Prolog

22 1 1
                                    

"Ayo kita bercerai! Saya sudah muak dengan kelakuan kamu yang selalu berselingkuh di belakang maupun di depan saya mas!"

"Baik jika itu maumu. Mas juga sudah lelah menghadapi sikapmu yang terlalu berlebihan seperti itu. Besok mas akan mengurus surat perceraian kita"

-BRAAKK-

Seorang gadis berjongkok sambil menangis di belakang sofa ruang keluarga yang tak jauh dari kamar orang tuanya. Sebut saja Selena, gadis cantik yang memiliki usia 8 tahun itu harus menerima fakta bahwa orang tuanya akan pisah. Ia bosan sejujurnya mendengar pertengkaran anatara ibu dan ayahnya itu yang tak pernah berujung baik. Seperti sekarang ini, ibu dan ayah Selena bertengkar karena ayah Selena berselingkuh di depan ibu Selena secara langsung.

Karena memang sudah tidak tahan dengan sikap suaminya itu, ibu Selena memutuskan untuk bercerai.

"Sayang, nanti kamu ikut ibu aja ya gausa ikut ayahmu yang tukang selingkuh itu" Wenda, sekaligus ibu Selena melirik tajam ke mata suaminya itu. Orang yang dilirik tajam pun hanya bisa memalingkan mukanya tanpa berbicara sepatah kata lagi.

Wenda langsung menarik tangan Selena agar menjauh dari jarak Seno--ayah Selena dan menuju ke arah kamar anaknya.

"Selena sekarang beres beres bajunya ya. semua barang yang selena sayang di kemas juga aja gapapa. Ibu juga mau beres2 barang2 ibu" ucap Wenda sambil menenangkan putri semata wayangnya yang masih menangis.

Tangisan Selena semakin menjadi jadi sehingga Wenda memeluknya agar Selena bisa berhenti menangis. Tak terasa Wenda pun juga ikut menangis di pelukan anaknya. Ia merasa telag menjadi ibu dan istri yang gagal dalam keluarga kecilnya.

"Ayo kita pergi"

Teman HalusinasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang