Jisoo pergi

256 26 0
                                    

"AYAH!" Ucapku dengan spontan. Aku benar - benar terkejut melihat kondisi ayahku dipenuhi luka dan darah. Aku pun terduduk lemas melihatnya sambil menangis. Seokjin yang melihatku pun dengan panik memeluk tubuhku dengan erat.

"Apa yang terjadi dengannya Seokjin?" Tanyaku sambil menangis. Seokjin pun hanya mengelus rambutku.

"A-aku tahu Ayahmu dalam bahaya, maka dari itu pergilah." Ucap Seokjin sambil menatap wajahku.

"Apa maksudmu? Bukan kah kau sedang menahanku?" Tanyaku dengan heran.

"Aku tau kau sangat menyayanginya, maka pergilah." Ucap Seokjin meyakinkanku. Aku pun tersenyum mendengar apa yang baru saja Seokjin ucapkan. Dengan cepat aku memeluknya dan segera pergi dari istana itu sambil mengusap wajahku yang dipenuhi air mata. Taehyung dan Jimin serta teman temannya melihat kearahku dengan sedih.

"Apakah ini benar - benar akhir dari kehidupan kita? Kelopak mawar itu hanya tinggal satu bukan?" Tanya Taehyung pada Jimin.

"Aku tidak tahu kawan." Jawab Jimin sambil menunduk.

Aku tidak tahu apa yang mereka maksud, tapi aku memutuskan untuk tetap pergi ke Ayahku secepatnya.

Aku menaiki J-Hope yang sedang minum dan segera membawanya pergi ke desaku. Aku tidak memikirkan apapun lagi kecuali ayahku saat itu.

Sesampainya, aku melihat ayahku hendak dibawa oleh kawanan Taeyong.

"HEI! APA YANG KAU LAKUKAN?" Ucap ku dengan sangat keras.

"Oh, hai Jisoo, kami hanya ingin membawa ayahmu ke rumah sakit jiwa, dia benar benar membutuhkannya." Ucap Taeyong.

"Tidak mungkin! Dia tidak gila!" Ucapku dan mendekati ayahku.

"Ayah! Bangun ayah!" Ucapku sambil mengguncangkan tubh ayahku.

"Jisoo, sudahlah, ayahmu memang terlalu banyak berhalusinasi, dia bialng kau diculik monster, tapi sekarang kau baik saja." Ucap Taeyong.

"Dia tidak berhalusinasi! Bahkan aku baru dari sana!" Ucap Jisoo membantah Taeyong sambil menunjukan cermin yang ia bawa dari kastil twrsebut. Semua warga desa pun keatakutan dan merasa terancam melihat wajah monster itu.

"Owh tidak! Ini sangat mengerikan! Monster ini pasti sudah mencuci pikiranmu!" Ucap Taeyong pada Jisoo dengan senyum liciknya.

"Tidak! Tidak! Ia baik, manis, penyayang dan perhatian. Tidak sepertimu Taeyong! Kau lah penjahatny!" Ucap Jisoo dengan tegas.

Taeyong yang kesal pun mencoba menghasut pikiran warga desa.

"Owhh lihat! Jisoo kita sudah dihasut pikirannya oleh monster itu! Maka dari itu, Ayo Kita Bunuh Monster Itu!" Ucap Taeyong menggebu gebu.

"Tidak! Jangan! Dia baik, percayalah!" Ucap Jisoo meyakinkan, namun sayanganya tak ada yang percaya. Semua warga pun menahan Jisoo dan mereka semua pergi ke kastil itu dipimpin oleh Taeyong.

Jisoo hanya bisa melihat warga desa itu berjalan bersama sambil berteriak dan saling bergandengan dengan menyebutkan kata itu berulang ulang.

"BUNUH MONSTER ITU!" Teriak warga desa bersamaan. Jisoo hanya bisa melihatnya dengan pasrah sednagkan kedua warga desa disebelahnya menahannya. Namun tak lama kemudian, ia merasa tangannya tidak dipegang dengan kuat sekarang, ternyata warga desa itu hampir tertidur, ia pun menyikut perut slaah satunya dan menendamg kaki warga desa yang satunya lagi. Ia pun membebaskan ayahnya stelahnya dan dengan cepat menaiki kudanya K - Hope.

Ia pun dengan cepat sampai ke kastil tersebut, namun para warga desa sudah berlari ketakutan dan pergi dari kastil tersebut. Namun tiba - tiba ia mendengar teriakan yang tak asing baginya.

"SEOKJIN!" Ucap dia dengan panik, dengan cepat ia menuju kelantai atas dan melihat Seokjin yang sednag sekarat didekat kaca dengan bunga mawar didalamnya, namun bunga itu sudah tinggal 1 kelopak lagi. Dije dela ia melihat Taeyong yang memgang pistolnya sambil tertawa.

"Ingatlah Jisoo! Setelah ini kau harus menikah denganku!" Ucap Taeyong.

"Tidak akan!" Ucap Jisoo. Namun tiba - tiba, tempat Taeyong berpijak pun runtuh dan membuat Taeyong terjatuh. Jisoo yang melihatnya pun tidak mempedulikannya dan beralih ke Seokjin.

"Tidak, tidak jangan pergi." Ucap Jisoo sambil memeluk Seokjin.

"Aku mencintaimu." Lanjut Jisoo. Namun setelahnya keajaiban terjadi. Kelopak mawar yang terjatuh dengan ajaib kembali ke tempatnya. Kastil yang awalnya gelappun menjadi snagat bagus dan terlihat baru dan megah. Dan tiba - tiba keluar cahaya dari tubuh Seokjin dan ia berubah menjadi pangeran yang tampan. Seokjin yang menyadari ia trlah terbebas dari kutukan pun memluk Jisoo dengan erat.

"Terima Kasih!" Ucap Seokjin. Mereka berdua pun memutuskan turun kebawah dan melihat sekitar. Disana terdapat 5 lelaki tampan beserta 1 anak laki - laki. Juga 3 perempuan yang sangat cantik.

"Nonaaa!" Ucap Jungkook mendekati Jisoo dan memeluknya. Jisoo pun memeluk kembali Jungkook dengan sayang. Setelahnya ia melihat yang lainnya sednag tersenyum kearahnya.

"Terima kasih Jisoo!" Ucap mereka semua dan mulai berpelukan.

__________________

Setelah 3 bulan, Seokjin dan Jisoo menggelar pernikahan mereka dengan snagat megah. Tapi kali ini berbeda, buakn Seokjin yang angkuh dan sombong seperti dulu. Namun Seokjin yang lembut, penyayang, serta rendah hati karena seorang Jisoo yang muncul dikehidupannya.












END



Maaf endingnya bukan ending yang bagus 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[END] JINSOO || Beauty And The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang