Vio yang berjalan bersama Dyndra, dan hendak menuju parkiran sekolah malah sibuk merogoh isi tasnya, sampai-sampai ia menggendong tasnya di depan seperti kangguru dan mencari sesuatu sambil berjalan bersama Dyndra.
Dyndra dari tadi hanya pura-pura acuh terhadap sikap sahabatnya, namun naluri nya terlalu kuat untuk menghentikan aktivitas sahabatnya yang memalukan, karena sepanjang perjalanan mereka menjadi sorotan atas kelakuan Vio yang gak jelas."Lu nyari apaan sih, gitu amat.." Tanya Dyndra yang entah sudah keberapa kalinya ia tanyakan.
"Nggak, nggak apa, bukan apa-apa"
"Gitu aja terus jawabnya.. Huh" Ketus Dyndra yang tak direspon apapun oleh Vio.
"Gue tunggu disini aja."
"Lo nggak ikut gue ambil mobil?"
"Nggak."
Lalu Dyndra pergi meninggalkan Vio, sementara Vio tetap sibuk mencari sesuatu di tasnya, namun sepertinya ia sudah mulai menyerah dan membereskan tasnya serta memakainya seperti orang normal pada biasanya."Ayo buk, naik" Ucap Dyndra yang melihat Vio melamun dari dalam mobil.
Vio masuk kedalam mobil Dyndra dan pulang bersamanya."Makan dulu yuk..." Ajak Dyndra memecahkan suasana.
"Emmm gak deh, lagi males"
"Gue traktir deh.. Anggap aja syukuran mobil baru, heheh" "Ayo dong... Jarang-jarang gue neraktir" Dyndra masih bersih keras merayu Vio.
"Yaudah, tapi jangan lama-lama...."
"Oke boss...." Jawab Dyndra mengacungkan jempolnya.Tak lama mobil Dyndra berhenti di depan Coffee Shop yang sangat menarik perhatian mereka berdua.
"Eh lu tau kan, ketua kelas kita??" Tanya Dyndra saat mereka sudah duduk manis di salah satu bangku Kafe tersebut.
Vio meminum kopi panasnya dan mulai berfikir keras. "Yang mana sih???" Tanya Vio yang kebingungan setelah mengingat-ingat nama yang disebutkan oleh Dyndra.
"Ya ampun... Sekelas kok gak tau, kudet banget sih..." Tak salah Dyndra mengatakan hal itu, Vio memang lambat dalam menangkap berita, menghafal nama orang, dan-gak suka sama cowok selain Rio."Ini dia instagramnya...." Lalu Dyndra menunjukkan ponselnya ke Vio, "Ganteng banget sumpah!! Haduh... Pengen deh ketemu emaknya...."
"Hah? Ngapain mau ketemu emaknya?" Tanya Vio bingung
"Mau nanya pas hamil ngidam apaan kok bisa seganteng ini, pinter lagi, huuuu idaman bet dah..."
Vio hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya yang dimanapun kapanpun selalu rempong.Tak lama pesanan Waffle Ice Cream mereka datang, dan mulai melahapnya.
"Enak banget punya gue cobain deh... " Tawar Dyndra dengan wajah jahil.
Dengan menatap layar handphonenya Vio menerima suapan Dyndra.
Tak lama mata Vio membulat ketika merasakan ada yang aneh di mulutnya.
"Mmmppphhuuk"
"Eh Vio!" Buru-buru Dyndra mengambilkan tisu dan memberinya sebotol air putih, Vio langsung memuntahkan apa yang ia makan tadi.
"IH DYNDRA...!!! TADI ITU RASA GREEN TEA KAN...!!???" Vio menjambak pelan rambut sahabatnya, sementara Dyndra yang dari tadi menahan tawanya seketika pecah hingga orang-orang melihat ke arahnya.Dyndra sudah mengenal Vio lama, ia tau pasti kalau sahabatnya ini paling tidak suka dengan makanan berbau green tea atau matcha, ia selalu merayu sahabatnya agar menyukai rasa itu, karena Dyndra suka sekali melahap sesuatu berbau green tea atau matcha.
Setiap ia menawari Vio, Vio pasti menolak dan berkata "Gak!! Rasa daun!!!" "Gak!! Lebih enak coklat." Hingga membuat Dyndra gemas akan masalah Green tea"Vio...." Panggil Dyndra kepada Vio yang masih marah.
"Viiioooo....." Dyndra terkekeh melihat bibir dan alis Vio yang melengkung.
"Lagian makan kok sambil liat HP..."
"Biarin NAPA, serah gua." Jawab Vio yang tak menatap Dyndra.
Dyndra yang mendengar itu hanya terkekeh dan kembali menghabiskan sisa makanannya.Selama perjalanan pulang Dyndra tentu saja tetap merayu Vio supaya tidak marah, yah memang gak akan sampe berhari-hari pasti marahnya, akan tetapi Dyndra memang seperti itu, bukan malah membuat Vio tenang malah membuat mood Vio menjadi hancur akibat ocehannya.
"Makasih." Ucap Vio langsung turun dari mobil Dyndra.
"Sama-sama beb...." Lalu Dyndra terkekeh karena mungkin Vio mendengar ucapan Dyndra.Dan tak lama mobil BMW putih milik Dyndra meninggalkan pekarangan rumah Vio.
🔆🔅🔆
Vio yang telah menyelesaikan ritual malamnya, langsung menuju ke kasur untuk membuka YouTube sebagai hiburannya malam ini, mumpung belum jam sembilan, karena jika diatas jam sembilan ia harus segera tidur, jika ia jam sepuluh lebih baru tidur, kemungkinan besar besok bakal kesiangan untuk menuju ke sekolah.
*Kling*
Mengambil benda pipih berwarna senada dengan kamarnya, dan langsung membuka via chat, dan mengecek siapa yang mengirimkan pesan."Hai, aku Gustav."
"Arlena, kan??"Vio mengangkat kedua alisnya dan merubah posisi duduknya.
'Ini bukan sih, yang diceritain Dyndra tadi.' Ucapnya dalam hati."Iya, aku Arlena."
"Dapet nomor aku darimana?""Oh iya, aku nemuin binder kamu di bangku depan taman"
"Aku dapet nomormu dari biodatamu di binder, Sorry yah."Vio membulatkan matanya tak percaya, 'Akhirnya ketemu', yap benda yang ia cari dari tadi memang binder kesayangannya.
"Oh gak papa kok"
"Kamu?? Anak kelas aku kan??"
"Iya"
"Berarti besok bindernya aku balikin di kelas...."
"Oke."
Lalu setelah lama chatan dengan Gustav, ia kembali melihat foto-fotonya dengan Rio, sebelum akhirnya pergi tidur.
"Good night Rio... Gua kangen sama lo" Lalu ia menarik selimut dan lelap dalam tidurnya.
🔆🔅🔆
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Vio
Teen FictionMasa SMA mungkin masa yang paling indah menurut sebagian besar remaja, namun tidak halnya dengan Vio. Vio merasa, bukan masalah cinta yang biasanya disajikan pada masa SMA saja yang harus ia hadapi, namun masalah lain yang terus berdatangan berga...