2

1.1K 49 1
                                    

''Apa yang Gulf lamunkan? Serius banget''

Entahlah ekspresi wajahnya tidak bisa aku deskripsikan. Terlihat agak kesal, tapi bibirnya tersungging tipis, sangat tipis. Aku bisa melihatnya walau sesaat. Pipinya juga agak menggembung. Sadar atau tidak, tapi benar-benar sangat lucu.

''Ah... Phi''

Err, sekedar informasi kalau aku menyukai nada manja itu. Saat dia mengatakan
ah,
ih,
uh,
eh
bahkan oh nya!
Aku serius.
Kalau kalian ingin menertawakanku silahkan saja. Aku benar-benar serius mengatakannya. AKU SUKA.

Apa?? Kalian bilang aku bucin? Ya.. Itu istilah anak muda jaman sekarang. Terselahlah apapun istilahnya, aku menikmati kebucinanku ini.

''Phi mengagetkan aku''

Kebucinan di pikiranku tertunda mendengar suaranya.

''Memangnya apa yang Gulf pikirkan sampai seserius itu? Kayak gak bisa di jangkau banget pikirannya''

Ku ayunkan kakiku menuju ke arahnya. Lalu menarik kursi dan duduk di hadapannya.

''Matanya sudah hampir loncat keluar tuh saking seriusnya'' aku tertawa tertahan.

Matanya melotot, bibirnya maju seperti ingin mengumpat.

Tapi hey!! Gulf-ku bukan tipe orang yang suka mengumpat. Semarah apapun dia. Kupikir didikan orang tuanya berhasil padanya.

Tidak seperti aku yang sedikit-sedikit mengeluh. Kesal sedikit saja sudah mengumpat.

Jangan bilang kalau didikan orang tuaku tidak berhasil padaku. Jangan salahkan orang tuaku. Anaknya saja yang nakal dan bebal.

Tapi semenjak bertemu dengan Gulf, semuanya berubah. Tidak sekaligus. Perlahan....

Bukan dia yang merubahku. Tapi aku sendiri yang merubah diriku untuknya.

Bukan berusaha untuk menjadi sempurna, bukan...

Aku hanya ingin merasa pantas untuknya. Pantas berada disisinya.
Pantas untuk segalanya.
.
.
.
.
.
.
a.n
Belum fin. Lg mentok aja disitu. Tp gak tau jg deh. Kalo gak nemu ide cerita lg. Ya udah sampe situ aja 😁

Minggu, 12.04.2020

MiuGap (Kumpulan Ficlet)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang