03🌼ㅡoh, jadi namanya sakura

367 47 4
                                    

Seperti pagi biasanya, sebelum memulai pelajaran, banyak murid yang mendatangi loker mereka untuk mengambil buku atau menaruh sesuatu supaya mereka tidak perlu membawa banyak barang dari rumah. Begitu pula dengan Nakamoto Yuta.

Cowok yang dikenal dengan rambut gondrongnya itu sedang mengambil buku pelajarannya. Di sampingnya ada Taeyong yang terlihat melakukan hal yang sama.

"Lo udah terima jadwal yang baru?"

Yuta mengangguk. "Udah. Berlaku buat minggu depan kan itu?"

"Iya."

Saat hendak membuka tasnya, Yuta merasa ada sesuatu yang terlewatkan. "Perasaan gue punya gantungan kunci di tas ini," gumamnya mengingat-ingat.

"Udah belum? Ayo ke kelas," ajak Taeyong sambil mengunci lokernya yang penuh dengan anting. Iya, cowok itu memang mampir ke loker untuk memilih anting mana yang akan ia pakai hari itu.

"Eh Yong, lo tau nggak kalo gue punya gantungan kunci di tas ini?"

"Hah? Enggak. Emang iya?"

Wajar saja sih, Taeyong tidak tahu menahu tentang gantungan kunci itu karena Yuta baru memakainya selama dua hari sebelum ia sadar sekarang bahwa gantungan kunci itu sudah tidak ada.

"Yaudah lah."






To My Youth Romantic Story






Mulai minggu ini, seluruh kelas resmi memberlakukan jadwal baru. Bukan hal baru lagi jika di tengah-tengah semester ini ada pergantian jadwal. Biasanya sekolah menyusun kembali jadwal untuk menyesuaikan dengan kelas 12 yang akan menghadapi ujian.

Hari ini kelas 2-1 sudah berkumpul di lapangan dan melakukan pemanasan. Mr. Yonho selaku guru olahraga juga belum menampakkan diri.

"Sakura, bantuin pegangin kaki gue pas sit up ya! Mau nggak?" tanya Rose.

"Boleh, kok."

"Tumben amat sih, Ros, mendadak ngelakuin sit up? Biasanya kalo suruh lari lapangan, lo jalan sendiri di belakang ogah-ogahan," celetuk Yuju menatap Rose heran sedangkan di sampingnya ada Chaeyeon yang asik mengemut permennya.

"Suka-suka gue lah! Eh, tau nggak lo kalo sekarang kita olahraga bareng kelas apa?"

"2-3," sahut Chaeyeon yang seingatnya sering bertemu Nayoung dan Yooa dari kelas 2-3 saat pelajaran olahraga.

"Itu dulu, sekarang kan jadwalnya ganti."

"Terus siapa?"

Rosie yang sedang melakukan sit up, tiba-tiba tersenyum sampai pipinya memerah. Hal itu membuat ketiga temannya memandang satu sama lain dengan tatapan bertanya.

"Napa dah lo muka lo jadu merah gitu?" tanya Chaeyeon.

Namun kemudian, Yuju menutup mulutnya terkejut, "OH! Gue ngerti sekarang! Pantes aja Rosie pencitraan pake sit up gini!"

"Oalah, bareng sama kelasnya Junhoe ternyata," sahut Chaeyeon sambil memutar bola matanya malas.

Sakura mengikuti arah pandang ketiga temannya itu, tepatnya ke arah pintu masuk lapangan. Di sana, kelas 2-5 sudah mulai ramai berdatangan dan mencuri perhatian, terutama dari para gadis. Adalah sebuah keberuntungan memiliki jadwal olahraga yang sama dengan kelas yang terkenal karena visual para murid cowoknya.

"Gila, beruntung banget kita bisa liatin cogan keringetan."

"Inget Jeonghan, Ju."

"Iya elah. Gue cuma lagi terpana sama ciptaan Tuhan kayak mereka, apalagi Taeyong sama Taehyung! Eh, gila itu Taeyong tiap hari piercing-nya main gonta-ganti aja," celoteh Yuju panjang lebar seraya tak lepas mengamati kelas 2-5.

"Gantengan juga June," sahut Rosie tak mau kalah.

