Mula yang Berlanjut

85 6 2
                                    


"Ka! ini ada telepon" ucap mamah.

"Iya sebentar mah" ucapku berjalan menghampiri mamah yang ada diruang tengah.

Setelah aku angkat telepon itu, ternyata dari Nara, dia bilang dia tidak bisa menjemputku karena ada keperluan, jadi dia akan datang kerumah Yuki agak telat. Aku, Nara, Bila, Shinta dan Dira sudah membuat janji 3 hari yang lalu untuk main kerumah Yuki. Kita sudah lama tidak bermain bersama, karena kita berenam sudah berbeda sekolah, sekarang kita baru saja masuk kelas 1 SMA.

Nara itu sahabatku dari kita smp kelas 1. Dia orang yang paling sabar menghadapi tingkah ku yang tidak mau diam dan juga cengeng ini, dia orang yang paling memahami ku, dia si ceria sepertiku, dan aku sangat menyayanginya. Bila si pintar yang modis, shinta si cerewet yang sering dibully, Dira yang dewasa, dan Yuki si pendiam yang bucin. sebelumnya perkenalkan namaku Alanza, panggil saja Aca si ambisius yang takut dengan kegagalan. Lucu ya ada orang takut dengan kegagalan, bukannya kegagalan menjadi awal untuk kesuksesan, tapi aku malah takut dengan kegagalan, aku fikir jika aku gagal, hidupku akan berantakan dan berakhir, tapi dunia ini memang penuh dengan kejutan, ketakutan terbesarku malah menjadi temanku.

Aku sangat bingung ke rumah Yuki bagaimana. karena tidak ada kendaraan, sedangkan rumah Yuki sangat jauh dari rumahku dan Nara tidak jadi menjemputku. Sejam aku sudah menunggu ayah yang sedang pergi, berharap aku bisa memakai motor untuk ke rumah Yuki, tapi belum datang juga, padahal hari ini hari minggu. Tiba-tiba aku lihat ada pesan masuk di handphone, ada nomor tidak dikenal yang mengajakku berkenalan, aku merespon dengan singkat dan jutek karena aku selalu bingung untuk merespon cowok yang mengajakku kenalan itu harus seperti apa?

Walaupun dari kecil aku lebih banyak berteman dan bermain bersama cowok, tapi untuk menanggapi cowok yang mendekatiku, aku bingung, dan aku tidak terlalu menyukai hal semacam ini.

Setelah beberapa menit kita chatting, dia bertanya kepadaku apakah hari ini aku sibuk, aku menjawab aku sudah ada janji dengan teman tapi aku bingung bagaimana aku ke sana. Lantas dia menawarkan dirinya untuk mengantarkanku ke rumah Yuki. Aku menjadi semakin bingung kerena aku pikir dia orang baru, dan aku akan diantar orang yang baru saja aku kenal beberapa menit lalu, itu rasanya aneh. Tapi dia bilang dia satu SMA denganku dan dia tidak akan macam-macam. Setelah aku pikir-pikir akhirnya aku menerima tawaran dia untuk mengantarku, dan memberikan alamat rumahku padanya.

Setelah beberapa menit aku menunggu, ternyata dia sudah ada didepan rumah.

"Sesuai pesanankan ya kak" melirik kearahku sambil tersenyum.

"Ih apa sih, udah cepet yuk anterin aja, mau anterin kan?" jawabku bertanya kepadanya dengan wajah yang menahan malu.

"Iya ayo naik" dia sedikit tertawa.

Sepanjang perjalanan kita hanya terdiam, rasanya aneh sekali dibonceng orang asing yang baru kenal beberapa jam lalu.

"Kaya bawa patung ya, diem aja ga ada omongan apa-apa" menyindirku sambil melihat kearah sepion yang dia arahkan kepadaku.

"Ih apaan sih, ya terus mau ngobrol apa? orang kamunya aja diam" jawabku malu

Setelah itu kita berbincang sedikit di atas motor. Ternyata kita satu SMP, tapi dia tidak pernah melihatku dan aku pun tidak pernah melihat dia, padahal dia cukup terkenal dikalangan kakak kelas dan teman-teman sepantarnya. Tapi maklum saja jika dia tidak pernah melihatku, karena sewaktu SMP aku hanya senang di dalam kelas.

"Makasih ya udah mau nganterin" ucapku sambil tersenyum setelah sampai di rumah Yuki

"Iya sama-sama, kalau mau dijemput telepon aja ya" jawabnya sambil tersenyum

Bilur MembiruWhere stories live. Discover now