"Claire!"
Aku menoleh, Oh ya benar saja feeling ku. "Terburu-buru sekali, eh" Ucapnya lalu merangkul lenganku.
Aku hanya tersenyum tipis, "Ya, kau tahu. Aku suka sekali dengan lautan, aku tidak mau datang terlambat untuk tour ku hari ini" kemudian berjalan berdampingan dengannya.
Ini sahabatku, namanya Rachel. Umurnya tidak berbeda jauh denganku-17 tahun-hanya beda bulan saja. Ia memiliki rambut berwarna hazel dengan mata abu-abu yang sangat hangat jika menatap orang. Banyak orang beranggapan bahwa aku dengan Rachel mirip. Mungkin karena kami sama-sama memiliki mata berwarna abu-abu?
"Claire. Kau tahu, aku rasa kita tidak hanya sehari pergi nanti. Mungkin bisa dua atau tiga?" Ucap Rachel
Aku mengernyitkan dahi, "Benarkah? Prof Markle hanya menyampaikan kita pulang nanti sore. Bagaimana bisa berubah?"
Ia terkekeh geli, "Tentu saja Prof Markle tidak bilang yang sebenarnya, Claire. Menarik bukan? Suprise!"
Aku terdiam lalu menggidikan bahu tak peduli. Mau seberapa lama pun, aku yakin John tidak keberatan. Ia tahu, ini adalah tour sekolah yang kutunggu tunggu dari kemarin
Omong-omong soal John, ia masih tidak mengizinkan ku untuk pergi ke tempat itu. Alasannya dia tidak mau kehilanganku. Hell nah. Tentu saja tidak masuk akal, bodoh.
Tak terasa, aku sudah sampai di sekolah, Connery School. Yeah, nama yang aneh. Persis sekolah ini. Semua jurusan disini, -menurutku- aneh. Bayangkan saja, kami-para siswa-memilih jurusan berdasarkan warna tubuh kami.
Ya, kalau kalian berfikiran warna tubuh yang dimaksud adalah warna kulit, kalian salah besar. Warna tubuh yang dimaksud adalah warna jiwa kalian dan sekelas hanya menampung sekitar 15-20 murid.
Aku sekelas dengan Rachel, kami memiliki warna jiwa satu golongan, aku Blue Shappire dan Rachel Ocean Blue. Entah, aku suka warna jiwa miliknya. Walau aku belum pernah melihat seperti apa warna jiwa itu.
Cara kami mengetahui warna jiwa kami, tentu saja dibantu oleh salah satu guru disini. Madam Ealenor, aku memanggilnya Madam Eale. Ia memberikan test dan kami menjawabnya lalu diumumkan hasilnya.
Kalau kalian berfikir ini sekolah sihir atau semacamnya. Ck, ayolah! Ini zaman modern, Bung! Tidak ada seperti itu disini. Namun, memang ada pelajaran tambahan, Madam Eale menyampaikan jika aku sudah kelas 2 nanti, baru mempelajarinya, Its okay.
"Perhatian, untuk seluruh siswa Connery School yang akan mengikuti tour hari ini harap kumpul dilapangan" terdengar pengumuman di seantero sekolah melalui speaker.
Aku dan Rachel bergegas menuju lapangan dan wow, sungguh. ini ramai sekali, aku tidak menyangka murid disini sangat banyak sekali. Bahkan, ada yang belum sempat ku lihat. Atau memang belum pernah?
"Claire! Aku sangat senang sekali" seru Rachel seraya memeluk ku
Aku tertawa, "Me too, Chel. Bagaimana ya disana?"
Ia menopang dagunya dengan tangan, lalu mengetuknya dengan jari telunjuk, "Entah, aku sangat mengidamkan tour ini, Claire! Kau tahu aku ingin bertemu pangeran dasar laut yang tampan itu!"
"Kau ini," kataku seraya menjitak dahinya "Mana ada seperti itu? Rachel, Ayolah ini bukan dunia dongeng, tidak ada seperti itu"
"Lihat saja nanti" jawabnya dengan mengangkat kedua alis sambil tersenyum. Dasar
Kini kami sudah berada di bis tour. Ya, aku duduk bersama dengan Rachel. Yang lain sibuk bernyanyi dengan speaker di mobil. Tapi, tidak denganku. Aku merasa sangat ngantuk, tidur dengan earphone make me feel better.
"Hey, Nona" aku langsung menoleh ke sumber suara. Untungnya musik belum ku putar. Aku menoleh ke tempat duduk di sebrang ku dan Rachel.
Ia menawarkan ku makanan ringan, "Ambilah," katanya.
"Terimakasih, Bryan. Aku tak lapar," tolak ku kemudian kembali menutup mata.
"Claire, aku ke belakang ya" ucap Rachel seraya menyentuh bahuku. Aku memberikan anggukan kepala.
Baru saja ingin terlelap, ada tangan memegang tanganku, sontak aku langsung terbangun dan melepas earphone ku. Sial, ini Bryan. Mau apalagi dia?
"Bryan, come on. Aku ngantuk," ucapku
Ia terkekeh, "Aku tahu, Claire. Aku hanya ingin bercerita" Aku mengernyitkan dahi, lalu memandangnya dengan tatapan datar.
"Jangan menatapku seperti itu," katanya lalu mencubit hidungku yang dibalas pukulan di bahunya
"Hey, easy nona" katanya lalu menyenderkan badannya di kursi milik Rachel. "Mengapa kita tidak sekelas, ya?"
Aku mengangkat bahu, "Kau aneh, aku juga tidak mau"
Ia terkekeh, lalu mengambil permen karet dari sakunya, dan menguyahnya. "Mau?" aku menolak, maaf. Aku tidak mood sekali untuk makan, aku hanya ingin tidur.
"Sejak awal masuk, aku sudah mengenali warna jiwamu" . Aku kembali menatapnya
"Claire, kau tahu. Madam Eale dengan senang hati memberitahu bagaimana caranya. Hanya saja, kau kurang pintar untuk mendekati orang seperti dia"
"Aku? Bryan, aku dekat dengannya"
"Aku tahu, tetapi tidak mudah bertanya kepadanya dan ia memberitahu jawaban bagaimana mengenali warna jiwa"
Aku menatap ke arah luar, sudah hujan, macet pula. Benar-benar enak untuk tidur. "Berapa lama kita sampai?" tanyaku
Ia melihat jam tangannya, "Mungkin 2 atau 3 jam lagi" lalu tersenyum padaku. Bryan anak kelas sebelah, ia memiliki warna jiwa Peachy. Menurutku, lucu. Aku membayangkan kalau Bryan ternyata tidak sepenuhnya laki-laki. Cukup kuakui, ia tampan. Yea, banyak yang suka padanya, tidak diriku. Aku rasa aku lebih nyaman menjadi seorang teman.
Suasana diluar sangat enak, ditambah dingin didalam bis. Aku langsung memasang kembali earphone ku, lalu menyetel musik, kemudian terlelap.
-----------------------------------------------------------
Mungkin sekitar beberapa part lagi, akan masuk konflik. Ada yg bisa nebak? and i hope you like it!<3Sincerely,
Oceanxy🌊
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical Ocean
Fantasy"Tidak, Claire! Disana berbahaya!" Aku menatapnya tajam, berani nya sekali dia berkata seperti itu! Atau dia lupa bahwa aku merupakan salah satu dari mereka? Aku terbangun dari kursi lalu menatapnya, "John, aku tahu kau trauma pasca kejadian itu. A...