D u a

5 0 0
                                    


"Ta, udah ngerjain tugas ?" Tanya Shila pada Jelita yang berjalan disampingnya.

"Udah dong. Emangnya kamu belum?" Jelita balik bertanya pada Shila yang terlihat tetap tenang.

"Udah kok. Si Abim tuh kayaknya belum. Masa semalem dia nekat ke rumahku terus maksa aku buat minjemin buku tugasku ke dia. Parah banget kan?" jawab Shila dengan wajah sebal. "Liat aja tuh muka Abim, kayak baju yang belum disetrika gara-gara nggak aku pinjemin buku tugasku," lanjutnya. Mereka berdua pun tertawa tertahan lalu serempak menoleh ke arah Abim di belakang mereka.

"Apaan sih liat-liat? Habis ngomongin aku ya," tuduh Abim saat Shila dan Jelita menoleh kebelakang.

"Pede banget sih Bim. Kita tuh liat Rizki yang hari ini ganteng banget. Ga kayak kamu, masih pagi mukanya udah kusut aja," ujar Shila yang membuat wajah Abim semakin sebal.

"Udah..udah..bentar lagi bel masuk nih. Agak cepet yuk jalannya." Rizki segera mengingatkan teman-temannya.

Shila, Jelita dan Abim pun menghentikan candaannya. Mereka berempat mempercepat langkah menuju gerbang SMA yang sudah terlihat.

*****

KRINGGG!!

Bel masuk berbunyi nyaring tepat saat Abim, Shila, Jelita dan Rizki duduk rapi di tempat mereka masing-masing.

"Ya ampun..lupa deh," seru Shila tiba-tiba.

"Kenapa Shil?" Tanya Rizki yang duduk di sebelah Shila.

"Kemarin aku disuruh Pak Nendra buat ambil buku tugas yang minggu kemarin dikumpulin itu," jawab Shila yang tampak khawatir.

"Oh..mau aku temenin ngambil di kantor?" Tawar Rizki.

"Wah..iya deh. Temenin ngambil ya," sambut Shila yang langsung berdiri.

"Eh..tunggu..tunggu..biar aku aja yang temenin Shila. Kamu duduk manis aja disini, Riz. Oke?" Abim mencegah Rizki yang hendak berdiri. Shila melirik sebal kearah Abim.

"Kamu gak mau usil sama Shila, kan?" Rizki menaikkan satu alisnya dan menatap curiga Abim.

"Ya nggak lah..sama temen sendiri masa ga percaya sih, Riz." Abim meyakinkan Rizki. "Ayo Shil kita berangkat," lanjut Abim santai sambil menarik lengan Shila yang masih terlihat sebal.

"Ih..apaan sih, Bim. Jangan main tarik aja dong, sakit taukk. Males banget deh ditemenin kamu," seru Shila tampak kesal.

"Ih siapa juga yang mau nemenin kamu ke kantor guru, ambil aja bukunya sendiri, aku mau jalan-jalan aja, mumpung Pak Nendra belum dateng." Abim menyeletuk santai sambil menjulurkan lidah ke arah Shila yang dibalas dengan tatapan tajam Shila.

"Yaudah, ngapain ngikutin aku," ujar Shila ketus.

"Aku tuh gak ngikutin kamu...aku tuh mau ke kantin, sekalian kan arahnya sama kayak ke kantor guru. Aku tungguin disana aja." Abim semakin menggoda Shila.

"Huft.." Shila menghentakkan kakinya dan berbelok ke ruang guru, sementara Abim tetap lurus kearah kantin seraya tertawa karena berhasil membuat Shila sebal.

*****

'Meja Pak Nendra dimana ya?' batin Shila saat sampai di ruang guru. Dia pun mengamati deretan meja guru dan akhirnya menemukan meja dengan nama Pak Nendra.

"Nah, itu dia," seru Shila pelan sembari berjalan menuju meja Pak Nendra.

Shila pun mengambil tumpukan buku tugas yang tertumpuk rapi di meja Pak Nendra dan segera berjalan keluar kantor.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

asimetrisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang