[1] Rain & Me

698 51 20
                                    

Malem gaesss.... Gue bawa epep baru lagi, tapi kali ini agak beda... Epep ini buat selingan aja dari epep sebelah yg masih on going... Epep ini juga ga panjang" banget kok... Cuma gue agak ga paham juga sih sama ceritanya... Kalo dikata ringan ya ga juga, kalo berat pun ga juga. Nah lhoo... Wkwkwk.... Dah lah pokoknya gtu... Baca aja kalo mau baca🤭🤭🤭

⛈️⛈️⛈️⛈️⛈️

HAPPY READING!!!

Hujan…. apa yang kau pikirkan ketika mendengar kata itu? Air yang jatuh dari langit? Anugerah dari Tuhan? Bagian dari proses hidrologi? Kau akan bahagia karena bisa bermain air? Kau bisa membiarkan tubuhmu basah terkena hantaman air dari langit? Merasa jengkel karena perjalananmu terhambat karena hujan?

Tapi sayang, bukan itu yang aku pikirkan tentang kata itu. Hujan… satu kata yang sangat mengerikan untukku. Tidak ada hal yang lebih mengerikan dibandingkan kata itu. Jika kalian sangat senang ketika hujan datang, tapi tidak bagiku. Menurutku hujan sangatlah ‘kejam’.

Aku tidak tau kenapa aku bisa sangat takut dan benci dengan hujan. Tapi saat melihat awan yang mulai menghitam atau suasana yang tiba-tiba mulai berubah disitulah awal ketakutan ku.

Aku meraba jendela kamarku yang menunjukkan berjuta tetesan air yang berjatuhan. Dengan keadaan seperti ini aku tidak berani untuk menampakkan diriku di luar. Aku menghela nafas panjang.

“Sica? Kau belum tidur?” aku menengok ke belakang ketika mendengar suara yang masuk ke dalam indera pendengaran ku. “Hmm… aku tidak bisa tidur eomma.” aku menjawab sambil terkekeh kecil.

“Ini sudah malam. Cepatlah tidur, besok kau harus pergi sekolah.” aku menganggukkan kepalaku mantap ketika mendengar perintah wanita paruh baya yang berada di ambang pintu.

Aku melihat wanita paruh baya yang aku cintai itu membalikkan tubuhnya dan menutup pintu bercat putih itu kembali. Aku kembali menatap pemandangan malam di depanku.

Aku tak pernah bisa menyentuhnya, memegangnya dan merasakannya lagi. Aku tak pernah bisa melihatnya secara langsung. Aku tak pernah bisa bermain dengannya. Itu terjadi sejak 7 tahun yang lalu. Sejak dua orang bersaudara terlibat hal yang sangat mengerikan, Jessica-Victoria. Kecelakaan.

⛈️⛈️⛈️⛈️⛈️

Aku berjalan bersama dengan seorang gadis yang berusia lebih tua dua tahun dariku. Kami bergandengan tangan dan berjalan bersama.

“Jessica, apa kau senang hari ini?” tanya gadis yang berada di sampingku.

“Tentu saja unnie, aku sangat bahagiaa…” aku tersenyum lebar sambil menatap wajahnya.

Orang tuaku sejak dulu selalu sibuk dengan pekerjaan mereka sendiri hingga mereka mungkin lupa jika mereka mempunyai dua putri yang sangat membutuhkan mereka di usia kami yang bahkan masih belia.

Aku sangat jarang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang tuaku karena mereka lebih memilih urusan pribadi mereka masing-masing. Hingga pada akhirnya aku lebih senang dekat dengan kakak ku satu-satunya. Dia lah yang selalu menemaniku kala aku sedih maupun membutuhkan bantuannya.

Aku sangat bersyukur mempunyai kakak ku yang selalu memberikan perhatian yang mungkin tak bisa ku dapatkan sepenuhnya dari orang tuaku.

“Setelah sampai rumah, kau harus segera membersihkan dirimu dan pergi tidur, arra?” Victoria, kakak ku mengedipkan sebelah matanya dan melingkarkan jari telunjuknya dengan ibu jarinya membentuk tanda O. Aku mengangguk-anggukkan kepalaku. Hari ini aku sangat senang karena Victoria Unnie mengajakku ke pasar malam.

Rain In The NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang