~Two~

17 3 3
                                    


   Vio menyipitkan matanya yang terpancar sinar matahari pagi, ia sedang mencari sepanduk yang bertuliskan 'SMA Wisma Raya', setelah tepat di pintu gerbang, ia langsung masuk dan menjadi pusat perhatian karena para seniornya sedang berpandangan pertama dengan adik kelasnya yang cantik seperti Vio ini.
    Vio hanya menunduk dan lanjut berjalan tanpa arah.

   Vio menolah-noleh mencari petunjuk dan diam di tepi trotoar.
BRUK!!
  "Aww.." Barusaja tubuh Vio disenggol keras oleh pria yang tak dikenal yang sudah berlari menjauh tanpa meminta maaf bahkan menoleh kearah Vio.
  "Woi!!! KALO JALAN, EH LARI ITU PAKE MATA JANGAN KAYAK COPET" Ucap Vio yang melihat punggung pria itu semakin menjauh. "Gak minta maaf lagi huh, liat aja nan--"
  "Ehem..." Ucapan Vio terhenti saat menyadari ada seseorang dibelakangnya, ia menoleh pelan dan meliat dari ujung rambut sampai ujung kaki pria yang saat ini di depannya.

  "Emmm... Maaf yah tadi temen gue," Tadinya pria ini ingin melanjutkan ucapannya namun terhenti saat Vio langsung angkat bicara.
  "Ohh jadi tadi temen loh! Bilangin yah kalo lari gak usah pake nyenggol nyenggol segala, masa dia yang nyenggol lu yang minta maaf, DASAR NDAK PUNYA ADAB!" Ucap Vio marah dengan melipat kedua tangannya di dada.
   Pria di depannya hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum melihat sikap Vio yang marah tidak main-main.
  
  "Rafli" Rafli menyodorkan tangannya untuk berkenalan dengan Vio
   Vio melihat tangan Rafli cukup lama dan membalasnya dengan dingin.
  "Vio" Dengan cepat Vio melepaskan jabatan tangannya.

   Dingin banget nih cewek, Ucap Rafli dalam hati.

  "Nametagnya kok 'Arlena Vio. A.'? Gue panggil 'Arlena' aja yah..." Tanyanya melihat nametag Vio.
  "Gak boleh! Cuma orang tertentu doang yang manggil gue pake nama itu." Tolak Vio
  "Lah gue kan orang tertentu..." Jawab Rafli asal.
  "Ihhh..." Rafli tertawa pelan melihat ekspresi Vio yang menggemaskan

  "Emm... Boleh nanya gak, pemberitahuan kelas anak baru dimana yah??" Tanya Vio yang mendadak jadi kalem.
  "Owh, papan madingnya ada di sebelah ruang BK." Ucap Rafli seraya menunjuk-nunjuk tempat yang di maksud.
   Vio menganggukkan kepalanya seperti faham, padahal bingung karena sekolah ini sangat besar dan asing baginya.
   Menyadari raut wajah yang bingung Rafli tersenyum "Mau dianterin...??"
  "Hah? Oh gak usah, duluan ya... Thanks." Tanpa menunggu jawaban Rafli, Vio meninggalkannya sambil berjalan menuju arah yang ditunjukkan.

"Arlena Vio, murid baru..." Ucap Rafli tersenyum lalu pergi meninggalkan tempat tersebut.

🔆🔅🔆

  "Kelas XIPA3, okey, mari kita cari" Ucap Vio kepada dirinya setelah menemukan namanya dalam pemberitahuan mading sekolah.

  "Akhirnya....." Ucap Vio lega ketika sudah menemukan kelasnya,  keadaan kelas masih sepi, belum ada murid di dalam, hanya ada tas yang ditaruh di beberapa bangku namun pemiliknya entah kemana, mungkin pergi berkeliling sekolah.

   Vio melihat nuansa kelas berwarna biru muda dan putih, dan terdapat loker-loker murid di bagian belakang    dan dua buah AC yang menempel di belakang dan depan kelas, serta perabotan-perabotan kelas yang rapi.

   Lalu Vio memilih bangku nomor tiga dari depan yang menempel dengan tembok, setelah menaruh tas di bangku yang diinginkan, Vio menuju ke belakang untuk mencari loker miliknya dan menaruh barang-barang serta menyimpan kunci lokernya.
   Vio mengambil benda pipihnya dan memainkannya hingga acuh dengan keadaan sekitar, bahkan tidak sadar kalau keadaan kelas sudah cukup ramai.
  "Woy! Lu? Vio kan??" Tanya seorang cewek dengan suara cempreng nya yang membuat aktivitas Vio di HP terhenti untuk melihat siapa orang di depannya.

  "Loh, lo, Dyndra!" Vio mengedipkan matanya tak percaya "Ngapain disini?" Lanjutnya
  "Ngapain ngapain orang ini kelas gue" Ucap Dyndra lalu menaruh tasnya di sebelah bangku Vio alias sebangku.
  "Kita sekelas dan sebangku lagi?" Tanya Vio heran.
  "Iya" Jawab Dyndra santai.
  "Dari SD, SMP, dilanjut SMA!?" Vio menggelengkan kepalanya tak percaya, "Bosen guaa.."
  "Yah udah gue pindah!"
  "Eh jangan dooong..."
  "Katanya bosen???"
  "Nggak cuman heran aja kok pas banget gituloh, sekelas lagi,, hehe"
  "Yah mana gue tau"

   Lalu keduanya berbincang layaknya teman lama yang baru ketemu setelah libur panjang.

  "Taniya Putri" Ucap cewek yang duduk di depan Dyndra dengan ramah ia menyodorkan tangannya.
  "Adyndra, panggil Dyndra aja gak usah 'A'nya"
  "Arlena Vio, panggil aja Vio"
   Ketiganya langsung berbicara dan menanyakan alamat, nomor HP, dan lain-lain, hingga akhirnya bel masuk pun berbunyi.

🔆🔅🔆

Adyndra Dwi Aprilya16th

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adyndra Dwi Aprilya
16th

Taniya Putri Wijaya17th

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Taniya Putri Wijaya
17th

  

Aku VioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang