1. PLS

7 0 0
                                    

"Kring, kring, kring, kring", suara jam beker yang selalu mengawali pagi. Grinsie datang kemudian membuka jendela dan memberikan jalan masuk cahaya mentari yang sangat indah pagi itu ke dalam kamar anaknya yang manja, Frandy.

"ma, silau, masih jam berapa juga", keluh Frandy sambil menutup dirinya dengan selimut.

"kamu ini kebiasaan, ini udah jam 7 sayang, kamu bisa terlambat ke sekolah, sana mandi, hari pertama masuk sekolah itu harus tepat waktu", jawab mama sembari merapikan kamar Frandy.

Ya, seperti yang kalian pikirkan, Frandy masih duduk di kelas 1 SMA. Hari itu adalah hari pertamanya masuk sekolah dan menjalani masa PLS (Pengenalan Lingkungan Sekolah) selama 3 hari ke depan.

Kemudian Frandy beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi dengan mata masih sayup.

"Duh," teriaknya kesakitan. Dia menabrak pintu dan clek, dia menginjak sesuatu yang berlendir dan tergelincir di lantai kamar mandi.
Kemudian Epen, adik kecilnya yang berumur 5 tahun menertawainya dan lari terbirit-birit.
*nama lengkap adiknya adalah Steven namun sering dipanggil Epen. Dia masih duduk di bangku TK.

"Adek, jangan gitu dong sama kakaknya, kan kasihan kakaknya." ucap Grinsie melihat tingkah kedua anaknya yang selalu usil satu sama lain.

Beberapa menit kemudian Frandy keluar dari kamar mandi dan memakai seragam sekolah barunya.
"aku ganteng juga ya," gumamnya sambil melihat ke arah cermin.

"kak, sini ayo sarapan", panggil Grinsie dari ruang makan. Frandy cepat-cepat mengambil dasi dan tasnya dan keluar kamar, mendatangi Grinsie, Taddy (papa Frandy) dan Epen ke ruang makan.

Melihat kakaknya yang percaya diri lewat di depannya, Epen tertawa terbahak-bahak lagi.

"Kenapa dek? Ada yang aneh?", tanya Frandy merasa aneh.

"Ahahhahaha mah liat deh si kakak, pake celana aja gak beres", ejek epen masih dengan tawanya yang unik. Epen adalah anak yang bijak, saking bijaknya dia selalu berbicara seolah dia sudah dewasa. "Dasinya juga, lucu, warnanya beda sama celananya, ahahhahaha" tambahnya.

Pipi Frandy memerah dan wajahnya memucat, dia berbalik badan dan menutup resletingnya. "Dasi? Oiya aku pasti salah ambil." gumamnya dan segera kembali ke kamarnya.

Kemudian mereka pun sarapan bersama. Selesai sarapan, Frandy segera pergi ke sekolah dengan sepeda motor kebanggaannya dan Taddy pergi ke kantor sementara Grinsie bersama Epen tinggal di rumah karena Epen masih libur.

Jarak dari rumah Frandy ke sekolah sekitar 2,5 km melewati pusat kota. Ditengah jalan, "cccct", suara rem melecit dari sepeda motor Frandy. Semua mata melihat, Frandy segera turun dri motor dan membantu gadis yang ia hampir tabrak itu membereskan bukunya yang tak sengaja ia lepaskan karena ketakutan tertabrak oleh Frandy. "Maaf ya", ucap Frandy."Iyaa", ucap gadis itu dengan sikap dinginnya. Mengibaskan rambutnya dan melihat Frandy. Frandy tak berkedip melihat wajah wanita sungguh cantik dan menarik, rambut panjangnya dengan jepitan yang ia gunakan sungguh sangat cocok dengan gayanya yang stylish. Dia menggunakan seragam yang sama seperti yang Frandy gunakan.

Dia pergi dan meninggalkan Frandy yang masih dalam diam termangu melihat kecantikannya.

Frandy berkata dalam hati, "seragamnya sama denganku, jangan-jangan kami satu sekolah". Dia tersadar dan berbicara sendiri, "apaan sih bego, kok gak bicara sedikitpun, nanya nama atau apa gitu,ah bego", sambil melihat ke arah wanita itu.

Frandy melihat jam dan kaget, "hah? Udah jam segini aja, gue harus buru-buru nih". Dia berangkat dengan kecepatan membunuh.

***

"Kalian masih hari pertama sudah terlambat, gimana mau jadi sukses, tentang waktu aja kalian masih teledor......", ucap kakak panitia PLS kepada beberapa murid yang terlambat seperti Frandy.

"Eh Fik, tau gak? tadi gue ketemu cewek cantik", ucap Frandy kepada teman SMP-nya yang bernama Fikrey mengabaikan kakak panitia yang sedang marah.

"Hey kamu yang lagi cerita-cerita, tau sopan santun gak?"

I WANNA BE FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang