III

1.3K 127 11
                                    

Lima sosok berjubah terlihat berjalan beriringan memasuki gua dengan seorang gadis yang tidak sadarkan diri, ya gadis itu sakura, kunoichi yang baru saja mereka bawa secara diam-diam dari konoha.

Disebuah meja panjang yang biasa mereka gunakan untuk berkumpul, sudah terlihat tiga sosok yang sedang menunggu kedatangan mereka.

"Woaaaaa mereka sudah sampai,

....heeee tapi kenapa dia seperti itu, ne kalian membawanya sebelum dia sempat memakai bajunya?, ck ck ck kasian kunoichi-chan, tobi anak baik, tobi akan mengambil baju untuk pink-chaaaaan". Sosok salah satu yang diwajahnya terpasang topeng bersuara sambil berlalu kearah pintu disebelah kanan ruangan tersebut, ia sngt riang layaknya anak kecil.

Sedangkan dua sosok lagi hanya menatap kepergian rekan cadel mereka, dengan tatapan datar, dan malas.

"Kalian berhasil membawanya,,
.... Itachi letakkan dia diruangan yang sudah disiapkan tobi"

"Hn" Itachi berlalu, sedang rekan yang lain sudah duduk dimasing" kursi yang tersedia diruangan itu.

"Kita akan melakukan ritual itu nanti siang setelah ia bangun, dan siapkan semuanya" pein selaku pemimpin mereka lantas langsung beranjak dan menghilang setelah titah tersampaikan.

"Huuuuuh dasar pemimpin orange, tidak ada ucapan selamat datang atau apa untuk kita, dia terlalu datar ne, kenapa kalian bisa bertahan dengan orang itu, terutama kau dan tobi, berada dalam satu ruangan dengannya, dan hanya bertiga, oh ya ampun, untung saja aku ditugaskan untuk membawa si pink itu, jadi aku tidak mati kaku didepannya" ujar deidara dengan ber api-api tidak lupa wajah kesal nya itu.

"Jaga ucapan mu deidara, dia bisa saja mendengarmu dan langsung mengantar mu ke neraka" minato menanggapi sambil terkekeh. Betapa bercahayanya wajah tampan nan sexy itu ketika wajah datarnya ia hilangkan, yang lainnya hanya melirik sekilas tanpa repot untuk menanggapi si cerewet deidara.

"Apa ada yang disampaikan pein, saat kita tak disini ne...






..... kimimaro, kulihat ada yang kalian diskusikan sebelum kami sampai" ujar sasori menatap datar sosok yang duduk dihadapannya.

"Tak ada yang penting"

"Yang benar saja, aku yakin kalian disini tidak hanya sebentar dan tidak ada yang kalian lakukan?, hanya duduk, DUDUK? Oh ya ampun untung saja aku diikutsertakan dalam misi ini, kalau tidak aku memang akan mati hanya dengan aura pein yang pekat itu" ujar deidara yang memang terlihat sangat anti jika berada didekat pemimpin mereka.

"Sudahlah deidara, lebih baik kita persiapkan ritual itu, jika tak ingin Pein benar-benar membunuhmu." Ujar minato sambil berlalu dari ruangan itu.

Skip

Sakura mengerjapkan matanya, setelah emerald nya benar-benar terbuka, ada kernyitan didahinya, tanda ia bingung, lalu ia edarkan pandangan nya keseluruh ruangan.

'Dimana ini !!!', berusaha mengingat kembali apa yang terjadi, seketika ia membelalakkan matanya, lantas langsung menyingkap selimut yang ia pakai.

'Huuuuh, oh kami-sama untunglah tidak terjadi apa-apa pada tubuhku' sakura menghela nafas lega, namun seketika ia sadar.

"Kyaaaaaaaaaaaa"

Suara teriakan Sakura terdengar nyaring hingga sampai pada telinga semua anggota akatsuki yang telah berkumpul diruangan tengah.

"Sepertinya si pinky sudah sadar kekeke" Deidara terkekeh membayangkan ekspresi sakura, saat ia terbangun ditempat asing, yaitu markas mereka.

"Tobi !!" Ujar pein

Sakura Is Our PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang