Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keira lagi-lagi menghela nafas kesal lantara abi tak kunjung menemui-nya di depan STM. Sudah satu jam ia menunggu abi di depan warkop depan STM—yang sialnya ada komplotan anak STM yang sedang nongkrong— membuat keira mewanti-wanti mengeluarkan jurus melengkingnya.
Keira agak risih oleh suara bar-bar mas-mas STM itu dalam hati ia merapal doa semoga mas-mas STM ga kecantol. Cukup abi saja.
Pede sekali anda
Keira juga cemas akan keadaan cuaca yang tidak mendukungnya. Mendung. Nampaknya hujan akan segera mengguyur daerah ini.
"Sabar ya pra nanti janji deh kalo udah ketemu kak jae aku beli in kamu makan", keira yang kelewat tolol setolol tolonya itu memancing salah seorang mas-mas STM yang sedari tadi memandang keira.
Cih, lucu sekali ngomong sama sepeda motor
"Neng cantik, kenapa disini?sendirian?", ini yang keira takutkan sudah terjadi keira enggan menoleh ke sumber suara.
"Eh tapi body nya mantep banget anjir masuk list daftar ceue paling bahenol se kamus gue"
"Kayanya dia anak SMK sebelah"
"Ck yang bener?"
"Bener ck tuh liat bet nya"
"Udah woy! Biarin gausah diganggu mabar kuy", ucap seorang laki-laki mengalihkan pembicaraan yang sedari tadi memandang keira khawatir.
"Kuylah",
. . . . . .
"Rey gue balik dulu. Disuruh nyokap nemenin ke toko kue nih . Bokap gue ultah",
"Yoi, salam ke om rudi selamat ulang tahun",
"Gue juga mau cabut. Disuruh emak gue nge babu",
"Yeu alesan! Bilang aja abis dichat cewek lu kan?",
"Ih tau aja maz bara ini",
"Jijik bangsat!", satu-persatu anggota mas-mas STM itu meninggalkan warkop 'goyanganmantep'
Keira masih saja setia menunggu abi yang kini berpindah di depan halte. Berseberangan dengan warkop 'goyanganmantep' sesekali ia melirik chat whatshap . Nihil. Tak ada satu balasan apapun dari abi. Bahkan panggilan telepon tak abi angkat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
