Jangan lupa tinggalkan vote dan comment
Happy Reading
Semakin aku melupakanmu, semakin besar rasa cintaku padamu.
_Achazia Ayra
"Hay guys... how are you today?" Keyla masuk kelas dan mengagetkan penghuni kelas yang sibuk dengan urusannya masing-masing.
" Berisik, Njir." bentak Kiara yang berjalan di samping Keyla.
"Ra, gua punya kabar baru." Keyla menaruh tasnya dan berjalan menuju meja Ayra dan Feli. "Si Dara. kenal kan?" tanyanya yang dijawab anggukan oleh ketiga temannya. "Dia diputusin sama Byan. Anjay." sambungnya dengan antusias.
"Lah, lo tau dari mana la?" tanya feli tak kalah antusias. pasalnya Feli, Keyla dan Kaira sangat mengagumi Abyan. "Jadi ceritanya gini. Kemaren gua diajak bunda ke cafe yang deket sekolah. Nah di sana gue liat byan dan adit. Gua penasaran kan tuh. terus gue ikutin deh." ceritanya yang hanya diangguki oleh ketiga temannya.
"Yes ada peluang nih." sorak kaira dengan senyum bahagianya.
Ayra yang sedari tadi hanya diam dan mendengarkan cerita teman-temannya kini angkat bicara. "Emang istimewanya dia apasi?" dengan membolak-balikkan buku yang dia pegang sejak tadi, dia bertanya dengan polosnya. Dan tentu saja dibalas amukan dari teman-temannya.
"Rara. please dech ra." Feli yang geram dengan sifat ayra mencubit pipinya yang memang menggemaskan itu. "sakit fel" ayra membalas cubitan feli. "selamat Pagi anak-anak." suara pak agung mengagetkan seisi kelas XI IPA 3. "pagi pak" jawab mereka dengan kompak. pelajaran pak agung telah berjalan selama setengah jam. tiba-tiba dari luar ada suara yang mengganggu jam pak agung. ya tentu saja itu Byan the geng.
Gubrak
pintu kelas XI IPA 3 terbuka lebar dan menampilkan beberapa orang yang terjatuh. "Kembali ke kelas atau saya laporkan ke ayah kamu."bentak pak agung sembari memegang Handphone-nya seakan bersiap untuk melaporkan Byan the geng ke ayah byan. "maafkan kami pak agung" teman-teman byan meminta maaf kepada pak agung kecuali Byan. "baik saya maafkan. sekali lagi saya melihat kalian saya tidak segan-segan melaporkan kalian ke orang tua kalian." tegas pak agung.
perempuan yang ada di kelas ayra membicarakan Byan dan teman-temannya. namun tidak dengan Ayra. ayra hanya sibuk dengan rumus-rumus yang dia tulis. Byan yang memang dari tadi memerhatikan ayra. dengan sengaja melempar sampah yang ia bawa dari kantin tanpa sepengetahuan pak agung.
aksa mereka bertemu walau hanya beberapa detik. ayra memutuskan untuk melanjutkan kembali aktivitasnya. "Ra. kok lo cuekin sih ra." protes feli. "senyum kek, atau sapa, atau gimana gitu." sambungnya dan hanya di balas senyuman oleh ayra. Byan dan teman-temannya telah kembali beberapa menit yang lalu, namun kelas ayra masih saja menceritakan mereka.
Kringggg
"Loh kok belnya, bel pulang sih?" Bisik keira
Di telinga Kayla yang membuat geli. "Kei ih geli tau gak." Balasnya jutek. "Eh itu kenapa ko bel pulang?" Tanyanya lagi dengan nada tak kalah cueknya. Keira tidak mendapat jawaban dari kayla. Akhirnya dia memutuskan untuk diam."Anak-anak, karena hari ini guru akan rapat . Jadi kalian dipulangkan lebih awal. Silahkan berkemas dan langsung pulang. Saya akhiri, semoga pelajaran hari ini bermanfaat." Jelas pak agung yang membuat seisi kelas merasa bahagia. "Wassalamu'alaikum." Tambahnya. "Waalaikumussalam."
