Empat

124 33 58
                                    

Jangan lupa setelah membaca untuk memberikan vote dan komennya sayang-sayangku💜
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat Membaca

💜💜💜

Dua puluh tahun lalu.

Malam itu hawa sangat dingin, hingga menusuk tulang. Taehyung kecil sedang duduk termenung di depan halamannya, sambil memandangi langit malam ia bergumam seolah-olah dunia akan membawanya pergi.

"Tete, kenapa tidak masuk ke dalam?" tanya seorang wanita. Walau pun sudah berumur, wajahnya pun tetap awet muda hingga sekarang, bahkan wajahnya pun sangat cantik bak dewi aprhodite.

"Ibu. Dunia begitu tidak adil yah?" ujar Taehyung sambil memandangi langit.

Heran dengan perkataan Taehyung, Ibunya pun mengerutkan kening. Ia tau sekali anak laki-lakinya ini sedang ada masalah. Jadi dengan samampu mungkin ia menghibur anaknya.

"Kenapa berbicara seperti itu?" tanya Ibunya selembut mungkin.

"Buktinya Ayah hanya sayang dengan Kakak saja. Tete bahkan tidak pernah satu kali pun di peluk atau pun di ucapkan kata selamat di saat mendapatkan juara kelas." wajahnya tertekuk, dari matanya keluar cairan bening.

Ibunya pun tersenyum, lalu mengelus lembut kepala anaknya, "tidak mungkin sayang, Ayahmu sangat menyayangi kamu. Buktinya setiap hari Ayah bercerita banyak tentang kamu pada Ibu" ia tau sekali perlakuan yang diberi suaminya pada anaknya ini, perkatan yang sangat kasar dan sering kali memukul.

"Benarkah?" Taehyung memutar badannya sehingga menghadap lurus pada Ibunya "benarkah yang Ibu katakan?" kata Taehyung semangat.

"Benar. Ayah seperti itu, karna dia mau nanti kamu jadi anak yang pemberani seperti Dia. Maka dari itu Ayahmu sangat disiplin. Ayah sangat menyayangi kalian berdua seperti Ibu menyayangi Tete sekarang." sambil memeluk erat tubuh mungil putranya itu, senyum pun mengembang di bibir kecil Taehyung.

"Ibu, jangan pernah pergi ya. Jangan sekali pun meninggalkan Tete. Tete sangat menyangi ibu." kata Taehyung sambil terus memeluk erat Ibunya. Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Ibunya, Taehyung pun mendongak untuk melihat wajah Ibunya, kemudian melapaskan pelukannya, wajah sendu dari Ibunya terlihat sangat jelas di matanya. Perlahan lahan mulai menghilang hingga menyisakan dia sendiri.

"Ibu, jangan tinggalin Tete. Ibu mau kemana? Ibuu!" teriaknya sambil menangis.

Ia tersadar saat mendengar benda pecah di lantai bawah. Badannya bergetar hebat, begitu juga dengan keringat yang bercucuran di keningnya. Saat ingin berdiri dunia seakan berputar, sangat pusing hingga membuka mata pun susah. Dengan hati-hati ia pun berjalan sambil memegangi kursi dan dinding yang berada didekatnya.

"Hera!" teriak Taehyung, tak ada jawaban yang terdengar di telinga. Kepalanya pun semakin pusing begitu juga dengan napas yang mulai terengah-engah. Perlahan ia menuruni tangga sambil melihat ke sekitar ruang tamu, tetap saja ia tak menemukan keberadaan gadis itu.

"Hera!" teriaknya lagi dengan nada yang sedikit emosi. Kepalanya seakan pecah saat berteriak.

"Kemana gadis itu pergi, padahal tadi ada bunyi benda pecah." Taehyung pun berjalan ke ruang pribadinya, ingin maksud mengambil obat pereda rasa sakit dan saat itulah ia menemukan gadis yang di carinya tadi, sedang berjongkong membersihkan sesuatu di sana.

"Sedang apa kau disini?" tanya Taehyung dengansuara baritonnya, membuat siapa saja yang mendengar akan merasa terintimidasi dengan suara itu.

Gadis itu terkejut, lalu dengan cepat berdiri melihat kearah Taehyung. Ia tampak menyembunyikan sesuatu dibelakang punggungnya.

ELEGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang