Kampus Kota Apel

60 9 18
                                    

"Rasa bersyukur itu menerbitkan kegembiraan yang murni dan sejati. Dalam keadaan stress, sedih, ataupun gundah tetaplah bersyukur!"

°

°
°

Aku datang! Hehehehe
Untuk pengisi waktu yang masih #dirumahaja kalian nih gess. Biar nggak jenuh, badmood, atau bahkan ambyar dengan tugas dari sekolahan atau pun tugas dari dosen kuliah boleh lah yaa di baca.😂 Jangan lupa beri bintang nya.
Please, give criticism and advice to me.
Thank's. 🙏😘❤❤❤❤

Sang surya mulai menampakkan sinarnya. Dikala pagi udara terasa sangat dingin nan sejuk di kota yang sering dijuluki dengan nama kota apel. Malang satu kota berjuta cerita, disini Aina terseok - seok dan berjalan hidup mandiri tanpa kemanjaan hidup dari orang tua. Meskipun terkadang kedua orang tuanya rutin membesuk atau mengunjungi secara rutin dua kali dalam seminggu. Padahal, jarak Surabaya dan Malang cukup jauh. Namun tak menyurutkan semangat papa dan mama nya untuk sekedar melihat keadaan buah hati satu - satunya.

Dentuman angin menembus tipis wajah kuning langsat nya. Tak bisa dipungkiri bahwa hawa dingin di kota malang ini sering membuat Aina menggigil. Seperti saat ini setelah berakhirnya waktu fajar dia bergegas bangun untuk melaksanakan kewajiban nya sebagai seorang muslimah, yakni menjalankan dua rakaat shalat subuh.

"Mandaaa, bangun!" ucap Aina menggoyang - goyangkan tubuh partner kost an nya yang satu ini.

Orang yang sedang dijadikan sasaran pembangunan pagi ini hanya menggeliat, bak cacing yang kepanasan disiram air garam.

"Bangunn gendutt, jangan tidur mulu. Udah mau jam 5 ini, kamu harus bangun sholat subuh."

"Apa sihh Na. Maless ah, aku baru PMS. Jangan ganggu bobok cantik ku," pinta Manda sambil mengusap mata nya yang setengah menutup setengah terbuka.

"Ehh iya juga ya. Heheheh, ta - ta pi katanya kamu mau jogging bareng sama aku. Ayoo ndaa bangun semakin pagi jogging nya semakin baik. Jadi nggak terlalu panas. Udaranya pun masih segar," kata wanita berwatak penyabar itu. Ia tak mau berhenti membangunkan Manda.

"Nggak ah, punggung ku baru sakit Na. Kau pasti tau kan rasanya PMS, mau jungkir balik dengan pose gimana pun punggung dan perut rasanya sakit," rengek Manda yang juga menutupi kepalanya dengan boneka beruang sebesar dirinya.

"Beneran sakit? Ah palingan kamu cuman ngeles aja Nda. Perasaan hari pertama menstruasi kamu udah kemaren lusa masih aja sakit?"

"Ampuunn dah nih anak, gue di cuekin! Dasar gendut suka nya makan, males olahraga pula. Gini bilang nya mau diet? Cita - citanya aja pengen kurus, tapi suka bikin kue coklat. Haduhhhh, ampuni dosa - dosa temen Aina ini Ya Allah."

Manda membiarkan lawan bicaranya ini ngedumel sendirian. Tanpa merespon Manda kembali tertidur melanjutkan mimpi yang entah indah atau bahkan sangat indah. Mungkin saja ia sedang bermimpi bertemu dengan pujaan hatinya yaitu Pak Azka dosen pembimbing nya Aina.

Sejenak Aina menghembuskan nafas lalu beranjak dari tempat tidur bersize jumbo yang mampu menampung 6 orang lebih untuk tidur dalam satu tempat. Dengan masih mengenakan mukena ia pun pergi ke halaman depan rumah kost kecil nya, menanti sang baskara untuk muncul dan terbit menyapa seluruh alam dan makhluk alam yang menghuni nya. Rumah kost yang terdiri dari dua lantai ini terbangun semenjak Aina lulus sekolah menengah atas. Bisa dibilang kost yang kini ditempati Aina adalah miliknya sendiri, karena kedua orang tuanya membangunkan rumah kost an yang sangat besar namun untuk digunakan ia sendiri.
Dalam benak Aina kedua orang tuanya sangat berlebihan. Bagaimana ia akan menempati rumah kost yang sangat besar ini? Bahkan di bangunan yang berwarna biru langit ini terdapat 3 kamar yang cukup luas. Lagi dan lagi kedua orang tuanya memanjakan Aina dengan bergelimangan harta.

Pangeran SarjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang