Nanon terbangun dengan mata yang sembab, ia melirik jam dindingnya yang menunjukan pukul 09.00 cukup siang dari biasanya ia bangun pagi. Hari ini kuliahnya libur begitupun dengan dengan pekerjaannya, jadi tidak masalah sesekali ia bangun agak siang. Kegiatannya hari ini hanya pergi keluar sebentar untuk membelikan kekasihnya kado ulang tahun, entah akan di terima atau tidak nanon tetap akan membelikannya anggap saja sebagai hadiah terakhir dari nanon dengan status kekasih. Nanon menghela nafas panjang tiap kali mengingat ia akan sendirian lagi, merasa tuhan berlaku tidak adil padanya kenapa orang orang yang mengenalnya meninggalkan dirinya sendirian, nanon menggelengkan kepalanya dan kembali meraih kewarasannya ia tidak boleh menyalahkan tuhan untuk setiap apapun yang di tetapkan untuknya.
Nanon beranjak dari ranjangnya untuk mandi, ia harus bergegas agar tidak terjebak macet kalau semakin siang. Nanon baru menyadari ia masih menggunakan jaket pemberian ohm semalam, pantas rasanya seperti dipeluk kekasihnya semalaman. Nanon melepaskan jaket tersebut dan menyampirkannya di kursi belajar miliknya aroma ohm masih tertempel jelas pada jaket tersebut. Ingin egois untuk tidak mengembalikan jaket tersebut, nanon ingin menyimpannya kalau - kalau ia rindu dengan ohm tetapi lagi - lagi ia di hantam kembali dengan kewarasannya kalau ia harus mengembalikan barang yang bukan miliknya.
Ia akan mencuci jaketnya terlebih dahulu sebelum mengembalikannya pada ohm, nanon kemudian masuk ke kamar mandi bersiap pergi ke pusat perbelanjaan untuk membelikan kekasihnya hadiah.
.....
Ohm terbangun dengan perasaan yang luar biasa bersalah, seharusnya ia tidak berlaku kasar seperti semalam kepada nanon. Ia bisa melihat raut kesakitan di wajah nanon, ia rindu kekasih manisnya tetapi ia juga masih belum bisa memaafkan nanon yang sudah membohongi dirinya, ohm mengacak rambutnya frustasi ia kesal dengan nanon dan lebih kesal dengan dirinya.
Suara ketukan membuat ia menolehkan kepalanya ke arah pintu kamar, ia melihat sosok mamahnya masuk dengan membawa senampan berisikan sarapan.
"Siang banget kamu bangun", kata mamah ohm sambil menaruh sarapan untuk anaknya di meja kecil yang berada di kamar ohm, kemudian duduk di sebelah anaknya dan merapihkan rambut ohm yang di acaknya tadi.
"Semalem aku tidur malem banget mah", jawab ohm kemudian memeluk mamahnya bermanja.
"Duh manja banget ini anak mamah, kamu udah mau 20 tahun loh ohm nggak malu masih begini", ohm menggeleng dan semakin memeluk mamahnya erat. "Tuh, mamah bikinin sarapan buat kamu, cuci muka dulu sana terus makan", ohm kemudian melepas pelukan mamahnya dan mencuri cium di pipi mamahnya.
"Jorok ih kamu", mamahnya kesal tetapi tertawa karena kelakuan anaknya.
"Makasih maaah", ohm kemudian berlari ke kamar mandi yang berada di kamarnya.
Sekeluarnya ohm dari kamar mandi, ia sudah tidak melihat mamahnya dikamar, ia melirik sarapan yang dibuatkan mamahnya. Ohm jadi teringat nanon, hatinya mencelos ketika mengingat kekasihnya tidak seberuntung dirinya yang masih memiliki kedua orang tua. Nanonnya tinggal sendiri, tidak ada tempat bermanja untuknya, sarapanpun harus menyiapkannya sendiri, lagi - lagi rasa bersalah menjalar di hati ohm.
.....
Nanon sampai di pusat perbelanjaan yang letaknya lumayan jauh dari rumahnya, untung saja hari ini tidak semacet biasanya. Langsung saja nanon menuju sebuah toko jam tangan langganan kekasihnya, nanon sih sering datang ke toko ini hanya sebatas menemani ohm bukan untuk membeli seperti saat ini. Ia masuk dan langsung saja di sambut oleh pegawai toko dengan ramah, beberapa pegawai mengenali sosok nanon karena sering datang dengan ohm.
Nanon berdoa semoga saja jam tangan yang ingin ia beli masih ada.
"Ingin membeli jam tangan dengan tipe apa kak?", tanya pegawai dengan ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
OhmNanon ~
FanfictionOhm sangat mencintai Nanon dan begitupun sebaliknya. Ohm sayang Nanon... Nanon sayang Ohm ... Aku sayang mereka berdua ...