"Nongkrong yuk" ajak Kayla "kemana udah deh kay langsung pulang aja." Jawab Ayra sembari membereskan bukunya. "Lah ni bocah. Tumben amat biasanya juga semangat banget kalau nongkrong" Feli menambahi dengan nada yang sedikit tinggi. "Wah kepirikan mantan ni pasti" sambung Keira. "Kepikiran goblok!!" Feli dan Kayla menjawab dengan penekanan di setiap hurufnya. Sedangkan Ayra hanya tersenyum tipis.
"Enggak ya cantik-cantikku. Aku mau pulang dulu. Ta ta." Ucapnya dengan meniru gaya Upin Ipin dengan melambaikan tangan.
🌼🌼🌼
Bella, mama Ayra sedang asyik membaca buku yang ia cari sejak kemaren. Knop kuncipun mulai terputar seakan ada orang yang akan masuk. Dan sesuai dugaan, anak semata wayangnya itu datang dengan memeluknya dari belakang. "Selamat siang mama cantinya Acha." Mamanya lebih sering memanggilnya Acha dari pada rara. Ya kalau lagi mood aja si manggil achanya. "Ini masih pagi Cha, Masi jam 9:30 juga." Jawab mamanya dengan tatapan tidak senang.
Ayra meraih tangan mamanya dan memberikan sesuatu yang sangat menggelikan bagi mamanya. Ya itu permen kesukaan ayra, Yupi. Melihat mamanya melempar permen itu dan menjerit ketakutan, kesempatan itu dimanfaatkan ayra untuk tertawa terbahak-bahak.
"Ups lupa. Assalamualaikum mama." Ayra mengucapkan salam dan berlari menuju kamar nya. "Waalaikumsalam" jawab mama sembari menggelengkan kepala melihat kelakuan anaknya.
Di kamar yang bernuansa pink ayra meregangkan otot-ototnya. Ia meraih sebuah foto yang ada di samping kasur berukuran big size. Foto dua orang yang saling tersenyum, seakan tak ada beban untuk mereka berdua.
Tetes demi tetes mengalir ke pipinya. Ia mengingat betul bagaimana Reza meninggalkannya begitu saja waktu itu. Mungkin dia adalah wanita terlemah, Karena menangisi laki-laki yang meninggalkannya untuk wanita lain. Tanpa ia sadari matanya mulai lelah dan tertidur pulas.
"Cha bangun Cha." Teriak mamanya yang tentunya saja membuat siapa saja yang tertidur akan terbangun. "Iya ma" jawab ayra tak kalah nyaring. Ayra bergegas cuci muka dan turun ke bawah.
"Masak apa ma?" Berjalan di belakang mamanya dan meraih sosis yang ada di samping mamanya. "Enaknya masak apa Cha?" Sembari memotong sosis yang ada di meja. "Ayam bakar enak, emm ikan bakar juga enak. Gak tau deh semuanya enak." Jawabnya yang membuat mama sedikit kesal.
"Permisi paket" suara dari luar mengagetkan mereka. "Stop!" Pinta Ayra. "Itu suara papa" sambungnya. Mereka berdua berencana mengagetkan papanya yang baru saja pulang dari kantornya. "Satu, dua , dorrr" teriak ayra dan mama yang jelas saja mengagetkan papanya.
"Hahaha" mereka tertawa lepas, sembari papa melepas sepatunya. "Ma." Panggil papa membuat mama menoleh ke arah yang di tunjuk oleh papa. "Iya sini mama bantu." Sudah menjadi kebiasaan di mana saja kalau istri membantu suami melepas atau memakai dasi.
"Mulai deh. Mbak inah sini sama Acha" panggil ayra. "Ada yang bisa mbak bantu, non Ra" tanya Mbak Inah dengan sopan. "Enggak mbak. Itu Lo biasa pemandangan gak asyik" jawabnya sambil melihat orang tuanya dengan mata ekornya.
"Ma Acha keluar dulu ya. Jalan-jalan ke taman kali aja ketemu cogan." Izinnya "mau ngapain si Cha. Papa baru pulang juga?" Tanya papa yang membuat ayra sedikit bete. "Ya udah sana." Orang tuanya menjawab bersamaan. "Jam 5 udah di rumah Cha." Sambung mamanya sembari memotong bawang. "Siap bos" jawabnya mengangkat tangan kanannya dan ia letakkan di kepalanya.
Banyak banyak ninggalin vote dan coment ya.