Saraswati bisa dibaca di KBM APP ATAU KARYAKARSA Aqiladyna.
Saat aku melihatnya, aku tahu dia lelaki yang baik, mungkin lelaki yang bisa melindungiku, sekali lagi kupercayakan hidupku padanya. Juragan Devan Dhanurendra, akankah takdir kebaikanku berpihak kali ini padamu?
Saraswati
Wangi kembang tercium semerbak saat Saraswati membuka jendela kamarnya, bola mata coklatnya terlihat bersinar indah menatap pemandangan alam menyejukkan di pagi ini, menyapu pandangan pada taman kembang yang tumbuh subur di belakang rumah.
Salah satu kesukaan Saraswati adalah kembang mawar putih, kembang yang sangat wangi harumnya hingga mampu menenangkan jiwanya. Di sinilah ia tinggal sudah sangat lama, di rumah tuannya yang bersedia menampungnya setelah ibunya meninggal. Sarawati memang seorang abdi pelayan yang kastanya sangat rendah seperti mendiang ibunya.
Inilah nasib seorang abdi pelayan tak bisa melawan atau memilih. Nasib malang yang di gariskan Sang Kuasa padanya.
Saraswati wanita berparas cantik berusia 26 tahun terlahir dari rahim seorang abdi pelayan dari Tuan kaya raya. Ibu meninggal dunia setelah Saraswati menginjak usia 11 tahun. Saraswati menggantikan posisi mendiang ibunya yang di pekerjakan Tuan Karim seorang saudagar kaya raya pemilik pabrik kopi, sangat lama Saraswati mengabdi pada beliau. Sosok Tuan Karim sangat baik memperlakukan Saraswati. Beruntunglah Saraswati selama menjadi abdi pelayan beliau tak pernah mendapatkan pelecehan atau di minta melayani nafsu syahwat beliau. Di lihat Tuan Karim memiliki istri dan beberapa selir serta abdi pelayan yang siap melayani kebutuhan biologis beliau.
Saraswati pernah memergoki Tuan Karim bersetubuh di dapur dengan salah satu abdi pelayan yang baru di pekerjakan beliau. Memang seorang abdi pelayan tidak hanya sebagai pelayan rumah tangga namun juga harus rela tubuhnya di jamah sang Tuan tanpa harus di nikahi. Meski tanpa ikatan status--- semua keperluan para abdi pelayan di penuhi secara baik oleh Tuan-Tuan mereka.
Perlakukan berbeda di dapatkan Saraswati dari Tuan Karim, beliau sangat menjaga kesopanan, sedikitpun tidak pernah berniat menyentuh Saraswati seperti abdi pelayan lainnya yang pernah beliau setubuhi. Entah apa kurangnya Saraswati hingga Tuan Karim seakan menjaga jarak. Mungkinkah ia tidak cantik? Atau tubuhnya tidak lah berisi? Tapi andai itu penyebabnya kenapa Tuan Karim tidak sungkan memuji rupa Saraswati yang di anggap beliau paling ayu di antara abdi pelayan lainnya, bahkan Tuan Karim memuji kemolekan tubuh Saraswati di balik kemben jarik melekat di tubuhnya.
Hari ini Tuan Karim memanggil Saraswati ke bilik kerja, mengetuk pintunya pelan Saraswati di titahkan untuk masuk. Saraswati membuka pintu melirik pada Tuan Karim yang duduk santai menatap padanya.
"Duduklah Saraswati."
Saraswati duduk bersimpuh di lantai, kepalanya tertunduk menunggu Tuan Karim berbicara apa gerangan memanggilnya.
"Aku memanggilmu karena sesuatu hal yang ingin aku sampaikan Saraswati."
"Ngapunten Tuan, sebenarnya apa yang ingin Tuan sampaikan?"
Tuan Karim menghela nafasnya, beliau terdiam sejenak sebelum melanjutkan ucapannya lagi.
"Mulai besok rumah ini bukan tempatmu lagi Saraswati."
Pupil mata Saraswati membesar, menatap wajah sang Tuan, ia tak mengerti kenapa tuannya mengatakan hal demikian. Mungkinkah dia di usir atau dia telah melakukan kesalahan hingga tuannya murka.
"Maksud Tuan?" lirih Saraswati bertanya, rasanya dadanya sesak sekali.
"Aku akan menghadiahkan kamu pada Juragan Devan Dhanurendra sebagai rasa terima kasihku pada beliau yang berkenan berkerja sama untuk membeli hasil panen biji kopi dengan harga murah. Hasil panen di kelola beliau selalu kualitas baik hingga pabrikku pun semakin maju."
KAMU SEDANG MEMBACA
Saraswati
RomanceSaraswati laksana kembang mawar putih di tengah pekatnya gelap, dengan takdir yang menyedihkan sebagai seorang abdi pelayan. Takdir jugalah mempertemukannya dengan seorang Juragan Devan yang menghadirkan benih cinta di hatinya. Namun ia sadar siapa...