04🌼ㅡaku kamu

485 55 13
                                    

Setelah menyelesaikan jam pelajaran olahraga, semua murid bergegas meninggalkan lapangan, entah ingin segera berganti baju untuk bersiap dengan pelajaran selanjutnya, entah ingin segera nongkrong di kantin, entah karena sudah tidak tahan dengan terik matahari.

Sebagian besar siswa kelas 2-5 memilih untuk segera mengganti kaos mereka dengan seragam, kemudian tak peduli dengan berapa lama lagi waktu yang tersisa menuju pergantian jam, mereka dengan santai mengisi meja-meja kosong di kantin.

Begitu pula Yuta dengan satu tangan membawa mangkok kecil berisi es kepal yang dipesannya, kemudian bergabung dengan para murid teladan langganan BK, alias teman-temannya itu.

"Serius amat kayak lagi nahan boker. Liatin apa lu, Tet?" tanya Junhoe saat melihat Tetet, nama akrab Taehyung yang mengerutkan alis seraya memperhatikan ponselnya dengan serius.

"Tik tod."

"Liatin bokep dia," sahut Yuta setelah menyendokkan es kepalnya.

"Astajim, Yuta mulutnya minta dibalsem!"

"Ya jangan dong, dikira mulut gue masuk angin dibalsem."

"Masuk angin mah kerokan."

"Hmm, liatin hape terus, nanti matamu rusak, mending tutup matamu untuk selamanya."

SAVAGE TAEYONG

"Dasar punya temen otaknya sontoloyo!"

Lantas kantin dipenuhi oleh riuh tawa gerombolan remaja tersebut. Kalau mereka diam saja sudah membuat seluruh siswi terpesona, maka sekali tertawa seperti ini habis sudah para siswi dibuat lemah dengan keuwuan mereka. Tapi sayang, dibalik mukjizat mereka yang diberkahi dengan kerupawanan, maka supaya seimbang, Tuhan menciptakan mereka dengan sisi kebobrokan yang juga tak terhingga.

Kemudian, beda lagi dengan cowok bernama Park Jimin. Sedari tadi dia hanya diam dan sibuk sendiri dengan urusannya.

"Udah gue bilang, itu dalgona nggak bakalan jadi kalo lo ngudeknya manual. Sampe gue jadi menteri pendidikan juga ga bakalan jadi." Sungjae yang melihat Jimin mengaduk kopi tanpa henti itu jadi gemas sendiri. Pasalnya Jimin bersikap batu, disuruh pakai mixer tidak mau. Katanya pede dengan jurus aduknya, tapi nyatanya sampai sekarang belum ada tanda-tanda kopinya mengembang tuh.

"Anjrit, mau ngopi aja susah bener harus kerja rodi dulu ngudeknya," Jimin frustasi sendiri.

June yang peduli dengan penderitaan temannya itu, akhirnya mengambil alih gelas dan sendok yang ada di tangan Jimin.

"Sini gue aja, ntar tangan lo buyutan lama-lama."

Belum lama setelah mengaduk kopi, suara nyaring bergema di seluruh kantin.

"JJJJUUUUNEEEEDDDDIIIII!!!"

Siapa lagi kalau bukan Roseanne Park. Cewek itu baru saja menginjakkan kaki di kantin dan langsung histeris tatkala melihat Junhoe. Sontak saja, cowok itu langsung terlonjak kaget bahkan hampir melempar gelas yang sedang di pegangnya.

"ALLAHU!!”

“Kaget gue jancu!"

"JUNE, LAGI APA NIEE?" tanya Rose sambil memberinya pelukan dari belakang.

"Lagi kayang," jawab Junhoe sambil berusaha melepaskan pelukan Rosie yang seenaknya sendiri.

"Tapi aku liat kamu lagi ngudek deh."

"KALO UDAH TAU NGAPA NANYA?!"

"Sabar June sabar."

Cowok-cowok sudah tertawa melihat kelakuan June dan Rose. Mereka ini sudah seperti hiburan tersendiri, lawakan gratis. June sangat heran dengan Rose, dia cantik tapi dia tidak peduli sama sekali dengan imejnya, bahkan cenderung barbar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

to my youth romantic storyㅡ[yuta;sakura]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang