukan cowo kaya gitu ning"
jelas renjun panjang lebar.Aku menatap renjun yang sedari tadi ngomong panjang lebar sembari tersenyum. aku mendengarkan semua omongan renjun tadi sampe selesai, gatau kenapa hatiku rasanya hangat. renjun slalu bisa membuat ku nyaman.
"makasih ya" ucapku sambil tersenyum kearahnya.
renjun menoleh kearahku yang sedang tersenyum padanya.
dia mengusap rambutku lalu mengacaknya dengan pelan, tak lupa dengan senyuman manis yang menghiasi wajah tampan nya itu.ahh renjun kenapa dia semakin hari semakin tampan - batinku
"kenapa kamu harus berterima kasih ning, kamu selalu mengucapkan itu padaku setiap saat. kamu tak usah mengucapkan itu setiap saatnya. karena semua itu sudah kewajibanku ning, kewajibanku sebagai seorang kekasih"
aku lagi-lagi hanya bisa tersenyum padanya.
dan tiba-tiba renjun, ia lagi-lagi mengusap kepalaku dengan penuh perhatian lalu membawaku ke bahunya. menyenderkan nya kepalaku disana.sangat nyaman, benar-benar sangat nyaman. yang renjun lakukan saat ini membuatku seperti orang ternyaman di dunia ini. semua perlakuan manisnya membuatku ingin menghentikan waktu.
"aku ingin selalu berada disampingmu, menjagamu serta melindungimu"
ucap renjun tiba-tiba yang membuatku menoleh padanya dan renjun pun ikut menoleh.Karena kepalaku yg ada dibahunya. jadi, ketika renjun menoleh jarak muka kita sangat dekat.
kita saling menatap satu sama lain, saling melihat manik mata satu sama lain.Renjun tersenyum kearahku lalu berkata.
"kenapa?""tidak apa-apa" balasku dengan diiringi senyuman tentunya.
masih dengan posisi seperti tadi, kita saling tatap melihat manik mata satu sama lain sampai jarak muka kita semakin dekat.
Renjun jika dilihat dari jarak dekat begini, dia semakin tampan. Alisnya, matanya, hidungnya, bahkan bibirnya, semuanya nyaris sempurna. pahatan wajah renjun yang di ciptakan tuhan memang sangat baik.tatapan kita semakin dalam bahkan sekarang hidung kita sudah saling bersentuhan. napas kitapun sudah saling terdengar....
dan
dan
dan
dan Cup...
renjun menciumku tepat di bibirnya.
10 detik berlalu hanya menempel saja tidak ada pergerakan.renjun melepaskan ciumannya lalu tersenyum lagi kearahku.
"terima kasih" ucapnya.
setelah mengucapkan itu, ia langsung mengarahkan pandangannya kedepan. melihat banyak pasangan lain di taman itu, dan lagi-lagi dia tersenyum. dia merasa bahagia sekarang, dia bahagia telah menemukan sosok wanita kedua yang menurutnya sangat spesial setelah ibunya."harusnya aku yg bilang terima kasih. terima kasih sudah mau menjaga dan melindungiku"
ucapku seraya melihat kearah pandangan yg renjun lihat..
.
.aku bahagia. sangat bahagia hari ini, ahh tepatnya malam ini. karena bisa menghabiskan waktu bersama kekasihku walaupun hanya sebentar.
terimakasih huang renjun.
💚💚💚💚💚💚💚💚