Kali ini kembali kudapati lorong gelap itu, pikiranku buntu entah harus melewatinya atau tetap berdiri di tempat yang sama.
Ragu, takut, dan penasaran bergemul menjadi satu menciptakan tanya yang tak kunjung ada jawabnya.
Ragaku memaksa untuk melewatinya mencoba menysuri setiap jengkal kegelapan yang ada didalamnya, namun pikiranku menolak dan ternyata lagi lagi kudapati diriku tetap sama dari waktu kewaktu bahkan sampai saat ini.
Aku masih seorang pengecut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Es Batu
FantasySebuah kata tentang Dia dan aku yang mengaguminya. . . Jangan lupa tinggalkan jejak yah!