AKU BELUM MATI

1.4K 34 16
                                    

sebelumnya ini merupakan kisah yang panjang,setelah akhirnya Kunti mampu bernafas lagi .Ia tak akan lagi seperti belalang ,berayunan dipohon ,memakai baju standart formal hantu lokal,daster berwarna putih  hampir kecoklatan sebab dunia ghaib tak menyediakan jasa laundry.Ia juga tak akan pernah lagi( mungkin untuk sementara waktu) bergaul dengan teman seperkuburannya.Pocong,Gendruwo ,Tuyul,dan Kuntilanak lain.Sebuah komunitas kecil penganti sekuriti sebagai pembasmi bapak -bapak yang tak tahu diri membanjiri tanah kuburan dengan najis  bau pesing.Kemungkinan juga  ia akan kangen saat menggoda tukang bakso yang berjualan dimalam hari dan akan pula merindukan momen paling menjijikkan ketika ia sangat  terpaksa menonton pasangan muda -mudi   sedang beradegan  foreplay diatas batu nisan.

"Akhirnya aku hidup kembali-----kunti menghirup udara untuk pertama kali setelah tiga ratus tahun gentayangan.

"Bagaimana rasanya bangkit kembali?"Pemuda salih menghampiri kunti yang masih tak percaya  bahwa kakinya merasakan gaya gravitasi bumi.Kunti menengok lelaki itu,tersenyum ,sesekali memperlihatkan matanya yang kian bercayahaya terpancar sinar bulan.

"sekarang apa imbalannya ?"Kunti menawarkan sesuatu pada Ismail,si pemuda salih.

Ismail  mendekatkan pandangnnya pada kunti.Berbalik tersenyum tanpa memperlihatkan giginya yang sebetulnya sangat rapi dan putih .Bulan tak henti-hentinya menyinari mereka berdua di atas tanah perkuburan luas dengan Ismail masih tak nampak berkata-kata.Ranting pohon kamboja yang kokoh ,memperlihatkan ruas-ruas kasar batang ,hampir mirip urat otot manusia, juga menemani mereka saling tatap penuh arti.

"Tidak ada,...aku sudah cukup melaksanakan amanat sampai disini.."-----Ismail menelan ludah secara halus-------"Sebentar lagi kau akan menyadari apa tugasmu selanjutnya"Kata-katanya tak masuk diakal bagi kunti.

"Sekarang pergilah cari pertolongan!"Ismail melihat tubuh kunti ,memberi aba-aba"Kau tahukan maksudku?" Kuntipun segera menutup bagian tubuhnya dengan kedua tangannya seperti membentuk perisai. iapun sadar masih terlanjang dan seluruh tubuhnya masih berlumur tanah kuburan.Senyumnya yang lebar seketika terkatup menimbulkan pikiran resah di otaknya.Pun dua menit lalu secara ajaib otak bekunya telah bekerja.

"Ada yang perlu kau tanyakan lagi ?"

Kunti tak respon,sebab ia bingung harus mengungkapkan apa.Dan  beberapa detik berselang ia memberanikan diri membuka mulutnya.

"Ini tahun berapa Ismail?"

"Belum juga aku memperkenalkan diri ,tapi kau tahu namaku......"Ismail melempar senyum kembali pada kunti "ada hal istimewa  lain yang sebentar lagi akan kamu sadari ."Ismail melemparkan sebuah ponsel pintar kearah Kunti. Mata kunti secara reflek  menatap layar ponsel,sebuah benda yang sangat asing baginya  .

"Delapan April dua ribu duapuluh"Kunti membaca pelan gambar yang muncul dari layar ponsel.Ia pun tercengang bersamaan dengan  angin malam yang  bertiup membawa Ismail hilang diantara cahaya bulan dan sederet pertanyaan .

