"Daniel, kumohon sadarlah."
"Kaulah satu-satunya yang kumiliki. Aku tak ingin kau seperti Mom dan Dad, Danny." lanjutnya.
Selang infus terpasang di tangan mungil bocah enam tahun itu. Di sebelahnya seorang gadis cantik tengah menangis pilu memikirkan kondisi sang adik yang tak kunjung membaik.
"Kau tau? Setiap hari aku selalu menyisihkan uang untuk membeli cokelat kesukaanmu dan berharap kau segera sadar, Danny." gadis itu sedikit menyunggingkan senyumannya.
"Aku merindukanmu, Daniel."
Tangisnya seketika pecah, ia menyembunyikan wajahnya di balik punggung tangan Daniel.
"Nona Bianca Leigh?"
Seorang perawat ber-nametag Jessica mengisyaratkan gadis tersebut untuk ikut bersamanya. Dengan segera ia membenarkan posisi dan menyeka air mata di pelupuknya.
"Ada apa dengan adik saya, Suster?"
"Kami mohon maaf, dengan berat hati pihak rumah sakit harus segera memulangkan saudara Daniel karena pasien tidak bisa melunasi biaya perawatan sesuai prosedur kami."
"What? Apa kau tidak lihat kondisi adikku di dalam sana?! Bagaimana bisa kau memulangkan pasien dalam keadaan koma hah?" gadis tersebut tampak meninggikan nada bicaranya.
"Tapi prosedur kam—"
"Prosedur kau bilang? Bukankah itu semua tentang keselamatan pasien?" lanjutnya, gadis itu kembali meneteskan air mata.
"Baiklah, pihak rumah sakit akan memberikan dispensasi. Jika dalam waktu dua hari kau tidak bisa melunasinya, dengan terpaksa adikmu kami pulangkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape [Reece Bibby]
FanficSetiap kehidupan tak selalu berjalan mulus seperti peran Cinderella di dalam cerita dongeng, begitu pula dengan Bianca Isabella Leigh. Pelan tapi pasti hidup dan hatinya hancur. Namun, pertemuan yang tak disangka-sangka dengan pria tempramental nan...