"Aku. Akulah Raja Silla !"
Semua yang ada disana tercengang kaget melihat Mew. Terlebih lagi untuk Gulf dan para Hwarang. Mereka sungguh tak percaya ini akan terjadi.
Setelah pengakuan itu, para tahanan diperintahkan oleh Pangeran untuk kembali ke penjara. Sedangkan Mew mengikuti Pangeran menuju ruangannya. Namun sebelum Mew pergi ia sempat menatap Gulf, seolah mengatakan semua akan baik-baik saja.
Skip Time
Saat ini para Hwarang tengah duduk termenung di dalam tahanan. Suasana gelap dan sunyi menerpa mereka. Gelap karena penerangan ruangan itu hanya pelita dan sunyi karena tahanan rakyat dibedakan dengan mereka.
Gulf duduk bersandar lesu, wajahnya mengisyaratkan kekhawatiran yang amat ketara. Sedangkan Joong dan Nai tengah sibuk dengan pertengkaran absurd mereka.
"Kita harus melakukan sesuatu. Dia bisa mati." Ujar Joong gusar sembari mondar-mandir disana.
"Apa kau benar-benar yakin dia Raja Silla? Dan juga, sejak kapan kau peduli orang lain selain aku?" Nai membalas dengan nada tak suka.
"Ya tentu saja. Kalau dia nanti mati Ratu akan marah padaku, lalu Ratu tidak akan mempercayaiku lagi. Lalu setelah itu aku tidak akan melihat senyum manis Ratu lagi. Oh tidak itu buruk." Joong menjawab gusar tanpa merasakan aura yang dikeluarkan Nai.
"Oh jadi Ratu sekarang mainanmu ya?" Nai menyeringai kejam sembari berjalan mendekati Joong.
"Oh eh? Anu sayang, maksudnya bukan begitu. Hehe aku bercanda." Joong yang baru sadar apa yang diucapkannya tadi hanya mundur perlahan menjauhi Nai.
"Baguslah jika kau bercanda. Karena kalau kau serius ucapkan selamat tinggal pada pusakamu sayanghh.. eunghh." Nai berbisik mesra disertai desahan tepat ditelinga Joong. Tangan Nai juga mengelus lembut selangkangan Joong. Joong yang telah terpojok didinding hanya menelan ludah gugup menatap Nai. Ia bersumpah desahan Nai sangat menggoda, namun sekarang bukannya terangsang malah Joong ketakutan setengah mati menghadapi Nai yang begini.
"Hehe maaf sayang. Sebaiknya kau duduk, capek kan berdiri sayang." Joong terkekeh paksa.
Untungnya Nai menuruti Joong tanpa pikir panjang lalu duduk disamping Gulf yang tampak tak mengindahkan kehadirannya dan Joong. Nai pun menepuk pundak Gulf memberi semangat.
"Aku benci mengatakan ini. Tapi percayalah, dia akan baik-baik saja. Pendekar mu itu lebih kuat dari yang kau bayangkan." Ujar Nai datar.
"Aku tahu. Terima kasih Nai." Gulf merespon singkat sembari tersenyum kecil.
"Wow sayang, kau sudah akrab dengan Gulf? Insting uke ya? Hahaha." Mulut ember Joong kembali menyerocos walaupun tadi sempat dibuat bungkam oleh Nai.
"Diamlah atau pusakamu ku musnahkan sekarang." Balas Nai dengan wajah memerah sembari menarik Joong untuk duduk disampingnya.
"Jangan bersuara lagi." Lanjut Nai setelah Joong duduk disampingnya. Sedangkan Joong hanya mengangguk takut dan memeluk Nai tanpa suara.
Gulf yang melihat pasangan disampingnya tersenyum kecil. Setidaknya ia tak sendirian, ada Nai dan Joong yang menemani serta menghiburnya dengan tingkah absurd mereka.
Sangat lama mereka menanti Mew. Gulf sudah gelisah sedari tadi. Bahkan Joong sudah jatuh tertidur dibahu Nai.
Namun tak lama setelah itu suara hentakan kaki terdengar. Gulf segera berdiri setelah melihat Mew yang dikawal oleh prajurit dan jenderal dari Pangeran.
"Besok pagi akan dimulai. Pastikan tubuhmu sehat kala itu." Ujar Jenderal Pangeran kepada Mew setelah memasuki penjara. Lalu ia menguncinya rapat. Dan setelah itu mereka pergi meninggalkan Hwarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
HTB MG vers. (✓)
Short StoryHwarang The Begining MewGulf version ! #MewGulf #JoongNine