Aku disini,
Tengah berjalan melintasi lorong panjang yang mengantarkanku pada tujuanku datang kesini pagi-pagi."Aku akan segera kembali, do'akan aku yah. Semoga semua berjalan dengan lancar."
Hening
"Hei, apakah disana kamu melihatku? Kenapa kamu ngga kembali. Lihat, aku yang sudah biasa dijuluki Si Hati Baja kini aku rapuh, aku rapuh karenamu. Ya, apakah disana sangat indah? Aku jadi ingin menyusulmu, pasti aku bahagia karena terus bersamamu. Tapi aku tidak bisa, karena ini bagian dari janjiku, aku harus menepatinya. Ya sudah aku pamit dulu. Sampai jumpa kembali Ka."
~_~
Terlihat seorang gadis yang sedang berjalan sambil sesekali bersenandung. Hingga tiba-tiba, ada seorang laki-laki memeluknya. Dari tatapannya, laki-laki itu sangat merindukannya.
"Cha, lo kemana aja selama ini. Lo tau? Gue ngga punya temen sama sekali. Ngga ada yang marah-marah kalo gue makan pedes, ngga ada yang ngajakin gue ke perpus cuma numpang Wi-Fi, ngga ada lagi yang mau taruhan saat main basket, ngga ada yang minta gue buat beliin siomay Bang Jali. Gue kangen lo Cha. Semua ngga bener kan kalo katanya lo meninggal. Emang bener-bener tu orang yang udah bilang lo meninggal. Orang meninggal kok dibuat becandaan. Selama ini keyakinan gue bener kalo lo itu masih hidup."
Tapi gadis itu menatapnya bingung. Apa dia mengenalnya? Padahal dia baru pertama kali bertemu dengannya.
"Sorry, kaka salah orang mungkin. Saya murid baru di sini. Saya pindahan dari Aussie."
"Cha?"
Lalu gadis itu mengulurkan tangannya.
"Kenalin, nama saya Jovanka, panggil aja Jova. Emm, ka saya mau nanya, ruang kepala sekolah ada dimana ya?"
Tapi laki-laki itu diam. Dia masih mematung di tempat. Dia bingung harus bagaimana. Dia terus mencerna perkataan gadis itu. Hening beberapa saat.
"Ka?"
Lelaki itu tersentak, dan membalas uluran tangan gadis itu.
"Oh ya. Nama gue Vileno, panggil Leno aja. Gimana tadi?"
"Ruangan kepala sekolah ada dimana ya?"
"Ohh ruang kepala sekolah, lo tinggal lurus aja sampe ujung sana, terus belok kanan, nah disitu." katanya dengan tatapan masih bingung.
"Baiklah, makasih ka- ah Ka Leno."
Apa ini? Kenapa gadis itu mirip sekali dengan sahabatnya. Sahabat yang sudah satu tahun ini meninggalkannya.
"Cha, lo udah bahagia yah. Tapi kenapa gue masih ngga rela dengan kepergian lo." katanya sendu.
~_~
Di lain tempat ada seorang gadis yang sedang meringis kesakitan di toilet perempuan.
"Heh!! Gue udah peringatin lo, ngga usah deket-deket Seann! Centil banget si jadi cewe. Ngga laku lo ya?!" katanya sambil menjambak rambut gadis itu tanpa rasa kasihan.
Lalu dia menampar pipi gadis itu berkali-kali.
"Lo udah berani deket-deket dia, berarti lo udah tau resikonya!!"
"Maaf ka, tapi dia cuma nolong aku karena kemaren aku jatuh."
"Bisa ngga, ngga usah cari perhatian ke dia!! Gue tau lo itu cuma nyari perhatian dia kan, biar dia nolongin lo!! Cih, cewe murahan!"
"Maaf ka, aku janji bakal jauhin Ka Seann, janji ngga bakal deket-deket lagi. Tapi tolong ka, lepasin aku."katanya sambil menahan air matanya dan rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STVERY
Teen FictionAku adalah dia Adalah sebuah bayangan Berdiri tanpa tau diri Disini, di sebuah ruang tanpa celah Bahkan setitik cahaya tak ingin menyentuhnya Bukan tidak pernah diri ini mencoba berjalan Berjalan dalam lingkup sebuah bayangan Aku terlalu takut Taku...