KESUCIAN YANG TERGADAIKAN
PENULIS OLEH :
LITERASI SOSIOLOGI_TENTANG_ POTRET KERAS_ DARI KEMISKINAN
Part 3.Hatiku hancur, remuk tak bersisa. Bagaikan tersambar petir di siang bolong, aku tak percaya dengan apa yang terjadi kepadaku. Kurutuki diri ini yang hanya bisa pasrah akan nasib, yang tak bisa menyadarkan kembali adikku dari nafsu setannya.
Aku hancur ....
“Aaaaa, ibu... ibu tolong aku ibu.” hanya tangisan ku dalam kesendirian. Sangat sulit bagiku hidup sebatang kara. Ku rutuki diri sendiri yang harus bernasib malang, hidup sebatang kara di tengah keramaian. Hanya tinggal Adi dan keempat adikku yang sekarang menjadi harapanku. Aku harus tetap tersenyum memberi semangat optimisme kepada mereka.Walau harus menangis dalam hati, menanggung ini semua sendirian. Tak apa, asalkan aku masih bisa melihat mereka tersenyum ceria penuh harapan dan menjaga mereka agar tidak tumbuh dengan cara yang salah meskipun mereka lahir di lingkungan yang keras, salah, penuh huru-hara.
Tapi mereka harus bisa tetap menatap masa depan dan menjadi orang yang berguna bagi keluarga, agama, masyarakat serta bisa mengangkat derajat kehidupan keluarga kami. Tugas dan tanggungjawabku juga sangat berat. Menjaga adik bungsuku, Ririn agar dia bisa tumbuh menjadi anak yang sholehah, menjadi harapan keluargaku dan bisa meraih cita-citanya setinggi mungkin. Entah itu menjadi dokter, pengusaha, guru, dosen, pengacara, arsitek, hakim atau apapun itu. Asalkan mereka sukses dunia dan akhirat dan mampu mengangkat derajat kehidupan keluarga kami.
***Pagi itu aku berjalan dengan tatapan kosong menyusuri jalur rel kereta api.
“Awas!”
Tiba-tiba sebuah kereta cepat berjalan datang dari arah kiri dengan kecepatan tinggi. Beruntug aku berjalan di besi-besi rel kereta. Tiba-tiba seorang wanita muda membawaku menuju ke pinggir segera menjauh dari rel kereta api.
Kupandangi wajah wanita berhijab itu dengan mata sayup. Subhanallah! Wajah wanita itu memancarkan aura ketenangan yang sangat sejuk, belum pernah ku merasa hatiku setenang ini ketika bertemu dengan orang lain.
“Kamu kenapa? Kok nangis.”
Aku hanya terdiam tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulutku
“Nama kamu siapa?”
Aku masih terdiam saja tanpa berkata apapun. Membuat wanita berparas cantik itu bingung melihat sikapku. Wanita itu pun mengajakku untuk ke dalam stasiun***
Kami berdua duduk di ruang tunggu stasiun wanita cantik itu mulai bertanya kepadaku
“Nama kamu siapa?” dari caranya berkomunikasi dengan menggusap punggungku dan menggelus halus rambutku tampak perempuan ini seorang dokter atau psikolog. Meskipun tidak menggunakan seragam yang menunjukkan bahwa perempuan ini seorang dokter.
“Nama kamu siapa?” wanita itu bertanya dengan sangat halus. Namun tak kujawab pertanyaannya, malah aku terus asyik menatap wajahnya yang penuh ketenangan. Meskipun perilaku ku yang tidak sopan, tidak menjawab pertanyaannya. Tapi wanita itu tetap sabar mengajakku berbicara.
“Kamu bisu ya?.” Tanya wanita dengan lembut
Kemudian wanita itu menggunakan tangannya, aku tak tau apa yang sedang dilakukannya dengan gerakan aneh.
“Nama kamu siapa?”
Aku tidak menjawab pertanyaan itu karena bigung dengan gerakan aneh wanita itu. Wanita itu kemudian membuka tas hammer-nya dan mengeluarkan secarik kertas.
“Nama kamu siapa? Perkenalkan nama saya Dr. Alicia Wibisono. Kamu tinggal dimana?”
Wanita itu melihat dagangan yang ku bawa :
“Kamu berjualan di stasiun ini ya?”
Sekitar sejam kami duduk bersama wanita itu kemudian melihat jam tangan royale king’s miliknya dan mengambil tas hammer.
“Sepertinya saya harus pergi, saya masih ada urusan lain. Kamu nggak apa-apa kan saya tinggal?”
Wanita itu kemudian bangkit. Sambil tertunduk dan menangis aku berteriak
“Tuhan kenapa hidupku seperti ini! Aku sudah tidak sanggup lagi. Tidak ada yang sayang padaku semua orang membenciku. Lebih baik aku mati saja! Aaaaaa.” Tangisku pun pecah.
Wanita muda itu sontak kaget dan segera memelukku yang masih duduk dibangku itu.
“Ibuu, aku rindu ibu. Aku ingin ketemu ibu.”
“Huuuust... huuuust, sudah ya sayang. Jangan menangis lagi.” Wanita itu menggelus punggung dan rambutku, kulihat dia menyeka sedikit air matanya yang ikut tumpah.
***Wanita muda itu mengajakku pergi dari stasiun ke suatu tempat yang bisa menenangkan hatiku untuk sejenak.
BERSAMBUNG ....
KAMU SEDANG MEMBACA
KESUCIAN YANG TERGADAIKAN
Teen FictionKESUCIAN YANG TERGADAIKAN sebuah literasi sosial tentang potret garis kemiskinan, bergenre remaja. Bercerita tentang tokoh Santi yang harus menanggung beban kehidupan keluarganya. Akibat utang sang ayah. Santi menjadi korban eksploitasi seksual. No...