4

591 40 5
                                    

Dadaku terasa sakit, sedikit sulit bernafas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
Dadaku terasa sakit, sedikit sulit bernafas. Kuhempaskan nafas berat berkali-kali berharap nafasku kembali normal, tapi sulit. Malah itu makin menjadi ditambah buliran bening terus mengalir tanpa ampun dari sudut mataku.

''Phi, phi kenapa?''

Gulf yang baru saja tiba menanyaiku.

Aku panik.

''Phi menangis? Kenapa?'' dia terkejut.

"Apa ada yang membuat phi sedih? Katakan padaku, akan ku hajar dia untuk phi"

Candaannya agak garing tapi aku sangat tahu kalau dia tulus.

Dia duduk di depanku, masih menatapku. Tapi aku belum bisa menatapnya. Ada perasaan malu yang amat sangat.

''Phi~'' panggilnya

''Phi tidak apa-apa. Phi baik-baik saja''

Kuberanikan diriku menatap matanya.

''Sekarang begitu banyak orang yang mencintai nong''

''Apa phi tidak suka?''

"Bukan. Justru itu phi merasa sangat bahagia sekarang"

"Lalu kenapa phi menangis?"

Dia merengkuh dan mengusap punggung tanganku perlahan.

"Phi hanya terharu dan bangga menjadi salah satu dari orang-orang yang mencintai nong"

Cairan bening dimataku mengalir tanpa henti. Kulihat matanya ikut berkaca-kaca.

"Kalau begitu berhentilah menangis phi. Phi akan membuatku menangis juga"

Aku tersenyum. Dia ikut tersenyum.

"Apa nong tau kalau dulu phi pernah berbuat jahat padamu?"

''Maksud phi?''

Dia bingung.

Perasaan bersalah itu kembali mengusikku. Membuatku menangis lagi. Sebenarnya sangat berat mengatakan ini padanya, tapi kalau kusimpan lebih lama itu akan membuatku makin menderita.

"Phi mau minta maaf. Maafkan phi yang waktu itu mendorong nong jauh-jauh karena belum mengenalmu sama sekali"

Dia mendengarkan dengan seksama. Tidak ada reaksi sama sekali.
Lalu aku melanjutkan

"Tapi sekarang phi sendiri yang datang padamu, mendekatimu. Jangan dendam pada phi na. Jangan dorong phi darimu. Phi tau phi salah dan phi sangat menyesalinya. Tolong maafkan phi. Izinkan phi tetap di sisi nong"

Akhirnya aku menangis sejadi-jadinya. Ku tumpahkan air mataku di kedua telapak tanganku yang menutupi wajahku sambil menunduk. Aku merasa malu. Sangat malu. Juga merasa takut. Takut dia menolak permintaan maafku.

Tapi yang dia lakukan malah merengkuhku ke dalam dekapannya. Mengusap punggungku perlahan.

Aku tidak menyangka dia akan bereaksi seperti itu. Nong-ku berusaha menenangkan aku. Tangisku makin menjadi. Hanya itu yang bisa aku lakukan saat ini.

"Tenanglah phi"

Sambil terus mengusap punggungku naik turun.

''Nong pikir phi melakukan kejahatan apa padaku. Lupakan saja, jangan di ingat lagi'' lanjutnya.

"Jangan marah pada phi na..." aku masih terisak.

"Nong tidak marah, dan tidak akan pernah bisa marah pada phi. Malah nong bersyukur karena sekarang phi-lah yang paling menyayangi nong. Chai mai?"

Aku mengangguk dalam dekapannya.

''Jadi berhentilah menangis phi. Nong jadi ikut sedih melihat phi seperti ini''

Aku melepaskan diri dari dekapannya. Dia mengusap air mata di pipiku dan ku tatap lekat-lekat kedua manik coklatnya yang bulat sempurna.

''Apa nong memaafkan phi?''

Dia menggeleng

''Tidak??'' aku shock.

"Maksudku, tidak ada yang perlu di maafkan"

Tatapanku memelas, hampir menangis lagi.

"A a a a a baiklah-baiklah. Nong memaafkan phi"

Hufft... Ada perasaan lega.

"Tapi dengan satu syarat"

Di acungkannya jari telunjuknya. Senyumnya terlihat agak aneh

Deg!!

"Satu syarat?" aku membeo ucapannya.

''Iya'' ucapnya.

"Apa?"

Aku bertanya, ada kekhawatiran disana. Khawatir kalau-kalau aku akhirnya tidak bisa memenuhinya.

"Syaratnya adalah, phi harus terus bersamaku selamanya krub. Temani nong menghadapi semuanya"

Aku setuju. Sangat setuju.

Ku acungkan jari kelingkingku ke hadapannya.

''Ayo berjanji''

Dia pun mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingkingku.

"Mari saling berjanji untuk terus selalu bersama, apapun yang terjadi"

"Krub!!"

Dia mengangguk mantap
.
.
.
.
.
.
Selasa, 21 April 2020
.
.

Aku pengen curhat dikit...

Sebenarnya ini adalah kisah nyataku yang di bumbui fiksi imaginasi.

Cerita ini aku bikin krn mmg pernah merasa spt itu dulu sblm mengenal Gulf. Krn aku seorang #mewlions, jd saat itu blm bs menerima Gulf.

Tp KARMA datang begitu cpt padaku 😩
Sekarang entah knp aku makin bucin sm si dedek.
.
Dan melalui cerpen ini jg, aku pengen minta maaf ke Gulf dgn setulus hati..
.
Gulf... Tetaplah jadi anak manis kesayangan para Waanjai 💜

Dan selamat atas 1 million followers on instagram

***

MiuGap (Kumpulan Ficlet)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang