BANGKIT

30 1 0
                                    

"Bangkit adalah pilihan, jika kau tidak mau terus tertinggal."

Semuanya cukup terkejut, ketika mendengar kata-kata yang terlontar dari mulut April. April bersikap tenang, ia ingin menangis tapi masih bisa ia tahan. Namun, anehnya Bedul yang menangis. Itu membuat mereka semua ketawa.

"Dul kenapa nangis?" Tanya April.

"Gua nggak percaya kalo lu nggak lolos."

"Hahaha bisa aja lu, nilai gua kan pas-pasan."

Tidak ada lagi percakapan, teman-teman April yang lain tidak ingin menambah perbincangan yang dapat membuat April menangis.

Terima kasih Dul, udah menghargai perjuangan gua, ucap April dalam hati.

***

Dalam sebuah kasur empuk, April melampiaskan kekecewaannya. Ia menangis sejadi-jadinya, ia ingin teriak sekencang-kencangnya. Ia benar-benar lemah pada saat itu, April tidak ingin menyalahkan siapa-siapa. Lagi-lagi ia memikirkan kedua orang tuanya, ia merasa gagal pada saat itu. Dugaannya beberapa bulan belakangan terjadi hari ini. Hari yang tidak pernah terlintas dalam benak April akan terjadi.

"Nak, April, buka Nak, Mamah mau masuk."

"Sebentar Mah." Suaranya tersedak.

April buru-buru ke kamar mandi dan mengusap mukanya menggunakan air. Tapi itu tetap saja tidak bisa menutupi wajahnya yang sembab sehabis menangis. Ia membukakan pintu Mamahnya yang ia kunci dari dalam.

"Ril, kamu kenapa nangis? Kamu gagal SNM?"

"Iyyyya Mah." Jawab April gagap dan langsung memeluk Mamahnya, "Mah maafin April, April udah mengecewain Mamah sama Papah. April gagal Mah, gagal!"

Mamahnya melepaskan pelukan anaknya, "Hey Nak, liat Mamah. Apa Mamah menunjukkan muka kecewa sama April? Nggak kan, sekarang begini. Kamu sudah berusaha tapi kamu belum diberi kesempatan, coba introspeksi diri kamu, mungkin Allah masih sayang sama kamu Allah ingin kamu sujud dan berdoa lebih lama dengannya. Semua pasti ada jalannya Nak kalau kamu mau. Orang sukses itu pasti pernah gagal, bahkan mungkin ia akan menghabiskan kegagalannya di awal supaya nanti ketika dia sukses tidak ada kegagalan lainnya. Kamu harus terus berjuang, Mamah kan sudah pernah bilang dulu, kalau ini bukan akhir, ini awal untuk kamu berjuang di tes lainnya, kan masih ada SBMPTN sama Mandiri. Mamah percaya kok kamu pasti bisa asal kamu terus berusaha dan berdoa, Mamah sama Papah pasti dukung kamu. Kamu mau ke Unpad kan? Kejar dong, masa gitu aja nyerah."

April memeluk Mamahnya lebih erat, "Makasih banyak ya Mah." Ucap april pelan.

"Sama-sama Nak."

***

April sempat down beberapa saat, sampai akhirnya ia menemukan titik balik ketika ia mengetahui Eka diterima di Universitas Indonesia. Ia tidak mau kalah dengan pencapaian Eka, meskipun ia tahu Unpad salah satu universitas favorit dengan jurusan yang favorit juga. Ia tidak akan menyerah.

Ketika kebanyakan siswa banyak yang menyepelekan UN, tidak dengan April. Ia terus belajar untuk UN dan SBMPTN secara berbarengan. Ia tahu jika nilai UN tidak mempengaruhi kelulusan, tetapi ia tidak mau mencoreng ijazahnya dengan nilai-nilai kurang baik lainnya. Cukup nilai yang ia input ke SNMPTN menjadi cambuk bagi dirinya, ia tidak mau lulus dengan nilai-nilai yang mengecewakan lagi. Terlebih untuk orang tuanya.

Semakin April rajin dan semangat godaan dan cobaan pun semakin sering menghinggapinya. Beberapa temannya yang sudah dahulu kuliah pernah berkata kepadanya.

"Ngapain si masuk Manajemen, mau bisnis? Semua orang juga bisa bisnis kali, buat apa belajar lama-lama 4 tahun." Ucapnya suatu hari dengan ketawa.

Bukan Gagal SNMPTN (CERPEN)Where stories live. Discover now