LATAR WAKTU ADALAH SEBELUM MASA DARURAT COVID-19⚠️
Happy reading~
Berbeda dengan teman-temannya yang lain, Jessen lebih memilih untuk membelikan Joni martabak dari pada wishkas untuk si Babon. Tentunya martabak kang Daniel.
"Kang, ada martabak rasa wishkas ga?""Ha? Amplas? Mana ada martabak di amplas. Dah gila ya kau?"
"..."
"Eh, itu cewek yang kau bilang suaranya cantik mukanya ikut cantik, dia beli martabak disini loh tadi."
Jessen menujuk wajahnya dan menampilkan ekspresi yang pengen tak hiiiih.
"Ada nampak mukak ku peduli?""Jangan pulak kau ngambek gegara whiskas. Mana ada martabak rasa whiskas mau kau cari sampe meikarta pun tak akan dapat. Itu si Feli mau pulang ke rumah abangnya. Ada hajatan katanya."
"Hujatan apa pula bang? Cewek cantik ada pula yang dihujat? Bukannya sekarang ini lagi rame keadilan sosial bagi people good looking."
"Hajatan loh babi."
"Babi disaksang enak loh bang."
"Suka hati kau aja la je."
***
"Briking niws briking niws, Bang Joni mikum," Jessen teriak teriak depan rumah Joni.
Rumah Joni sendiri, bukan rumah orang tuanya. Yang usaha sejak SMP mah beda. Joni memang dari SMP sudah usaha slime, squishy, dan barang haul lainnya. Belum lagi endorse-an di IG yang ngalir terus.
"Assalamualaikum."
Bukan Joni yang membuka pintu rumah, melainkan ukhty kiyowo yang masih menggunakan mukenah pink.
Sangat terlihat bahwa ia habis menjalankan ibadah sholat dzuhur.
Jessen saja yang lupa bahwa seharusnya ia datang dari jam 10 tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance Religionship
FanfictionI wish i could turn back time, when everything was perfect. ©Sweetpeanuts21