Berbeda dengan teman-temannya, Sakura hanya menatap polos ke arah kelas 2-5. Ia tidak begitu kenal dengan mereka, ia hanya tahu sebatas wajah saja.

Menurutnya, kelas 2-5 adalah kelas yang paling sulit untuk dijadikan teman. Selain para cowoknya yang punya visual bak pangeran, begitu pula dengan murid ceweknya. Sebut saja Jiho, Lisa, Saerom, dan Mina.

Mereka adalah murid-murid dengan popularitas tinggi dan selalu menjadi pusat perhatian. Bukan berarti para murid kelas 2-5 bersikap sombong atas ketenarannya, namun sulit bagi Sakura yang memiliki sifat canggung dan pemalu untuk mendekati mereka.

Ia tidak seperti Rosie yang dikenal sebagai social butterflies. Bahkan memiliki perteman yang akrab dengan Yuju, Chaeyeon, dan Rose adalah sebuah hubungan yang Sakura syukuri.






To My Youth Romance Story







Yuta sedang meregangkan otot-ototnya ketika sebuah tepukan pada pundaknya membuatnya menoleh. "Apaan?"

Orang yang menepuk pundak Yuta adalah Jimin, di sebelahnya ada pula Junhoe yang baru menyelesaikan pemanasannya. "Yut, berhubung kelas kita olahraga barengan sama kelas 2-1, lo nggak ada ngucapin makasih gitu ke orang yang nolongin lo?"

Yuta menaikkan satu alisnya. "Emang lo kenal siapa yang nolongin gue?"

"Tolol banget nggak tau terimakasih udah diobatin terus nggak tau siapa yang nolongin," tambah Junhoe yang diangguki oleh Jimin.

"Ya mana gue tau! Lo pada kagak ada yang ngasih tau gue!"

"Tuh liat, ini nih kelakukan fuckboy *GI kesukaan cewek-cewek. Mentang-mentang famous jadi nggak liat kanan kiri."

"Anjing, itu mah lo, June!"

Lantas Jimin menunjuk gerombolan siswi yang sedang asyik pemanasan yang kalau dilihat-lihat lebih tepat disebut sedang mengobrol sebenarnya. "Lo mesti tau temen-temennya Rosie kan? Cewek yang bucin banget ke June?"

Yuta mengikuti arah yang ditunjuk Jimin tadi. Dia tahu Roseanne Park, gadis yang sejak awal masuk sudah mengejar-ngejar Junhoe. Dia juga familiar mengenai wajah teman-temannya. "Iya gue tau. Taeyong bilang katanya cewek yang nolongin gue ini temennya Rose?"

Jimin mengangguk. "Itu tuh yang rambutnya pendek sebahu pake poni. Kaya lo juga tuh, dari Jepun, namanya Sakura."

"Doi juga jarang kelihatan, soalnya kayaknya anaknya agak susah adaptasi gitu sedenger gue dari gosipan anak cewek. Tapi baik, kok."

"Pro bener lo masalah ginian gara-gara sering gabung Saerom kan lo? Emang lo udah interaksi langsung sama dia?"

"Belum, sih."

"Keliatannya doi masih agak kaku gitu di sini. Baru pindah semester ini kan? Gue suka nih sama model yang ginian, imut-polos menggoda." Tiba-tiba saja Taehyung datang dan menyahuti percakapan mereka. Cowok itu lantas ditoyor oleh Junhoe.

"Dateng lagi kan, fuckboy 2.0."

"Gue fuckboy, lo asshole-boy."

Tidak menghiraukan keributan antara June dan Taehyung, Yuta terus mengamati gadis yang baru diketahuinya bernama Sakura. Ucapan Jimin memang ada benarnya, rasanya tidak sopan jika dirinya tidak mengucapkan terima kasih pada gadis itu. Apalagi sekarang lukanya sudah jauh membaik berkat Sakura.

"Mending lo temuin doi aja langsung," kata Jimin yang kemudian melenggang pergi karena malas berada di dekat sumber keributan.

Yuta yang sudah jengah dengan kelakuan dua temannya itu akhirnya bertindak memisahkan. "Ck, brisik banget lo berdua udah kayak ayam jago lagi disabung!"






*GI : Garuda Internasional High Scool

to my youth romantic storyㅡ[yuta;sakura]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang