TUMPANGAN

669 18 2
                                    


orang kampung sering menyebutnya mbah jaya,kakek tua hampir sebatang kara .Fakta bahwa  anak beliau masih hidup dan sekiranya orang sekitar tahu itu . ia tak sedang bertengkar dengan anak semata wayangnya itu ,hanya   hasrat mandirinya saja terlalu  kuat,sehingga  jadilah ia mendiami gubuk reot di area  perkuburan sendirian ,sambil merangkap menjadi budak keamanan para warga kampung .Sering pula warga sekitar meminta tolong beliau menggali kubur orang-orang mati.Senang hati ia mengangguk sebab ia juga butuh nasi untuk mengisi perutnya yang kosong.Istrinya juga baru meninggal sebulan yang lalu.TBC parah.Bukan penyakitnya yang membuat mati,tetapi kemiskinanlah muasal petaka perenggut nyawa itu bermula.Dan mungkin sebentar lagi giliran dia .Begitulah kira -kira profil kakek jaya   ketika  memori historisnya  coba di baca oleh kunti .

Ini merupakan kemampuan khusus yang sedetik lalu kunti  sadari ,setelah ia berhasil menebak nama walau tanpa ada yang memberitahu ,mempengaruhi psikis manusia,dan yang terbaru tentunya ,membaca kenanagan lampau seseorang.Untuk pertama kali Kunti merasa berreinkarnasi sebagai wanita serba bisa dan ia bersyukur akan hal itu .Sebab ia dahulu hanyalah seorang wanita muram dari keluarga petani kopi.(sesuatu yang mungkin dibahas lain waktu)

"Terima kasih !" Kunti memasukkan kancing baju menatap kakek jaya masih berdiri membeku dipojokan dipan sempit.Satu menit berlalu sampai kunti lengkap memakai pakaian ,Kakek jaya masih saja diam ,hanya sesekali matanya berkedip ,ingin mengatakan sesuatu namun  mulutnya seolah terkunci rapat.

"Aku tidak akan membunuhmu ,percayalah."Kunti mencoba menghibur walau pada akhirnya kelihatan tak berhasil.sejurus kemudian mendekatlah tubuh kunti pada kakek jaya,mengangkat perlahan kedua tangan nya,menyentuh kedua pipi kakek jaya.

"Sekarang tidurlah ...dan lupakan !" Mata Kunti menatap sorot keruh mata kakek jaya memberi perintah.Tanpa menunggu waktu lama ,mata kakek jaya terpejam .Tubuh yang tadinya berdiri menjadi lemas limbung diatas dipan .Kunti sengaja membiarkan  itu terjadi dan berharap keesokan harinya kakek jaya dapat melupakan seluruh kejadian yang baru saja ia alami.

Diluar pondok ,bulan terlihat gagah sekali.Malam dingin membius manusia yang lalu lalang untuk segera masuk kamar memejamkan mata. Suara jangkrik saling bersautan,menggaung hampir satu oktaf ,tak ayal banyak orang  merasa terganggu.Tetapi tidak bagi kunti ,baginya seluruh kebisingan malam adalah teman.Ia keluar pondok dengan berbinar ,menyelami apa yang belum pernah ia dapatkan selama gentayangan .Sering-sering ia  menghirup udara,merasakan keagungan kuasa ,pun selama tiga ratus tahun ia tak pernah sekali  mencicipi kenikmatan oksigen.

"Sepertinya kamu butuh tempat berlindung?"Lelaki paruh baya menampakkan sosoknya setelah beberapa menit lalu  bersembunyi diantara batang pisang.Kunti reflek,meneliti setiap raut wajahnya ,berfikir apa mungkin dia pernah mengenalnya,walau itu terdengar sangat mustahil.

"Aku sama sekali tidak mengenalmu." kunti mengaktifkan keahliannya namun sia -sia .Ia tidak mendapatkan profil lelaki itu .Memorinya kosong.

"Nala Singa------Bisa panggil saya Nala! Kunti menyambut baik uluran tangannya ,sehingga keduanya bersalaman secara simbolik sebagai awal kontak fisik.

"Kau baru saja menghipnotis seseorang?"Mata nala celingukan menangkap tubuh  Kakek jaya tidur tengkurap dengan meninggalkan perasaan tertekan.

"mungkin besok dia sudah lupa,,," Kunti menyisir manual rambutnya yang sejak kebagkitannya terlihat sangat berantakan dengan menggunakan kesepuluh jemari tangan.kemudian berdalih memberikan pertanyaan selanjutnya ,layaknya ia menginterview seorang narasumber.

"Kau  belum menjelaskan tentang dirimu sesungguhnya"

"Kita satu spesies." Nala menunjukkan taring runcing pada giginya.Tak ketinggalan matanya pun melebar dengan pupil warna merah.

KUNTILANAK DIARYWhere stories live. Discover now