Suasana di kelas XII MIPA 2 kini ricuh, mengingat gurunya belum masuk ke kelas. Bahkan sudah hampir 15 menit tapi tidak ada tanda-tanda bahwa guru itu masuk. Sampai pada akhirnya ada suara langkah kaki.
"Weh weh weh, Buncit dateng."kata salah seorang siswa disana.
"Yahh, lagi asik ngerumpi juga."timpal seorang siswi yang sedang asik bercerita.
"Seann, woy bangun."teriak salah satu siswa yang bername tag Bima itu.
Tapi tak ada respon dari sang empunya.
"Woyy kebo bangun!!"teriaknya, tapi lagi-lagi tidak ada respon.
Hingga.
"Seann awas ada ulet bulu tu di baju lo!! Ihh uletnya gede banget lagi." teriaknya. Dia yakin semua akan menertawakan respon dari siswa yang bernama Seann itu.
"Hah!! Ulet bulu?!! Mana ish cepet buangin!" teriaknya kegelian. Dia masih tidak sadar bahwa dirinya sedang dikerjai oleh sahabatnya.
"Hahahahahaha!!" tawa siswa-siswi di kelasnya pun pecah mendengar teriakan Seann.
"Bangsul!! Lo ngerjain gue Bim?!" tanyanya marah.
"Kalo ngga gitu, lo ngga bakal bangun. Liat noh Buncit lagi jalan kesini. Bisa-bisa lo kena semprot dia lagi. Gue ngga mau yah pagi-pagi udah denger ceramah aja. Masih mending denger ceramahnya Mama Dedeh yang Jama'ah oy jama'ah, alhamdulillah" lalu dia tertawa karena lawakannya. Tapi tidak dengan lawan bicaranya itu. Dia hanya menatapnya datar.
"Ngga lucu nyet!"
Entah magnet apa yang menariknya menatap jendela, dia seperti melihat gadisnya. Gadis yang selama ini pergi darinya. Tapi apa mungkin? Dia takut salah lihat. Tapi, sesekali dia mengerjapkan matanya untuk melihat dengan jelas siapa gadis yang sedang berjalan bersama guru itu. Tapi dia yakin itu gadisnya. Tidak salah lagi. Gadisnya telah kembali. Hingga tiba-tiba sebuah penghapus mendarat mulus di kepalanya. Sontak dirinya langsung mengaduh kesakitan.
"Apaansi anjir!" teriaknya. Dia bersumpah akan menghabisi siapapun yang sudah melempar penghapus papan tulis ke kepalanya. Kasian kepalanya, nanti bocor ribet urusannya.
"Apa kamu?! Mau marah sama saya?!"
"Eh eh udah ada Buncit." tak sadar apa yang dia katakan membuat guru yang ada di depannya pun marah.
"Apa kamu bilang?!!!"
"Eh engga bu, maksud saya Bu Citra yang cantik melebihi Jisoo Blackpink. Kok ibu udah masuk aja. Padahal tadi masih jauh loh bu." ungkapnya lembut.
"Diem kamu!! Sekarang perhatikan ke depan."
"Di depan ngga ada yang perlu di perhatikan bu, ngga ada spesial-spesialnya. Mending merhatiin kamu ya babe."sambil melirik ke sebelah, yaitu Bima.
"Ih apasi lu homo najis. Maaf bu dia bukan temen saya."
"Ayolah babe. Nanti aku kasih kamu coklat yang banyak. Ya ya ya??" sambil terkekeh geli melihat raut wajah sahabatnya yang merah karena menahan emosi.
"Heh Seann, lo udah ngga laku apa sampe segitunya ke gue. Gue tau kalo lo jomblo, tapi ya jangan ngenes-ngenes amat laa. Malu gue masa punya temen yang modelannya kek dewa Yunani tapi ngga punya pacar."
"Aaaaa babe." lagi-lagi Seann membuat Bima kesal.
"Seann Bima!!!!! Ngga usah ikut pelajaran saya!!! Keluar sana!!!" perintah Bu Citra yang amarahnya sudah di ujung tanduk.
"Yess!" pekik Seann.
"Kantin yuk Bim." dengan entengnya Seann mengatakan itu yang masih berada di dalam kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
STVERY
Teen FictionAku adalah dia Adalah sebuah bayangan Berdiri tanpa tau diri Disini, di sebuah ruang tanpa celah Bahkan setitik cahaya tak ingin menyentuhnya Bukan tidak pernah diri ini mencoba berjalan Berjalan dalam lingkup sebuah bayangan Aku terlalu takut Taku...