06

1K 29 5
                                    

"EH DAV, LETTA PINGSAN"

Bukkk....

Setelah mendengar teriakan membahana Lucas, Dava melemparkan bola basket sembarangan dan langsung berlari tergesa-gesa menuju gadis yang sudah tidak sadarkan diri dengan ditahan oleh para siswi yang kebetulan di belakang Letta.

Dava menggendong gadis itu ala bride style membuat seluruh populasi di lapangan basket melongo.
"Dava, mau ngapain?" Tanya pak Bayu setelah tersadar dari keterkejutannya,"kan banyak anak cewek, lagian kan kamu belum ambil nilai" Lanjut guru olahraga muda itu.

"Eh" Dava yang tinggal beberapa langkah lagi tiba di UKS tersentak lalu berhenti dan merutuki sifat spontannya 'goblok banget sih Dav, kalo udah gini gimana nanti baliknyaa'
Umpat Dava pada pada dirinya sendiri.
Lalu pemuda itu menatap gadis yang kini berada pada gendongannya merasa kasihan karena wajah pucat dan keringat yang sudah membanjiri dahinya.
Pemuda itu mendecak lalu melangkahkan kakinya tanpa mempedulikan teman-temannya yang sudah membuat suara-suara laknat.

Pemuda itu langsung masuk kedalam UKS tanpa kata dan tanpa melepas alas kaki yang menjadi syarat wajib ketika memasuki ruangan itu.
Hari ini seperti biasa UKS dijaga oleh anggota PMR kelas sebelas yang Dava tidak kenal namun yang Dava lihat gadis itu melongo seperti korban hipnotis.

"Loh, kak Letta kenapa kak Dav?" Tanya gadis itu setelah tersadar lalu sedikit berlari menghampiri ranjang dan segera melepaskan sepatu milik Letta.
"Tauk" Jawab Dava jujur karena memang benar pemuda itu tidak tahu apa yang terjadi pada Letta juga pada dirinya yang sekarang berada di ruangan ini.

"Yaudah, sekarang kak Dava jaga kak Letta dulu ya, aku mau buatin teh anget sama jangan lupa dikasih minyak kayu putih biar cepet sadar" Ucap gadis itu cepat lalu tanpa menunggu jawaban dari Dava gadis itu sudah meninggalkan UKS.

Dava menatap wajah gadis yang sedang terbaring tanpa tenaga di depannya, wajahnya tanpak tenang namun nafasnya masih menderu dengan keringat dingin yang terus mengalir membuat anakan rambut gadis itu basah.
Perlahan kakinya melangkah mendekati ranjang dan mengambil minyak kayu putih di atas nakas kecil.
Dibukanya botol berwarna hijau itu kemudian menuangkan isinya yang berbau khas ke telapak tangan, lalu diusapkan pada dahi gadis itu dan sesekali di depan hidung kecilnya.
Namun, saat mengusap pelipis gadis itu, Dava menemukan luka yang pernah ia lihat sebelumnya luka itu nampak basah dan seharusnya tidak separah itu.
Ditengah kegiatannya tanpa diduga mata gadis itu perlahan terbuka membuat Dava yang berada dijarak dekat dengannya kebingungan lalu segera menjauh dan berdehem kecil untuk menghilangkan canggungnya.

"Ck, kayaknya Letta beneran dibutakan oleh cintanya Dava deh, masa mukanya penjaga UKS aja jadi Dava" Letta tiba-tiba mendecak sambil menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha mehilangkan orang di depannya.
Dava mengernyit merasa bingung dengan gadis di depannya.
"Gue beneran Dava" Jelas pemuda itu berusaha santai untuk menghilangkan rasa gugupnya yang entah gugup karena apa.
"Ck, malah sekarang sama suaranya" Ucap Letta belum percaya.
"Cewek aneh, yaudah gue mau pergi" Kata Dava mengancam sambil melangkah meninggalkan gadis itu.
"Eh, beneran Dava, Dava jangan pergi nanti Letta sendiri dong" Ucap gadis itu manja.
Namun, berhasil membuat langkah Dava terhenti dan berbalik arah sambil menyembunyikan senyum bangganya.

"Kok Dava bisa di sini sih, bukannya tadi main basket ya?" Tanya Letta masih tak percaya pada sosok di depannya.
"Kenapa, gue gak boleh disini?" Ucap Dava santai.
"Ya bolehlah, jadi artinya tadi Dava dong yang bawa Letta kesini" Kata gadis itu dengan muka percaya diri sambil menaik-naikkan alisnya menggoda Dava.
"Iya, gue glindingin dari sana" balas Dava membuat Letta mengerucutkan bibir bawahnya.
"Wah, diglindingin Dava, besok pingsan lagi ah" Kata gadis itu dengan muka centilnya.

I'am fineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang