Part ini ada adegan 18+, jadi.. hati-hati! Enjoy~
***
Orang yang memanggil Kina dengan nama depannya adalah masa lalunya. Laki-laki yang pernah menjadi satu-satunya pacar Kina ketika SMA, mungkin. Kina memang dekat dengan beberapa lelaki, namun tidak ada yang berujung pacaran karena pengalaman pacaran bersama laki-laki yang di hadapannya sekarang.
"Hi, Aga." sapa Kina sambil tersenyum. "Kalau kalian kok bisa saling kenal?"
"Aku sekarang jadi Juru Bahasa Isyarat yang memfasilitasi mereka yang tuli. Ya, jadi aku mengenal beberapa teman tuli, terutama yang tinggal di Jakarta." jelas Aga.
Kina memerhatikan Aga diam-diam. Ada sedikit perubahan antara dia yang sekarang dengan dia yang pernah jadi pacar Kina. Dia lebih berisi, wajahnya lebih bersih dan.. lebih berwibawa?
Kina, Kevin, dan Aga jalan beriringan menuju tempat Bara berkumpul dengan Tommy dan Shinta. Bara yang sudah melihat Kina terlebih dahulu melambaikan tangannya. "Na, di sini!"
"Kok bisa bareng Kevin?" tanya Bara ketika Kina sudah di sampingnya. Sedangkan Kevin dan Aga menyapa Tommy dan Shinta kemudian lanjut ke Bara.
"Tadi ketemu habis dari toilet." Jelas Kina.
"Hi, Bara, ini Aga. Juru Bahasa Isyarat yang memfasilitasi teman-teman tuli yang hadir premiere hari ini." Kevin mengenalkan Aga ke Bara. Ia juga mengenalkan Bara ke Aga, tentu dengan bahasa Isyarat. "Ga. Ini Bara, team leader project film pendek tentang teman tuli."
Aga dan Bara saling berjabat tangan. Perasaan Kina agak was-was ketika melihat keduanya berbicara. Bara belum tau bahwa Aga yang menjadi lawan bicaranya adalah mantan pacar Kina.
"Film mau dimulai nih, yuk Bara, Shinta, Kevin, Kina, Aga kita masuk ke studio 1." ucap Tommy.
Tommy dan Kevin memimpin masuk ke studio, lalu diikuti Bara yang bersebelahan dengan Shinta, sedangkan Kina dan Aga membuntut di belakang. Jarak Aga sedikit berdekatan dengan Kina, namun Kina tidak merasa risih. Ia sedikit menundukkan kepalanya hingga menyetarai telinga Kina, "itu pacarmu sekarang?"
"Iya," jawab Kina singkat. "Mana pacarmu yang sekarang?"
Aga diam sejenak. "Kita.. Nggak lagi berkompetisi cepat-cepatan move on kan?"
"Kalaupun iya, Aku udah kalah sejak 6 tahun yang lalu karena kamu move on ke sahabatku. Ya kan?"
Aga menyengir. "Salahmu, kenapa dulu memilih putus."
Kina hanya diam mendapati jawaban Aga. Memang itu benar, namun tidak seutuhnya itu pilihan Kina. Itu karena sebelum perasaanku ke kamu terlalu jauh, Ga, Kina membatin.
Sebelum menaiki tangga menuju kursi F12, Aga menahan tangan Kina. Kina menoleh, Aga sudah menyerahkan handphone Samsungnya yang menunjukkan keypad screen. Alis Kina tertaut, "Kenapa?"
"Minta nomormu"
"Untuk apa?"
"Untuk koleksi nomor mantan, barangkali Tuhan mau kita balik"
Seketika Kina merasakan hawa yang panas hingga membuat pipinya merona. Saat ingin meraih samsung Aga untuk mengetikkan nomornya, Bara datang, membuat Kina mengurungkan niatnya.
"Kamu lagi ngapain, sayang?" tanya Bara dengan senyuman manis. Tangannya sudah merangkul bahu Kina.
"Ngobrol sebentar sama Aga. Maklum, teman SMA, sudah lama tidak bertemu." Ucap Kina mencari aman.
"Oh gitu. Sudah selesai kan ngobrolnya? Yuk, naik." ucap Bara. "Duluan ya, Aga."
"Bye, Ga" Pamit Kina sebelum meninggalkan Aga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take It or Leave It
General Fiction"Nanti 6 tahun lagi kalau kita masih sendiri, mungkin kita bisa balik lagi. Sekarang kita pisah dulu, fokus dengan pencapaian masing-masing." Kata Kina, setelah ayahnya mengetahui hubungan dia dengan pacarnya, Aga. 6 tahun kemudian, mereka dipertemu...