*********************************************************************************************

Di sebuah apartemen lantai 46

Matanya terbelalak ,menyadari sesuatu telah terjadi.Tubuhnya yang sedari dua jam terbaring nyaman dikasur empuk,kini mendadak terbangun.Bajunya masih terlihat rapi,tidak kusut seperti manusia lain yang kebanyakan gerak akrobatik saat tidur.Ia memang mengusahakan tetap elegan saat jam -jam pulas.Jadi peluang kecil untuk membuat apa yang melekat pada dirinya terlihat tidak rapi.Ia suka sekali perabotan ,khususnya yang unik dan memiliki motif khas nusantara.Sebisa mungkin ia akan mendesain interior apartemennya tanpa campur tangan orang lain.walau faktanya memang tak pernah satupun orang bersedia membantunya,terkecuali  orang tersebut merupakan tipikal kepribadian yang sangat dicari-cari perusahaan masa sekarang "Mampu bekerja dalam tekanan"

"Ada mayat baru bangkit"katanya lirih ,menegapkan badan ,mencoba berjalan dekat jendela apartemenya .

"jangan terlalu mendekat sinar bulan purnama ,bulu bulumu akan tumbuh .Tetaplah berbaring dikasurmu"Lelaki paruh baya mengingatkan pemuda itu.Sekejap pemuda tersebut menatapnya mengerti ,lalu kembali duduk diatas kasur.serambi melihat sorot bulan membias di jendela apartemennya.

"Tuan ,aku akan pergi untuk mengeceknya."Lelaki paruh baya itu berjalan keluar menuju balkon apartemen,kemudian loncat tanpa alat seperti olahraga bangee jumping dari lantai 46.Pemuda itu masih duduk diatas kasur tak berani bergerak menuju sinar bulan purnama.Dan kini ia hanya bisa menunggu dengan  suara kepakan sayap hebat telah mengudara diluar apartemennya.

**********************************************************************************************

Ia menengok kanan dan kiri.Tak ada siapapun  melewati kuburan.terlihat sangat sepi,hanya beberapa kali anjing melolong panjang menemani kebingungannya yang saat itu juga mulai menemukan titik terang.Ada cahaya di sebuah pondok kecil ,tepat disebelah kanan pandangannya ,berdiri miring dibawah pohon randu dengan menghawatirkan.Saat ia sedang memungut ponselnya ,ide untuk menyantroni pondok tersebut tercetus.Kunti berjalan tampak normal,sama sekali tak merasakan hawa dingin bahkan rasa gatal dari nyamuk yang ia sadari atau tidak membentuk koloni disepenghujung betisnya sepanjang durasi ia bercakap dengan ismail.

Pondok itu hanya berukuran 2 m X2 m ,cukup satu individu untuk  bernaung.Atap jeraminya juga nampak jarang ,terkikis waktu,atau bisa juga orang yang mendiaminya tak peduli sama sekali dengan model interior hunian,sehingga kunti berfikir bahwa orang yang mendiami pondok adalah makhluk hidup  yang cukup tidur saja.Kunti membuka pintu pondok.Benar saja ada lelaki tua tidur pulas di atas papan bambu .Dimana setiap penopang papan dipenuhi serbuk kuning bercampur hewan -hewan berukuran mikro(dapat terekam oleh mata).Rapuh dan usang.Kesan pertama yang Kunti tangkap.

Kakek itu menggerak gerakkan bola matanya ,tersiksa untuk bangun ,namun kedua matanya berhasil melebar menangkap sosok kunti dengan masih terlanjang.Ia sadar telah terusik .Suara dan gerakan Kunti membuatnya terbangkit dari alam mimpinya.Raut ekspresi kakek itu mengerut ketakutan ,ingin ia berteriak tetapi hanya dahak yang keluar .Sepertinya kedatangan kunti membuat pita suaranya sejenak tak berfungsi .

"Jangan teriak ,Berikan saja aku pakaian yang kamu punya!" Sorot mata kunti yang tajam membuat kakek itu terhipnotis .Kakek seketika diam ,segera berdiri dan memberikan sebuah pakaian dari sebuah kotak  kecil yang ia punya.

Di Luar pondok ,Lelaki paruh baya berpakaian rapi semi formal ,mengamati aktifitas kunti dari kejauhan .Ia terlihat mengelus batang pisang sambil menguntit dengan cermat .Matanya menyala merah ,akibat pupilnya melebar beradaptasi dengan kegelapan.Dan ketika sinar bulan berjalan perlahan menyorot tubuhnya,tiba -tiba gigi taringnya mencuat dan kulit tubuhnya berubah warna menjadi hitam lekat.

(next chapter)




KUNTILANAK DIARYWhere stories live. Discover now