05. Arkan & Agatha
(Artha)
***Agatha dikejar-kejar raksasa es krim rasa wasabi.
Tinggi, hijau, dan mulai meleleh. Matanya terbuat dari keping cokelat besar yang berat sebelah. Tangannya seperti ranting. Setiap dia melangkah, tanah bergetar. Agatha berlari sambil berteriak, tetapi tak ada satu suara pun yang terdengar dari mulutnya.
Agatha meraih apa aja yang ada di sekitarnya. Ranting pohon yang menjulur, rumput tinggi, berharap membantu.
Dari dalam tanah, tiba-tiba ada akar yang melilit kakinya. Agatha meringis, sebelum akhirnya terjatuh.
Lalu, terbangun dari tidurnya.
Hal pertama yang dilihatnya, juga hal pertama yang memang selalu lihat ialah laki-laki yang sudah bersamanya sejak lama.
"Kenapa?" tanyanya. Kali ini, terdengar lembut.
Agatha jadi malu sendiri. "Mimpi buruk."
Tangan Arkan terulur, menyelipkan anak rambut Agatha ke belakang telinga. Sempat mengusap pipi Agatha sesaat. "Makanya sebelum tidur tuh baca doa," katanya.
"Baca kok." Agatha mengerucutkan bibirnya, sebelum berangsur mendekat pada Arkan, sampai dalam dekapannya. "Mimpi es krim raksasa ngejar-ngejar."
"Kan, gue bilang jangan kebanyakan makan es krim."
"Tapi enak."
Agatha mendengar Arkan mendengus.
"Gue masih mau tidur," ungkap Arkan.
"Ya tidur aja lagi."
"Awas."
"Nggak mau." Agatha tetap memeluk Arkan. Karena ia tahu, Arkan akan mengalah.
Benar saja, beberapa saat kemudian Arkan membalas peluknya dan memejam damai.
***
Next, mau siapa?
Btw salah satu bukuku, Utara, lagi open Pre Order. Cek ceritanya ya hehe.
Best regards, Bayu Permana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope
Short Story"It might be stormy now, but it can't rain forever." * bagian dari #socialdistancing #dirumahaja dan #workfromhome. hadir sebagai teman. biar sama-sama kuat. © Bayu Permana, 2020.