Aku merasakan bahuku digoncangkan, dengan mata masih mengantuk, ku melihat ke sisi kiriku. Oh, itu Rachel. "Claire, sudah sampai. Ayo!" Katanya lalu mengambil tasnya
Aku mengulat sesaat, lalu mengambil tas ku dan bergegas turun. Wow, aku tak menyangka sudah sampai, rasanya baru tadi aku memejamkan mata.
Kau tahu? Tempat ini tidak seperti tempat wisata, lebih tepatnya seperti sebuah pedesaan yang dikelilingi pepohonan nan sejuk dan lautan yang luas. Sungguh, aku sangat suka sekali pemandangan ini dibandingkan kota.
Kami-aku dan anak lainnya- turun di lapangan luas yang terletak ditengah, dan hanya ada bis tour dari sekolah. Tempatnya sangat sepi, tetapi aman dan damai. Disisi kanan, ada seperti perumahan ala pedesaan, begitupun disisi kirinya. Di belakang rumah sisi kanan, ada pegunungan yang lumayan cukup jelas. Sungguh, ini indah sekali.
"Rachel," panggilku berbisik "Kita tour ditempat ini?" Maksudku, aku heran. Ekspetasiku adalah tempat wisata, tidak seperti ini.
Ia tersenyum, "Sepertinya, seru bukan?" Aku mengangguk semangat.
"Baik, semuanya harap baris dengan rapih" Ucap salah satu, yang aku tak kenal?
"Perkenalkan, namaku Ken. Aku adalah pendamping kali selama berada disini," Ucapnya memperkenalkan diri. Dan, oh biar ku tebak, kurasa umurnya tidak jauh dengan ku. Terlihat, ia masih sangat muda, mungkin sekitar 18 atau 19 tahun.
Ia menarik nafas dalam, "Selama disini, kalian akan menginap di perumahan disana. Untuk wanita, disisi kanan" katanya menunjuk ke arah kirinya-yaitu sisi kanan yang tadi ku ceritakan- "Dan yang pria, disisi ini" lanjutnya menunjuk sisi kanannya.
"Ya?" katanya seraya tersenyum
"Bukannya hanya untuk istirahat hari ini saja? Mengapa kau menyebut 'menginap'?" tanya seseorang dari arah kananku. Aku tidak mengenalnya, Sumpah, kurasa yang tour disini bukan hanya murid dari sekolahku. Aneh.
Ken tersenyum, lalu menepuk tangannya, "Baik, mungkin Prof Markle belum sempat menyampaikan ke kalian. Begini, sebenarnya ini bukan tour. Melainkan sebuah training. Kalian tahu, setelah kalian naik ke kelas 2. Akan mempelajari pelajaran tertentu. Disinilah kalian akan mempelajarinya,"
Kulihat, Bryan mengangkat tangan. Oh, ku lupa memberitahu, ia baris disampingku. "Bagaimana dengan orang tua dirumah kami? mereka 'kan tidak tahu"
"Tahu," jawab Ken tersenyum. Seperti ini ya tour guide? Harus seramah ini. "Prof Markle telah memberitahu orang tua kalian jauh hari. Dan itu dirahasiakan olehnya maupun orang tua kalian. Look, Suprise!"
Langsung saja seluruhnya berisik seperti senang menyambut hal ini. Siapa yang tidak senang? Bebas selama sekolah. Maksudku, walaupun ini training tetap saja, disini amat sangat sejuk sekali. Andai kalian bisa merasakannya.
Selesai sambutan oleh Ken, kami semua ke tempat kami masing-masing. Um, ini disebut asrama juga. Begitu pintu di buka, ini seperti rumah pada umumya, hanya saja lebih luas. Dilengkapi oleh TV,AC, dan segala macamnya.
Di lantai dasar, ini seperti seperti ruang kumpul. Kamar kami semua berada di lantai dua. "Mari kuantar," ucapnya.
Oh ya, ini adalah Meera. Ia memperkenalkan diri dan katanya ia sahabat Ken. Mereka seperti adik-kakak. "Terimakasih," ucapku tersenyum.
Di lantai dua, ada beberapa ruangan yang menurutku pun ruangan ini adalah kamar-kamar. Oh ya, aku lupa memberitahu, bahwa tempat disini amat sangat luas sekali. Mungkin bisa untuk bermain sepak bola? Ya, kuanggap itu berlebihan, tetapi sungguh. Amat sangat luas sekali. Itu untuk ukuran 1 lantai dan ini ada 3 lantai. Kebayang bukan?
Kami menetap di kamar 9A. Ya, tidak terlalu pojok sekali. Sungguh, ini seperti hotel-hotel elit. Aku sekamar dengan Rachel, Ely, Alexa, Ruth, dan Garcia. Tempat tidur disini, tempat tidur tingkat. Aku di atas sedangkan Rachel dibawah.
"Aku rasa ini akan menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan!," ucap Alexa seraya menghempaskan tubuhnya ke kasur.
"Me too, apa saja ya kira-kira yang akan dilakukan" jawab Rachel
Aku duduk dikasur yang bersebrangan dengan Alexa, "Um, mungkin cara membaca warna jiwa?"
"Kataku tidak," kata Ruth seraya memakan snack nya. "Kau mau?" tawarnya kepadaku. Jadi ingat Bryan. Tapi kali ini aku tidak menolak, aku mengambil beberapa potong chips.
"Guys," panggil Alexa. Sontak kami semua langsung melihat ke arahnya. "Kemari,"
Kami semua langsung mendekat ke arahnya, ia menunjuk ke arah pojok kamar, diatas lemari. "Garcia, tolong ambilkan buku itu" perintahnya. Karena memang Garcia yang paling dekat.
Buku itu bersampul coklat tua, berdebu, dan ada penutupnya seperti tali. "Buku apa ini?" tanya Ely. Aku mengambilnya, lalu menyentuh punggung buku itu dan membukanya.
"Selamat datang, anak tercinta Poseidon dan Amfitrite" kataku, lalu menatap mereka satu-satu dengan wajah terheran.
-----------------------------------------
Eyyo! Hmm, udah mau ke konflik!:3 tp ga buru buru banget kok heheh :33 masih ada beberapa part lagi. dan Hi! banyak character baru disini! Btw , ada yg bisa nebak? 🖤Dont forget to leave a vomments! :)
Sincerely,
Oceanxy🌊
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical Ocean
Fantasy"Tidak, Claire! Disana berbahaya!" Aku menatapnya tajam, berani nya sekali dia berkata seperti itu! Atau dia lupa bahwa aku merupakan salah satu dari mereka? Aku terbangun dari kursi lalu menatapnya, "John, aku tahu kau trauma pasca kejadian itu. A...