1. Origami

28 2 2
                                        

“ZALFAAAAA! KENAPA SIH NGEHINDAR MULU? GUE KAN BUKAN SETAN,” katanya sambil berlarian mengejar Zalfa.

Muak. Satu kata saat menghadapi laki-laki yang tidak pernah berhenti untuk mengganggunya.

Siapa yang tidak mengenal  Zalfa Avira? Satu sekolah tahu seorang Zalfa adalah anak cerdas yang mendapat beasiswa disekolah, tanpa beasiswa mungkin perempuan itu tidak dapat bersekolah disini, itu kata orang-orang. Jarang berbicara dan sikap angkuhnya membuat Zalfa dibenci orang-orang. Tidak terkecuali laki-laki yang sedang mengejarnya, Aksal Aksara Mahaprana.

Satu sekolah pun tahu, bahwa Aksal adalah laki-laki bodoh dan sering membuat masalah disekolah, untung saja dia tampan jadi banyak perempuan disekolah tergila-gila padanya. Hobinya yang selalu mengganggu Zalfa, semakin membuat perempuan disekolah ini membenci Zalfa karena selalu bisa menarik perhatian Aksal tanpa melakukan apapu. Mereka semua iri. Dan Zalfa tidak peduli.

“ZALFA MAIN UNO YUK!” Aksal berbicara apapun sepertinya Zalfa tidak peduli. Perempuan itu lebih memilih masuk kedalam perpustakaan untuk menghidar dari laki-laki sinting seperti Aksal.

Zalfa hanya ingin duduk tenang sambil mengerjakan kumpulan soal dari buku yang ia beli disetiap bulan, namun Aksal tidak akan pernah membiarkannya.

“Main uno yuk! Mumet gue lihat lo ngutik soal terus. Kayaknya gue baru lihat angka dikit aja rasanya mau meledak, ” ujar Aksal.

“Bego sih,” ketus Zalfa dengan mata yang masih fokus pada soal.

Aksal ternganga, barusan Zalfa berbicara?

“WAAAAH. KALIMAT SO SWEET YANG PERNAH GUE DENGER! AILOFYU ZALFAAAA.”

“Jijik,” gumam Zalfa yang masih bisa didengar Aksal.

Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Zalfa kembali menjauh dari Aksal, meninggalkan semua barang-barangnya diperpustakaan. Sepertinya perempuan itu lupa.

Aksal baru saja ingin mengejarnya, namun perhatiannya teralihkan saat melihat buku harian berwarna hitam. Ia menimang-nimang, haruskah membukanya? Apakah tidak apa-apa? Aksal penasaran setengah mati.

Dengan ragu-ragu akhirnya Aksal memberanikan diri untuk membuka buku rahasia perempuan itu. Sejauh ia membuka, tidak ada hal yang aneh, hanya ada curhatan-curhatan biasa.

Di lembar selanjutnya Aksal menatap tidak percaya, sepertinya itu tulisan terakhir kali yang Zalfa tulis. Benar saja, disana tertulis bahwa perempuan itu menulisnya kemarin.

Aksal merasa lemas, perempuan yang ia sayangi selama ini apa benar akan tega mengakhiri kehidupannya sendiri? Apa alasan Zalfa ingin pergi dari dunia ini?

Aksal akan mencari jawaban dari alasan perempuan itu. Laki-laki itu akan terus mengganggu untuk melindunginya.

Rasanya Aksal ingin menangis. Bisakah dirinya menyelamatkan Zalfa dari perasan sepi perempuan itu selama ini?

Tanggal sepuluh bulan juni, saatnya gue bunuh diri.

-The Black Happiness-

Sepulang dari sekolah, perempuan itu tidak pernah langsung pulang kerumah. Pasti ia selalu diam disuatu tempat untuk menikmati waktu yang berjalan dengan sangat cepat ini.

Selain otak pintar, perempuan itu juga pandai menulis dan menggambar walaupun itu hanya sebatas kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang saja.

Terduduk disebuah bangku taman dengan kertas warna-warni, Zalfa mencoba membuat berbagai bentuk origami.

Burung dan hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Black Happiness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang